Kisah Imam Al-Ghazali Mendapat Pencerahan Spritual dari Tukang Sol Sepatu

Selasa, 29 Maret 2022 - 15:33 WIB
Ustaz Miftah el-Banjary, Dai yang juga pakar ilmu linguistik Arab dan Tafsir Al-Quran asal Banjar Kalimantan Selatan. Foto/Ist
Tg DR Miftah el-Banjary MA

Pakar Ilmu Linguistik Arab,

Pimpinan Majelis Dalail Khairat Indonesia-Malaysia

Dalam kisah para wali besar banyak dikisahkan perjalanan spritual mereka menggapai maqam (derajat) kewalian. Salah satunya setelah perjumpaan mereka dengan guru rohani yang menunjukkan mereka jalan menuju Makrifatullah hakiki.

Dari berbagai kisah itu, ternyata kita dapati banyak kisah unik dimana para wali besar itu, justru mereka memperoleh pencerahan terbukanya "Futuhat Ilahiyyah". Bukan bersumber utama dari hasil pemikiran keilmuan dari kitab-kitab mereka yang berjilid-jilid itu. Dan tidak pula dari pengajaran guru Masyaikh besar selevel atau lebih tinggi dari mereka dari segi keilmuan, melainkan dari pengajaran bimbingan spritual orang-orang "Ummi" yang memiliki kebersihan hati dan jiwa yang telah menggapai hakikat Makrifatullah.



Kita bisa ambil contoh, terbukanya pintu jalan kewalian bagi Syekh al-Imam Abdul Wahab as-Sya'rani setelah berguru dengan Syekh Ali al-Khawwash yang "Ummi" yang tidak pandai membaca dan menulis, akan tetapi memang dipilih Allah untuk menjadi wali-Nya.

Demikian terbukanya maqam kewalian Imam Al-Ghazali setelah perjumpaan dan berkenan tawadhunya Imam Al-Ghazali dibimbing oleh seorang guru rohani bernama Syekh Utaqy al-Khurazy; seorang tukang sol sepatu di pasar.

Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama besar dalam sejarah Islam, Hujjatul Islam yang banyak hafal hadist Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (SAW). Beliau dikenal pula sebagai ahli dalam filsafat dan tasawuf dan banyak mengarang kitab-kitab.

Berikut kisahnya! Suatu ketika Imam Al-Ghazali menjadi imam di sebuah masjid, tetapi saudaranya yang bernama Ahmad tidak mau berjamaah bersama Imam al-Ghazali, lantas Imam Al-Ghazali melapor kepada ibunya.

"Wahai ibu, perintahkan saudaraku Ahmad agar shalat mengikutiku, supaya orang-orang tidak menuduhku selalu bersikap jelek terhadapnya," kata Imam Al-Ghazali.

Ibu Imam Al-Ghazali lantas memerintahkan puteranya Ahmad agar shalat makmum kepada saudaranya Al-Ghazali. Ahmad pun melaksanakan perintah sang ibu, tapi di tengah, Ahmad melihat darah membasah perut Imam. Tentu saja Ahmad memisahkan diri.

Seusai shalat Imam Al-Ghazali bertanya kepada Ahmad, "Mengapa engkau memisahkan diri (Muffaragah) dalam shalat yang saya imami?"

Saudaranya menjawab: "Aku memisahkan diri, karena aku melihat perutmu berlumuran darah".

Mendengar jawaban saudaranya itu, Imam Al-Ghazali mengakui hal itu mungkin karena dia ketika shalat hatinya, sedangkan dia sedang memikirkan persoalan masalah fiqih yang berhubungan haid seorang wanita yang Mutahayyirah.

Imam Al-Ghazali bertanya kepada saudaranya: "Dari manakah engkau belajar ilmu pengetahuan seperti itu?"

Saudaranya menjawab: "Aku belajar ilmu kepada Syekh Al Utaqy al-Khurazy, seorang tukang jahit sandal-sandal bekas (tukang sol sepatu)."

Imam Al-Ghazali pun lalu pergi berguru kepadanya. Setelah berjumpa, ia berkata kepada Syekh Al-Kkhurazy: "Saya ingin belajar kepada Tuan".

Syekh itu berkata: "Mungkin saja engkau tidak kuat menuruti perintah-perintahku". Imam Al-Ghazali menjawab: "Insya Allah, saya kuat."

Syekh Al-Khurazy berkata: "Bersihkanlah lantai ini!".
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu, ia berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Ajarkanlah aku suatu do'a yang bisa aku panjatkan saat shalat!. Maka Beliau pun berkata: Bacalah! ALLAHUMMA INNII ZHALAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA FAGHFIRLII MAGHFIRATAN MIN 'INDIKA WARHAMNII INNAKA ANTAL GHAFUURUR RAHIIM (Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)

(HR. Bukhari No. 790)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More