Kisah Rasulullah SAW Mudik pada Bulan Ramadhan

Senin, 11 April 2022 - 23:29 WIB
Ilustrasi Rasulullah dan sahabat pulang ke Mekkah saat peristiwa Fathu Makkah dalam Film Ar-Risalah. Foto/dok palontaraq
Setiap menyambut lebaran, umat muslim di Indonesia selalu disibukkan dengan agenda mudik atau pulang ke kampung halaman. Mudik di pengujung Ramadhan sudah menjadi tradisi tahunan meskipun mengeluarkan banyak tenaga dan materi.

Tak hanya umat muslim di Indonesia, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (SAW) juga pernah 'mudik' ke Mekkah pada bulan Ramadhan. Berikut ceritanya.



Bagi umat muslim Indonesia, mudik menjadi momen bahagia karena bisa berkumpul dan bersilaturrahim dengan keluarga besar. Dalam Islam, menyambung silaturrahim dan saling memaafkan merupakan akhlak mulia dan terpuji.

Setiap menjelang Idul Fitri, mereka meninggalkan rutinitasnya di tanah perantauan dan berbondong-bondong menuju kampung halamannya. Tradisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun, entah siapa yang memulainya. Akan tetapi, Rasulullah SAW dan para sahabat ternyata juga pernah 'mudik', jauh sebelum umat muslim Indonesia melakukannya.

Mengutip NU Online, Rasulullah SAW pulang kampung ke Mekkah setelah delapan tahun meninggalkan kampung halamannya tersebut pada tanggal 10 Ramadhan abad ke-8 Hijriyah atau bertepatan dengan 8 Juni 632 M.

Memang, konteks dan misi mudik yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat dengan masyarakat Muslim saat ini sedikit berbeda. Rasulullah dan sahabat mudik untuk melakukan penaklukkan Makkah (Fathu Makkah), bukan sekadar pulang kampung biasa.

Di dalam bukunya "Pengantin Ramadhan", Muchlis Hanafi menyebutkan bahwa Rasulullah 'mudik' ke Mekkah selama 19 hari. Dengan demikian Rasulullah dan para sahabat kala itu merayakan hari raya Idul Fitri ke-6 (puasa Ramadhan diwajibkan kepada umat Islam mulai abad ke-2 Hijriyah) di Makkah, di Mekkah.

Ketika 'mudik' tersebut, Rasulullah membuktikan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin. Beliau memaafkan semua musuh-musuh yang dulu menentang dakwah Islam. Beliau juga menghancurkan semua berhala di area Ka'bah yang menjadi sesembahan warga Mekkah.

Total, ada 360 berhala yang dimusnahkan Rasulullah dan para sahabat. Termasuk tiga berhala yang paling terkenal dan paling besar; Hubal, al-Latta, dan al-Uzza. "Nabi mengumumkan bahwa setiap orang di seluruh kota yang memiliki berhala di rumahnya agar segera dihancurkan," kata Marting Ling di dalam bukunya Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik.

Setelah selesai dengan semua urusannya di Mekkah, Rasulullah SAW kembali ke kampung halamannya yang kedua, Madinah. "Tidak ada lagi hijrah ke Madinah sejak kemenangan di Makkah, yang ada tinggal niat tulus (melakukan kebajikan) disertai jihad (perjuangan mewujudkannya)," kata Rasulullah dalam hadis yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Muslim.

Demikian kisah Rasulullah SAW ketika 'mudik' ke Mekkah. Maka hendaknya umat muslim senantiasa menebarkan kebaikan dan kedamaian sebagaimana yang Rasulullah lakukan pada saat 'mudik' dalam peristiwa Fathu Makkah.

(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Qatadah dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak ada sikap lalai ketika tidur, akan tetapi kelalaian itu hanya ada ketika terjaga, yaitu mengakhirkan shalat hingga datang waktu shalat yang lain.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 373)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More