Saatnya Mengakrabi Al-Qur'an di Malam-malam Ramadhan
Rabu, 13 April 2022 - 14:54 WIB
Bulan Ramadhan adalah bulannya Al-Qur'an , karena mengakrabi atau mentadabburi Al-Qur'an di malam-malan hari selama Ramadhan merupakan rutinitas yang dicontohkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Apalagi bulan Ramadhan memiliki kekhususan terkait dengan Al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah azza wa jalla,
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran (QS. al-Baqarah : 185)
Rutinitas teladan yang dilakukan Rasulullah ini juga diwarisi oleh para pewaris Nabi, mereka adalah para salafush shaleh, para pendahulu kita yang baik. Mereka membaca Al-Qur’an pada setiap bulan Ramadhan di dalam shalat dan di luar shalat, terutama di malam-malam hari Ramadhan.
Beberapa contoh salafus shaleh yang melakukannya, yakni Al-Aswad, ia membaca Al-Qur’an setiap dua malam pada seluruh bulan dalam setahun, dan pada bulan Ramadhan ia membaca Al-Qur’an setiap malam.
Imam asy-Syafi’i di bulan Ramadhan dapat mengkhatamkan al-Qur’an sebanyak 60 kali, beliau membacanya di luar shalat. Kebiasaan beliau di luar bulan Ramadhan mengkhatamkan bacaan al-Qur’an setiap tiga malam, dan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan bacaannya setiap malam di dalam shalat.
Abu Qatadah, beliau selalu saja mengkhatamkan bacaannya pada setiap tujuh malam, dan di bulan Ramadhan, beliau mengkhatamkan bacaannya pada setiap tiga malam, sedangkan pada sepuluh hari terakhirnya, beliau mengkhatamkannya setiap malam.
Dan masih banyak orang-orang shaleh lainnya yang benar-benar mengakrabi Al Qur'anul Karim pada Bulan Ramadhan.
Menikmati Kelezatan Al-Qur’an
Demikianlah para salafus shaleh mengisi hari-hari di bulan Ramadhan ini terlebih di malam-malam harinya dengan meningkatkan keakraban dengan al-Qur’an. Mereka sedemikian menikmati kelezatannya. Semakin mereka menikmati Al-Qur’an, hati mereka semakin merasakan kelezatannya. Karena, Al-Qur’an memiliki kelezatan yang tak ada tandingannya. Inilah Surga dunia. Dan, inilah jalan untuk mendapatkan Surga Akhirat. Maka, tempuhlah jalan ini !
All-Qur’an merupakan penyejuk hati, sebagaimana dalam doa beliau –shallallahu ‘alaihi wa sallam- :
(Ya Allah !) Jadikanlah al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku, serta penghilang kegundahanku (HR. Ahamad, dan dishahihkan oleh al-Albani)
Malik bin Dinar berkata :
Wahai para pembaca al-Qur’an ! … Apa yang telah al-Qur’an tanam di dalam hati-hati kalian ?! karena sesungguhnya al-Qur’an itu penyejuk hati sebagaimana halnya hujan penyejuk bumi.(al-Kasyfu Wa al-Bayan, 8/326)
Maka dari itu, tidak selayaknya kita melewatkan hari-hari terlebih di bulan Ramadhan ini, terutama lagi di malam-malam harinya untuk membaca al-Qur’an, meningkatkan keakraban kita dengannya. Tidak pernah merasa kenyang dari membacanya dan mentadabburinya.
Sumber: Al-Kasyfu Wa al-Bayan, Ahmad bin Muhammad ats-Tsa’labiy, dan Wadhaif Ramadhan, Sulaiman bin Abdurrahman al-‘Umariy
Wallahu A'lam
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran (QS. al-Baqarah : 185)
Rutinitas teladan yang dilakukan Rasulullah ini juga diwarisi oleh para pewaris Nabi, mereka adalah para salafush shaleh, para pendahulu kita yang baik. Mereka membaca Al-Qur’an pada setiap bulan Ramadhan di dalam shalat dan di luar shalat, terutama di malam-malam hari Ramadhan.
Beberapa contoh salafus shaleh yang melakukannya, yakni Al-Aswad, ia membaca Al-Qur’an setiap dua malam pada seluruh bulan dalam setahun, dan pada bulan Ramadhan ia membaca Al-Qur’an setiap malam.
Imam asy-Syafi’i di bulan Ramadhan dapat mengkhatamkan al-Qur’an sebanyak 60 kali, beliau membacanya di luar shalat. Kebiasaan beliau di luar bulan Ramadhan mengkhatamkan bacaan al-Qur’an setiap tiga malam, dan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan bacaannya setiap malam di dalam shalat.
Abu Qatadah, beliau selalu saja mengkhatamkan bacaannya pada setiap tujuh malam, dan di bulan Ramadhan, beliau mengkhatamkan bacaannya pada setiap tiga malam, sedangkan pada sepuluh hari terakhirnya, beliau mengkhatamkannya setiap malam.
Dan masih banyak orang-orang shaleh lainnya yang benar-benar mengakrabi Al Qur'anul Karim pada Bulan Ramadhan.
Baca Juga
Menikmati Kelezatan Al-Qur’an
Demikianlah para salafus shaleh mengisi hari-hari di bulan Ramadhan ini terlebih di malam-malam harinya dengan meningkatkan keakraban dengan al-Qur’an. Mereka sedemikian menikmati kelezatannya. Semakin mereka menikmati Al-Qur’an, hati mereka semakin merasakan kelezatannya. Karena, Al-Qur’an memiliki kelezatan yang tak ada tandingannya. Inilah Surga dunia. Dan, inilah jalan untuk mendapatkan Surga Akhirat. Maka, tempuhlah jalan ini !
All-Qur’an merupakan penyejuk hati, sebagaimana dalam doa beliau –shallallahu ‘alaihi wa sallam- :
أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِي وَنُوْرَ صَدْرِي وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي
(Ya Allah !) Jadikanlah al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku, serta penghilang kegundahanku (HR. Ahamad, dan dishahihkan oleh al-Albani)
Malik bin Dinar berkata :
يَا أَصْحَابَ الْقُرْآنِ مَاذَا زَرَعَ الْقُرْآنُ فِي قُلُوْبِكُمْ فَإِنَّ الْقُرْآنَ رَبِيْعُ الْقُلُوْبِ كَمَا أَنَّ الْغَيْثَ رَبِيْعُ اْلأَرْضِ
Wahai para pembaca al-Qur’an ! … Apa yang telah al-Qur’an tanam di dalam hati-hati kalian ?! karena sesungguhnya al-Qur’an itu penyejuk hati sebagaimana halnya hujan penyejuk bumi.(al-Kasyfu Wa al-Bayan, 8/326)
Maka dari itu, tidak selayaknya kita melewatkan hari-hari terlebih di bulan Ramadhan ini, terutama lagi di malam-malam harinya untuk membaca al-Qur’an, meningkatkan keakraban kita dengannya. Tidak pernah merasa kenyang dari membacanya dan mentadabburinya.
Sumber: Al-Kasyfu Wa al-Bayan, Ahmad bin Muhammad ats-Tsa’labiy, dan Wadhaif Ramadhan, Sulaiman bin Abdurrahman al-‘Umariy
Wallahu A'lam
(wid)