Inilah Potret Muslimah Pemimpin Bidadari Surga

Sabtu, 11 Juni 2022 - 05:15 WIB
Wanita dalam Islam sangat dimuliakan, bahkan digambarkan karena sifat dan kemuliaannya ada sosok muslimah yang akan memimpin para bidadari surga nanti. Foto ilustrasi/ist
Dalam Islam wanita sangat dimuliakan, bahkan dalam sebuah hadis disebutkan ada wanita penghuni surga yang paling utama dan akan menjadi pimpinan para bidadari surga . Saking pentingnya wanita mulia ini, Allah Subhanahu wa ta'ala mengabadikannya dalam Al-Qur'an. Siapa saja wanita mulia tersebut yang akan memimpin bidadari surga itu? Bagaimana pula karakter dan sifat-sifat para wanita mulia ini? Nabi Shallalahu alaihi wa sallam bersabda:

“Wanita penghuni syurga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti imran dan Asiyah binti Mazahim istri firaun. (HR. Ahmad, thabrani, hakim, thahawi dalam shahih Al jami’ As Saghir no. 1135 dan silsilah hadits al-shahih no. 1508)



Karena sifat dan karakternya yang khusus, para wanita mulia yang Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sebutkan tersebut akan menjadi penghulu atau pemimpin bidadari surga . Pengertian bidadari sendiri menurut istilah adalah wanita suci yang menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat dan menentramkan hati setiap pemiliknya. Rupanya cantik jelita, kulit mulus. Ia memiliki akhlak yang baik, perawan, kaya akan cinta dan umurnya sebaya.

Bidadari ada 2 macam yaitu;



1. Bidadari yang sengaja Allah ciptakan, yang sudah ada di surga.

2. Wanita-wanita mukmin yang nantinya menjadi bidadari di syurga.

Dengan demikian karakteristik 4 wanita penghulu syurga adalah ciri-ciri khusus dalam bentuk akhlak atau budi pekerti yang dimiliki ke 4 wanita pemimpin bidadari surga, dan karakter ini yang membedakan mereka dengan wanita muslimah lainnya.

Karakteristik 4 Wanita Mulia Penghuni Surga

Disebutkan di atas, bahwa ada 4 wanita mulia penghuni surga bahkan akan menjadi pemimpin bidadari surga yang sangat cantik jelita. Ke empatnya adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti imran dan Asiyah binti Mazahim istri Firaun. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut sifat-sifat dan karakter khusus yang dimiliki masing-masing wanita mulia ini:

1. Khadijah Binti Khuwailid.

Menurut riwayat ibnu ‘l-atsir dan Ibnu hisyam, dijelaskan bahwa Khadijah adalah seorang wanita pedagang yang mulia dan kaya. Beliau digelar dengan nama ‘Afifah Thahirah (wanita suci). Beliau sering mengirim orang kepercayaannya untuk berdagang. Ketika beliau mendengar kejujuran Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, dan kemuliaan akhlaknya, Kahdijah mencoba mengamatinya dengan membawa dagangannya ke Syam.

Terkesan dengan kepribadian Rasulullah, Khadidah menyatakan hasrat menikah dengan Nabi Muhammad saw, dengan perantaraan Nafisah binti Muniyah. Nabi muhammad Saw menyetujuinya. Sebelum menikah dengan Nabi, Khadijah pernah menikah 2 kali yaitu dengan Atiq bin A’idz at tamimi, Abu Halah at- Tamimi namanya Hindu bin Zarurah.

Tentang Khadijah Rasulullah bersabda yang artinya:”….Ia beriman padaku ketika semua manusia ingkar. Ia membenarkanku ketika seluruh manusia mendustakan. Ia membantuku dengan hartanya ketika semua manusia menahan hartanya….” (HR. Ahmad)

Karakter Khadijah sebagai berikut:

- Menjadi wanita pertama yang masuk Islam

- Wanita mulia yang sangat tinggi keikhlasannya menemani Rasulullah menjalankan misi kerasulannya, senantiasa menemani Rasulullah dalam suka dan duka, dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun. Ketika semua orang meninggalkan Rasul dan mengingkarinya, ibunda Khadijah tetap menemaninya dengan setia.

- Mendermakan seluruh kekayaannya untuk dakwah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam

- Tetap beriman ketika orang lain ingkar, hingga Allah menyediakan syurga khusus untuknya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Semua perbuatan tergantung niatnya, dan balasan bagi tiap-tiap orang tergantung apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan

(HR. Bukhari No.1)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More