Inilah Perbedaan Sifat Tandzir dan Israf yang Perlu Diketahui Muslimah
Selasa, 12 Juli 2022 - 09:51 WIB
Sikap tabdzir dan israf merupakan sikap tercela yang harus dihindari oleh umat muslim, begitu juga muslimah. Kedua sikap ini biasanya berkaitan dengan harta yang digunakan atau dibelanjakan. Meskipun sekilas kedua kata ini mengandung makna yang sama namun keduanya memiliki perbedaan.
Perbedaan tersebut dapat dilihat berdasarkan pengertian, bahaya yang ditimbulkan, dan bentuk perilaku nyata di lapangan. Tabdzir atau boros diartikan sebagai penggunaan harta pada sesuatu yang tidak perlu dan tidak sesuai syariat . Pelaku tabdzir biasa disebut dengan mubadzir.
Dari Aisyah Rhadiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam pernah melihat Aisyah memakai dua gelang emas.
Rasulullah bersabda : "Maukah aku beri tahu tentang sesuatu yang lebih baik daripada (dua gelang emas) ini? Seandainya engkau melepasnya, dan engkau jadikan menjadi dua gelang yang terbuat dari perak, kemudian engkau celup dengan za'faron (kunyit), niscaya itu lebih baik".
Sedangkan israf diartikan sebagai sikap yang hanya menuruti apa yang diinginkan oleh hati, berlebih-lebihan, hingga melampaui batas dalam hal harta maupun ibadah. Sikap israf biasanya menghinggapi orang-orang yang tidak pernah ikhlas dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan.
Dari Mu'adz bin Anas diriwayatkan bahwa ia berkata: Rasulullah bersabda :
"Barang siapa meninggalkan pakaian (mewah) karena tawadhu kepada Allah, padahal ia mampu untuk membelinya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat nanti di hadapan seluruh mahluk. Bahkan ia disuruh memilih perhiasan iman mana pun yang ingin dikenakannya".
Dua Sifat yang Tercela
Sifat tabdzir (boros) dan israf (berlebih-lebihan) termasuk akhlak tercela yang harus dihindari para muslimah. Alasannya, kedua perbuatan tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi diri sendiri dan juga orang lain. Abdul Lathif bin Hajis Al-Ghomidi dalam bukunya "100 Dosa Yang Diremehkan Wanita" menjelaskan, sifat berlebihan-lebihan dan boros ini, seringkali mendominasi kaum wanita dan fatalnya mereka terkandang meremehkannya.
Banyak kaum wanita yang mengorbankan hartanya untuk memburu keindahan dan mengejar kebutuhan - kebutuhan sekunder yang sebenarnya bukan hal mendesak, meski juga tidak diharamkan. Seperti sering mengganti perabot rumah tangga setiap tahun, membeli baju-baju mahal untuk menyaingi orang lain, mengganti kendaraan tanpa ada suatu keperluan atau sering berganti-ganti handphone sehingga keluar dari batas kewajaran.
Menurut Abdul Lathif bin Hajis Al-Ghomidi, sifat berlebihan-lebihan dan memburu keindahan ini sangat dibenci Allah subhanahu wa ta'ala. Sebuah hadis dari Mu'adz bin Jabal diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah mengutusnya ke Yaman berpesan : "Janganlah kamu hidup bermewah-mewahan, karena hamba-hamba Allah itu bukanlah yang suka bermewah-mewahan".
Itulah sifat boros atau tabdzir. Namun yang lebih parah adalah jika perilaku israf atau berlebih-lebihan tersebut yang menjadikannya tidak mau menunuaikan kewajiban agamanya.
Sedangakan bahaya sifat boros dan berlebihan-lebihan ini, antara lain sebagai berikut:
1. Tidak peka dengan lingkungan sekitar. Hal ini terjadi ketika seorang muslim atau muslimah berlebih-lebihan dalam hal harta. Misalnya, membeli makanan yang mahal padahal orang-orang di sekitarnya belum tentu mampu membeli makanan yang murah sekalipun.
2. Membuat seseorang menjadi suka pamer dan sombong.
3. Menghalalkan segala macam cara untuk memperoleh harta tanpa mengindahkan syariat agama.
4. Menghancurkan diri sendiri karena hilangnya kendali diri dan kendali sosial.
5. Tidak bermanfaatnya harta yang dimiliki karena tidak diridhai Allah
Wallahu A'lam
Perbedaan tersebut dapat dilihat berdasarkan pengertian, bahaya yang ditimbulkan, dan bentuk perilaku nyata di lapangan. Tabdzir atau boros diartikan sebagai penggunaan harta pada sesuatu yang tidak perlu dan tidak sesuai syariat . Pelaku tabdzir biasa disebut dengan mubadzir.
Dari Aisyah Rhadiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam pernah melihat Aisyah memakai dua gelang emas.
Rasulullah bersabda : "Maukah aku beri tahu tentang sesuatu yang lebih baik daripada (dua gelang emas) ini? Seandainya engkau melepasnya, dan engkau jadikan menjadi dua gelang yang terbuat dari perak, kemudian engkau celup dengan za'faron (kunyit), niscaya itu lebih baik".
Sedangkan israf diartikan sebagai sikap yang hanya menuruti apa yang diinginkan oleh hati, berlebih-lebihan, hingga melampaui batas dalam hal harta maupun ibadah. Sikap israf biasanya menghinggapi orang-orang yang tidak pernah ikhlas dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan.
Dari Mu'adz bin Anas diriwayatkan bahwa ia berkata: Rasulullah bersabda :
"Barang siapa meninggalkan pakaian (mewah) karena tawadhu kepada Allah, padahal ia mampu untuk membelinya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat nanti di hadapan seluruh mahluk. Bahkan ia disuruh memilih perhiasan iman mana pun yang ingin dikenakannya".
Dua Sifat yang Tercela
Sifat tabdzir (boros) dan israf (berlebih-lebihan) termasuk akhlak tercela yang harus dihindari para muslimah. Alasannya, kedua perbuatan tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi diri sendiri dan juga orang lain. Abdul Lathif bin Hajis Al-Ghomidi dalam bukunya "100 Dosa Yang Diremehkan Wanita" menjelaskan, sifat berlebihan-lebihan dan boros ini, seringkali mendominasi kaum wanita dan fatalnya mereka terkandang meremehkannya.
Banyak kaum wanita yang mengorbankan hartanya untuk memburu keindahan dan mengejar kebutuhan - kebutuhan sekunder yang sebenarnya bukan hal mendesak, meski juga tidak diharamkan. Seperti sering mengganti perabot rumah tangga setiap tahun, membeli baju-baju mahal untuk menyaingi orang lain, mengganti kendaraan tanpa ada suatu keperluan atau sering berganti-ganti handphone sehingga keluar dari batas kewajaran.
Menurut Abdul Lathif bin Hajis Al-Ghomidi, sifat berlebihan-lebihan dan memburu keindahan ini sangat dibenci Allah subhanahu wa ta'ala. Sebuah hadis dari Mu'adz bin Jabal diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah mengutusnya ke Yaman berpesan : "Janganlah kamu hidup bermewah-mewahan, karena hamba-hamba Allah itu bukanlah yang suka bermewah-mewahan".
Itulah sifat boros atau tabdzir. Namun yang lebih parah adalah jika perilaku israf atau berlebih-lebihan tersebut yang menjadikannya tidak mau menunuaikan kewajiban agamanya.
Sedangakan bahaya sifat boros dan berlebihan-lebihan ini, antara lain sebagai berikut:
1. Tidak peka dengan lingkungan sekitar. Hal ini terjadi ketika seorang muslim atau muslimah berlebih-lebihan dalam hal harta. Misalnya, membeli makanan yang mahal padahal orang-orang di sekitarnya belum tentu mampu membeli makanan yang murah sekalipun.
2. Membuat seseorang menjadi suka pamer dan sombong.
3. Menghalalkan segala macam cara untuk memperoleh harta tanpa mengindahkan syariat agama.
4. Menghancurkan diri sendiri karena hilangnya kendali diri dan kendali sosial.
5. Tidak bermanfaatnya harta yang dimiliki karena tidak diridhai Allah
Wallahu A'lam
(wid)