Abu Nawas Bikin Sensasi Agar Dipanggil Baginda

Minggu, 28 Juni 2020 - 12:35 WIB
Simpanan menipis, Abu Nawas pun bikin ulah. Foto/Ilustrasi/Ist
Abu Nawas adalah pujangga Arab dan merupakan salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Penyair ulung sekaligus tokoh sufi ini mempunyai nama lengkap Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami dan hidup pada zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad (806-814 M). ( )

Sudah cukup lama Abu Nawas tidak berhubungan dengan Baginda Raja, amirul mukminin, Khalifah Harun Ar-Rasyid. Kangen sih tidak. Persoalannya, pundi-pundi Abu Nawas sudah mulai kosong. Hadiah dari Baginda Raja tak pernah ada lagi. Kondisi krisis ekonomi rumah tangga yang demikian tentu saja tidak boleh dibiarkan.

Alkisah, suatu hari, Abu Nawas pun bikin ulah. Di tengah keramaian dan geliat ekonomi pasar Baghdad ia berceloteh seperti orang beraliran sesat.

“Wahai umat manusia," teriak Abu Nawas. "Ketahuilah! Saya, Abu Nawas, adalah orang yang sangat membenci pada yang Haq (kebenaran) dan suka kepada fitnah, dan saya adalah orang yang lebih kaya dibandingkan Allah,” ujarnya berkali-kali. ( )

Selama ini Abu Nawas dikenal sebagai orang alim yang taat. Santrinya juga banyak. Dia memang gemar bersikap jenaka. Hanya saja, leluconnya tak sampai ngawur, apalagi tentang yang Haq.

Walhasil, Abu Nawas pun ditangkap oleh polisi kerajaan dan dihadapkan kepada Khalifah Harun al-Rasyid. Mendapati sikap Abu Nawas yang ngawur itu Baginda Raja marah bukan kepalang.

“Hai Abu Nawas, benarkah engkau berkata begitu?” tanya sang khalifah. ( )

“Benar Tuan,” jawab Abu Nawas kalem.

“Mengapa engkau berkata begitu, sudah kafirkah engkau?” tanya khalifah lagi.

“Ah, saya kira khalifah juga seperti saya. Khalifah juga pasti membenci perkara yang haq,” ujar Abu Nawas dengan serius.

“Gila benar engkau!” bentak khalifah makin meninggikan suaranya. ( )

“Jangan marah dulu wahai khalifah, dengarkan dulu keterangan saya,” kata Abu Nawas mencoba menguasai situasi.

“Keterangan apa yang ingin engkau dakwahkan. Sebagai seorang muslim, aku membela dan bukan membenci perkara yang haq, kamu harus tahu itu!” ujar khalifah. ( )

Tak ayal, teriakan Abu Nawas membuat geger seisi pasar, yang memang penduduk muslim taat.

“Tuan, setiap ada orang yang membacakan talqin saya selalu mendengar bahwa mati itu haq dan neraka itu haq. Nah siapakah orangnya yang tak membenci mati dan neraka yang haq itu? Tidakkah khalifah juga membencinya seperti aku?” ujar Abu Nawas menjelaskan.

Khalifah terdiam. Ia analisa pelan-pelan apa yang diucapkan Abu Nawas. “Ya. Tentu saja. Kematian dan neraka adalah yang haq,” ujar khalifah mengangguk-angguk.

“Tapi, bagaimana dengan pernyataanmu yang menyukai fitnah?” tanya sang khalifah menyelidik.( )

“Bukan hanya saya. Khalifah juga menyukai fitnah," jawab Abu Nawas. "Khalifah barangkali lupa bahwa di dalam Al-Qur'an disebutkan, bahwa harta benda dan anak-anak kita adalah fitnah. Padahal khalifah juga menyenangi harta dan anak-anak seperti halnya saya. Benar begitu khalifah?” lanjut Abu Nawas.

Sekali lagi Khalifah mengaggung-angguk. “Ya, memang begitu," ujarnya membernarkan.

"Lalu, mengapa kau mengatakan lebih kaya dibanding Allah yang Mahakaya?” desak khalifah Harun al-Rasyid kemadian.
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Zaid bin Khalid Al Juhaini bahwasanya dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memimpin kami shalat Shubuh di Hudaibiyyah pada suatu malam sehabis turun hujan. Setelah selesai Beliau menghadapkan wajahnya kepada orang banyak lalu bersabda: Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian? Orang-orang menjawab, Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: Allah berfirman: Di pagi ini ada hamba-hamba Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir, orang yang berkata bahwa Hujan turun kepada kita karena karunia Allah subhanahu wa ta'ala dan rahmat-Nya, maka dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun yang berkata bahwa Hujan turun disebabkan bintang ini atau itu, maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.

(HR. Bukhari No. 801)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More