Perintah Rasulullah SAW : Bersikap Adil dan Menjaga Perasaan Anak

Sabtu, 20 Agustus 2022 - 05:15 WIB
Setiap orang tua dalam islam diperintahkan untuk bersikap adil dan menjaga perasaan anak-anaknya, karena hal ini penting agar dewasa kelak tidak timbul rasa hasad pada saudaranya. Foto ilustrasi/ist
Setiap orang tua muslim dituntut untuk berlaku adil terhadap semua anak-anak mereka. Karena perlakuan tidak adil yang dirasakan oleh anak akan membekas dalam jiwa mereka. Bahkan ini bisa terus membekas sampai dia dewasa. Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berpesan kepada kita:

“Bertakwalah kamu kepada Allah dan berlaku adillah terhadap anak-anakmu.” (HR. Bukhari)

Tentang adil dan bagaimana menjaga perasaan anak dijelaskan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam kajiannya melalui laman media sosial Facebook. Dai yang juga rutin mengisi kajian sunnah ini menguraikannya sebagai berikut:

Sikap adil dari orang tua, akan mencegah timbulnya penyakit hasad di dalam hati mereka dan memadamkan api kebencian di antara anak-anak. Sikap adil dari orang tua juga akan mendatangkan cinta dan keharmonisan antar sesama mereka. Lebih dari itu, sikap adil ini akan membantu anak-anak tersebut agar bisa sama-sama berbakti kepada kedua orang tuanya dan berbuat baik setelah orang tua tiada.





Seperti mendoakan, melaksanakan wasiat dan menjaga kerukunan setelah orang tua meninggal dunia, ini merupakan buah dari keadilan yang ditegakkan oleh kedua orang tua semasa mereka hidup kepada anak-anak mereka. Maka Nabi berpesan agar para orang tua berlaku adil. Dan ini adalah perkara yang wajib karena ini adalah perintah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Keadilan menjadi sesuatu yang bisa mereka rasakan dalam setiap masalah-masalah. Terutama yang berkaitan dengan kasih sayang, pemberian, perhatian, bahkan ciuman dan pujian.

Disebutkan dalam hadis Nu’man bin Basyir, ia bercerita di atas mimbar: “Ayahku memberiku sebuah hadiah, namun ‘Amrah binti Rawahah (ibuku) berkata: ‘Aku tidak akan ridha hingga engkau minta persaksian dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,’ maka ayahku pun datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan menceritakan hal itu: ‘Anakku dari ‘Amrah binti Rawahah aku berikan hadiah, dan ibunya (‘Amrah) bersikeras agar aku meminta persaksian darimu Wahai Rasulullah.”

Maka Nabi bertanya kepada ayahku: “Apakah semua anakmu kamu berikan hadiah juga?” Ayahku menjawab: “Tidak” Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

فَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ


“Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah kepada anak-anakmu.” Lalu ayahku menarik kembali pemberiannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

فَلَا تُشْهِدْنِي إِذًا، فَإِنِّي لَا أَشْهَدُ عَلَى جَوْرٍ


“Kalau begitu jangan meminta persaksian kepadaku, karena aku tidak mau bersaksi atas sebuah kedzaliman/ketidakadilan.” (HR. muslim) Jadi keadilan itu harus ditegakkan di antara anak-anak kita dan mereka harus merasakan keadilan itu. Sehingga tidak ada anak yang merasa disisihkan, dikucilkan, ditelantarkan, dibuang. Karena ini bisa berakibat fatal. Kita mendengar satu tindak kejahatan dari seorang anak kepada ayah ibunya bahkan saudara-saudaranya karena perlakuan tidak adil.

Misalnya satu rumah membully dia -mungkin- karena kekurangan yang ada padanya, mungkin karena prestasinya di sekolah kurang atau karena kekurangan-kekurangan lainnya. Ini bisa terjadi di dalam satu keluarga sehingga semua anggota keluarga -mulai dari ayah, ibu, bahkan saudara-saudaranya yang lain- merendahkannya. Ini bisa memberikan efek yang sangat buruk terhadap kejiwaan si anak dan bisa berujung kepada tindak kriminal. Wal ‘iyadzubillah..



Kita tidak mengharapkan itu terjadi. Maka ini perkara tidak boleh dipandang sebelah mata. Menegakkan keadilan di antara anak-anak itu perintah Nabi, bahkan perintah itu diawali perintah untuk bertakwa. Menunjukkan bahwa itu adalah bentuk taqwa kita kepada Allah, yaitu berlaku adil kepada anak-anak kita.

Maka ayah dan ibu berusaha untuk memberikan rasa keadilan kepada anak-anak mereka tanpa membeda-bedakan satu sama lainnya. Seperti diketahui, setiap anak itu punya keistimewaan dan orang tua harus tahu sisi-sisi kelebihan masing-masing anak-anak mereka. Jangan hanya menyoroti kekurangan-kekurangan yang ada pada seorang anak.

Di lain pihak anak yang lain terus disorot kelebihannya. Sehingga anak yang disorot terus kekurangannya ini merasa diperlakukan tidak adil. Ini akan memukul jiwa dan batinnya. Dia akan tertekan dan mungkin dia akan memberikan balasannya ketika dia dewasa atau kontan pada saat itu juga. Kita tidak tahu dampak buruk yang ditimbulkan dari sikap yang salah itu.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Farwah bin Naufal Al Asyja'i dia berkata: Saya pernah bertanya kepada Aisyah tentang doa yang pernah diucapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat memohon kepada Allah Azza wa Jalla, maka Aisyah menjawab, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdoa: ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA 'AMILTU WA MIN SYARRI MAA LAM A'MAL (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan).

(HR. Muslim No. 4891)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More