Inilah Jaminan Rasulullah SAW bagi Umatnya yang Pandai Menjaga Lidahnya
Rabu, 24 Agustus 2022 - 15:54 WIB
Imam At Thabari menyatakan bahwa larangan ini mencakup seluruh bentuk celaan dan cacian. Tidak boleh seorang mukmin mencela mukmin yang lain karena kemiskinannya, kerana perbuatan dosa yang telah dilakukannya, juga sebab yang lainnya. Sikap mencela orang lain itu berpuncak dari rasa sombong dan ujub terhadap dirinya sendiri yang merasakan dirinya lebih baik. Alasan lain Islam melarang umatnya saling mencibir, meremehkan, menghujat, dan menghina sesama adalah sebab belum tentu yang meremehkan lebih baik dari pada yang diremehkan. Karena, boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik di sisi Allah dari mereka yang mengolok-olok.
Sebagaimana Allah berfirman
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik". (QS. Al-Hujurat; 11)
Berdasarkan ayat tersebut, menurut Ibnu Katsir meremehkan dan mengolok-olok orang lain termasuk ciri-ciri sifat sombong. Sebab dengan melakukan itu berarti kita telah merendahkan orang lain dan merasa lebih baik darinya. Karenanya, untuk menghindari segala keburukan, baik dari perilaku maupun ucapan, hendaknya kita selalu berdoa memohon kebaikan kepada Allah.
"Ya Allah, Tetapkanlah hati kami di atas agama-MU. Kami bermohon ke hadrat-Mu, berilah kekuatan, taufik dan hidayah kepada kami supaya kami dapat memperbaiki diri kami. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu berilah kami iman yang sempurna, ilmu yang memberi manfaat, rezeki yang halal, anak yang soleh, rumah tangga yang bahagia, usia yang berkat, doa yang mustajab, hajat yang tertunai, kesehatan yang berterusan, hutang yang terbayar, keselamatan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat. Jauhkan kami dari segala penyakit hati dan keburukan lidah, fitnah, prasangka keji, berkata kasar, dan mungkar. Aamiin. "
Wallahu A'lam
Sebagaimana Allah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik". (QS. Al-Hujurat; 11)
Berdasarkan ayat tersebut, menurut Ibnu Katsir meremehkan dan mengolok-olok orang lain termasuk ciri-ciri sifat sombong. Sebab dengan melakukan itu berarti kita telah merendahkan orang lain dan merasa lebih baik darinya. Karenanya, untuk menghindari segala keburukan, baik dari perilaku maupun ucapan, hendaknya kita selalu berdoa memohon kebaikan kepada Allah.
"Ya Allah, Tetapkanlah hati kami di atas agama-MU. Kami bermohon ke hadrat-Mu, berilah kekuatan, taufik dan hidayah kepada kami supaya kami dapat memperbaiki diri kami. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu berilah kami iman yang sempurna, ilmu yang memberi manfaat, rezeki yang halal, anak yang soleh, rumah tangga yang bahagia, usia yang berkat, doa yang mustajab, hajat yang tertunai, kesehatan yang berterusan, hutang yang terbayar, keselamatan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat. Jauhkan kami dari segala penyakit hati dan keburukan lidah, fitnah, prasangka keji, berkata kasar, dan mungkar. Aamiin. "
Baca Juga
Wallahu A'lam
(wid)