Ini Mengapa Nabi Ayyub Menolak Berdoa untuk Kesembuhan Dirinya
Minggu, 28 Agustus 2022 - 14:53 WIB
Tatkala Nabi Ayyub as mendapat cobaan dari Allah SWT berupa hilangnya seluruh harta benda, anak-anaknya, juga tubuhnya beliau sangat tabah. Nabi Ayyub ditengarai sakit lepra di sekujur tubuhnya. Tidak ada suatu bagian pun dari anggota tubuhnya yang selamat dari penyakit ini, kecuali hati dan lisannya yang selalu berzikir mengingat Allah SWT. Anehnya, Nabi Ayyub menolak berdoa meminta kesembuhan atas dirinya.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya, mengutip As-Saddi mengatakan bahwa daging tubuh Ayyub berguguran rontok, sehingga tiada yang tersisa dari tubuhnya selain otot-otot dan tulang-tulangnya.
Cobaan ini membuat orang-orang tidak mau sekedudukan dengan Ayyub. Nabi Ayyub pun tinggal menyendiri di pinggir kota. Tiada seorang manusia pun yang mau datang kepadanya selain dari istrinya yang bertugas merawatnya dan mengurusi keperluannya.
Isri Nabi Ayyub selalu mendatanginya dengan membawa abu. Setelah sakit Ayyub cukup lama, istrinya berkata kepadanya, "Hai Ayyub, sekiranya kamu berdoa kepada Tuhanmu untuk kesembuhanmu, tentu Dia akan melenyapkan penyakitmu ini."
Ayub menjawab, "Saya telah menjalani masa hidup selama 70 tahun dalam keadaan sehat. Masa itu sebentar, maka sudah sepantasnya bagiku bersabar demi karena Allah selama 70 tahun." Maka istrinya merasa terkejut dan mengeluh mendapat jawaban tersebut, lalu ia pergi.
Menurut suatu pendapat, istri Ayub jatuh miskin, lalu ia bekerja menjadi pelayan bagi orang lain yang hasilnya ia gunakan untuk keperluan suaminya.
Ibnu Katsir mengutip Ibnu Abu Hatim dari Nauf Al-Bakkali mengatakan bahwa istri Ayub berkata kepada suaminya, "Berdoalah kepada Allah memohon kesembuhan, pasti Allah akan menyembuhkanmu."
Akan tetapi, Ayyub tetap tidak mau berdoa untuk memohon kesembuhannya. Hingga pada suatu hari lewatlah sejumlah orang dari kalangan Bani Israil di dekat tempat Ayyub berada. Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, "Musibah yang menimpanya tiada lain karena dosa besar yang dikerjakannya."
Maka pada saat itu juga Nabi Ayyub berdoa kepada Allah, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (QS Al-Anbiya: 83)
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Nabi Ayyub mempunyai dua orang saudara. Pada suatu hari dua saudaranya itu datang mengunjunginya, tetapi keduanya tidak dapat mendekatinya karena bau Ayub yang tidak enak; maka keduanya hanya berdiri dari kejauhan.
Salah seorang berkata kepada yang lain, "Seandainya Allah mengetahui adanya kebaikan pada diri Ayyub, tentulah Dia tidak mengujinya dengan cobaan ini."
Nabi Ayyub merasa berduka cita dengan perkataan keduanya, duka cita yang belum pernah ia alami sebelumnya. Lalu Ayub berdoa, "Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya aku belum pernah tidur di suatu malam pun dalam keadaan kenyang, dan aku mengetahui mengapa aku lapar, maka percayalah kepadaku."
Semua malaikat yang ada di langit mempercayainya, sedangkan kedua saudaranya itu mendengarkannya. Kemudian Ayyub berkata lagi, "Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya aku belum pernah mempunyai dua lapis baju gamis, dan aku mengetahui mengapa aku sampai tidak berpakaian, maka percayailah aku."
Para malaikat yang ada di langit mempercayainya, sedangkan kedua saudaranya itu mendengarkannya. Setelah itu Ayyub berkata, "Ya Allah, demi Keagungan-Mu," lalu Ayub menyungkur bersujud seraya berkata, "Demi Keagungan-Mu, aku tidak akan mengangkat kepalaku selama Engkau belum menyembuhkan diriku dari penyakit ini."
Iblis Menggoda Istri Ayyub
Istri Nabi Ayyub membuat roti untuk suatu keluarga yang mempunyai seorang anak kecil. Saat roti telah masak, anak mereka masih tidur, sedangkan mereka tidak mau mengganggu tidur anak mereka, karenanya mereka memberikan roti itu kepada istri Ayyub.
Istri Ayyub membawa roti itu pulang ke rumah. Tetapi Ayyub merasa heran dengan kedatangannya yang begitu cepat, lalu ia bertanya, "Mengapa engkau begitu cepat pulang, apakah yang engkau alami hari ini?"
Si istri menceritakan apa yang telah dialaminya. Ayub berkata, "Barangkali anak kecil itu telah bangun dari tidurnya, lalu meminta roti kepada orang tuanya dan mereka tidak menemukannya, sehingga anak kecil itu terus-menerus menangis meminta roti kepada orang tuanya. Sekarang kembalilah ke rumah itu dan bawalah kembali roti ini."
Ibnu Katsir dalam tafsirnya, mengutip As-Saddi mengatakan bahwa daging tubuh Ayyub berguguran rontok, sehingga tiada yang tersisa dari tubuhnya selain otot-otot dan tulang-tulangnya.
Cobaan ini membuat orang-orang tidak mau sekedudukan dengan Ayyub. Nabi Ayyub pun tinggal menyendiri di pinggir kota. Tiada seorang manusia pun yang mau datang kepadanya selain dari istrinya yang bertugas merawatnya dan mengurusi keperluannya.
Isri Nabi Ayyub selalu mendatanginya dengan membawa abu. Setelah sakit Ayyub cukup lama, istrinya berkata kepadanya, "Hai Ayyub, sekiranya kamu berdoa kepada Tuhanmu untuk kesembuhanmu, tentu Dia akan melenyapkan penyakitmu ini."
Ayub menjawab, "Saya telah menjalani masa hidup selama 70 tahun dalam keadaan sehat. Masa itu sebentar, maka sudah sepantasnya bagiku bersabar demi karena Allah selama 70 tahun." Maka istrinya merasa terkejut dan mengeluh mendapat jawaban tersebut, lalu ia pergi.
Menurut suatu pendapat, istri Ayub jatuh miskin, lalu ia bekerja menjadi pelayan bagi orang lain yang hasilnya ia gunakan untuk keperluan suaminya.
Ibnu Katsir mengutip Ibnu Abu Hatim dari Nauf Al-Bakkali mengatakan bahwa istri Ayub berkata kepada suaminya, "Berdoalah kepada Allah memohon kesembuhan, pasti Allah akan menyembuhkanmu."
Akan tetapi, Ayyub tetap tidak mau berdoa untuk memohon kesembuhannya. Hingga pada suatu hari lewatlah sejumlah orang dari kalangan Bani Israil di dekat tempat Ayyub berada. Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, "Musibah yang menimpanya tiada lain karena dosa besar yang dikerjakannya."
Maka pada saat itu juga Nabi Ayyub berdoa kepada Allah, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (QS Al-Anbiya: 83)
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Nabi Ayyub mempunyai dua orang saudara. Pada suatu hari dua saudaranya itu datang mengunjunginya, tetapi keduanya tidak dapat mendekatinya karena bau Ayub yang tidak enak; maka keduanya hanya berdiri dari kejauhan.
Salah seorang berkata kepada yang lain, "Seandainya Allah mengetahui adanya kebaikan pada diri Ayyub, tentulah Dia tidak mengujinya dengan cobaan ini."
Nabi Ayyub merasa berduka cita dengan perkataan keduanya, duka cita yang belum pernah ia alami sebelumnya. Lalu Ayub berdoa, "Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya aku belum pernah tidur di suatu malam pun dalam keadaan kenyang, dan aku mengetahui mengapa aku lapar, maka percayalah kepadaku."
Semua malaikat yang ada di langit mempercayainya, sedangkan kedua saudaranya itu mendengarkannya. Kemudian Ayyub berkata lagi, "Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya aku belum pernah mempunyai dua lapis baju gamis, dan aku mengetahui mengapa aku sampai tidak berpakaian, maka percayailah aku."
Para malaikat yang ada di langit mempercayainya, sedangkan kedua saudaranya itu mendengarkannya. Setelah itu Ayyub berkata, "Ya Allah, demi Keagungan-Mu," lalu Ayub menyungkur bersujud seraya berkata, "Demi Keagungan-Mu, aku tidak akan mengangkat kepalaku selama Engkau belum menyembuhkan diriku dari penyakit ini."
Iblis Menggoda Istri Ayyub
Istri Nabi Ayyub membuat roti untuk suatu keluarga yang mempunyai seorang anak kecil. Saat roti telah masak, anak mereka masih tidur, sedangkan mereka tidak mau mengganggu tidur anak mereka, karenanya mereka memberikan roti itu kepada istri Ayyub.
Istri Ayyub membawa roti itu pulang ke rumah. Tetapi Ayyub merasa heran dengan kedatangannya yang begitu cepat, lalu ia bertanya, "Mengapa engkau begitu cepat pulang, apakah yang engkau alami hari ini?"
Si istri menceritakan apa yang telah dialaminya. Ayub berkata, "Barangkali anak kecil itu telah bangun dari tidurnya, lalu meminta roti kepada orang tuanya dan mereka tidak menemukannya, sehingga anak kecil itu terus-menerus menangis meminta roti kepada orang tuanya. Sekarang kembalilah ke rumah itu dan bawalah kembali roti ini."