Kisah Sufi: Tiga Kunjungan ke Guru Bahauddin Naqsyabandi

Jum'at, 14 Oktober 2022 - 16:01 WIB
Bahauddin Naqsyabandi pendiri tarekat Naqsyabandiyah. Foto/Ist/mhy
Kisah Tiga Kunjungan ke Guru dinukil dari "The Way of the Sufi" karya Idries Shah yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha menjadi "Reportase Dunia Ma'rifat". Berikut kisahnya.

Bahauddin Naqsyabandi dikunjungi sekelompok pencari. Mereka menemukannya di halaman, dikelilingi murid, jelas kelihatan sangat bergembira.

Beberapa dari mereka yang baru datang itu berkata: "Betapa buruknya --ini bukan cara berperilaku, apa pun dalihnya.



Mereka mencoba memprotes guru.



Lainnya mengatakan: "Bagi kami ini kelihatan baik sekali --kami menyukai pengajaran seperti ini, dan berharap ikut ambil bagian."

Namun sebagian lain mengatakan: "Sebagian dari kami merasa bingung dan berharap mengetahui lebih banyak mengenai teka-teki ini."

Sisanya berkata pada yang lainnya: "Barangkali ada hikmahnya dengan semua ini, tetapi apakah kita harus menanyakannya atau tidak, kita tidak tahu."

Guru mengusir mereka semua.

Dan semuanya tersebar, melalui percakapan maupun tulisan, pendapat mereka tentang peristiwa tersebut. Bahkan mereka yang tidak ikut mengalami langsung terpengaruh pula, dan pidato serta karya mereka mencerminkan kepercayaan mereka terhadap hal tersebut.



Beberapa waktu berikutnya, mereka lewat lagi di jalan tersebut. Singgah ke tempat sang guru.

Berdiri di pintu, mereka memperhatikan bahwa di halaman, guru dan muridnya sedang duduk, sangat sopan; dalam perenungan yang dalam. "Ini lebih baik," ujar beberapa pengunjung, "karena ia dengan jelas belajar dari protes kita."

"Ini luar biasa," ujar yang lain, "karena waktu lalu, jelas ia menguji kita."

"Ini terlalu muram,' sambung yang lain, 'karena kita akan menjumpai wajah-wajah demikian di mana-mana."

Kemudian muncul berbagai opini, suara dan sebagainya.

Sang guru, ketika waktu untuk refleksi telah usai, mengusir pengunjung-pengunjung ini.



Lama sesudahnya, sekelompok kecil kembali dan mencari penjelasan atas apa yang telah mereka alami.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَذَرِ الَّذِيۡنَ اتَّخَذُوۡا دِيۡنَهُمۡ لَعِبًا وَّلَهۡوًا وَّغَرَّتۡهُمُ الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَا‌ ۚ وَ ذَكِّرۡ بِهٖۤ اَنۡ تُبۡسَلَ نَفۡسٌ ۢ بِمَا كَسَبَتۡ‌ۖ لَـيۡسَ لَهَا مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَلِىٌّ وَّلَا شَفِيۡعٌ‌ ۚ وَاِنۡ تَعۡدِلۡ كُلَّ عَدۡلٍ لَّا يُؤۡخَذۡ مِنۡهَا‌ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ اُبۡسِلُوۡا بِمَا كَسَبُوۡا‌ ۚ لَهُمۡ شَرَابٌ مِّنۡ حَمِيۡمٍ وَّعَذَابٌ اَ لِيۡمٌۢ بِمَا كَانُوۡا يَكۡفُرُوۡنَ
Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda-gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Qur'an agar setiap orang tidak terjerumus (ke dalam neraka), karena perbuatannya sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat (pertolongan) selain Allah. Dan jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun, niscaya tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan (ke dalam neraka), karena perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih karena kekafiran mereka dahulu.

(QS. Al-An'am Ayat 70)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More