Al-Biruni, Ilmuwan Muslim Berotak Jenius yang Dikagumi Dunia Barat
Sabtu, 15 Oktober 2022 - 14:37 WIB
Sosok ilmuwan muslim satu ini dikenal sebagai guru dari segala ilmu. Ilmuwan barat modern mengakui kehebatannya karena beliau menguasai banyak disiplin ilmu.
Beliau adalah Abu Rayhan, Muhammad bin Ahmad atau lebih dikenal dengan panggilan Al-Bairuni atau Al-Biruni (973-1048). Dunia Islam patut berbangga dengan kejeniusan otak beliau.
"Jika barat mengklaim Einstein dan beberapa penemu mereka sebagai ilmuwan berotak jenius hanya karena penemuan di satu dua bidang ilmu, Islam pernah punya tokoh ilmuwan yang memiliki penemuan di berbagai bidang ilmu pengetahuan," kata Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq, Dai yang juga Pimpinan Ma'had Subulana Bontang Kalimantan Timur.
Ustaz Ahmad Syahrin menuturkan, Ilmuwan barat mengakui kehebatan Al-Bairuni dengan menjulukinya dengan Leonardo Da Vinci nya Islam, seorang ilmuwan Barat yang dikenal menguasai banyak disiplin ilmu. Meski kenyataannya, Al-Biruni hidup 500 tahun lebih awal dari Da Vinci yang banyak penemuannya tidaklah murni dari pemikiran dan hasil kerjanya.
Kejeniusan Al-Biruni
Al-Biruni merupakan seorang ilmuwan dengan keahlian dan pakar dalam ilmu kedokteran, filsafat, kimia, fisika, matematika, geologi, astronomi, sejarah, farmakologi, geografi, bahasa, antropologi, geodesi, penyair dan disiplin ilmu lainnya.
Meski cabang-cabang ilmu yang ia geluti telah didahului oleh tokoh besar lainnya seperti Ibnu Sina, Ibnu Haitam dan lainnya, namun kualitas analisisnya dalam beragam bidang pengetahuan begitu kuat. Lebih dari 180-an buku karyanya dijadikan rujukan bagi sarjana modern, muslim atau non muslim. Beliau pun dijuluki "Ustadz fil Ulum" atau guru dari segala ilmu.
Jika kebanyakan penemu hanya melakukan kerja menemukan sebuah teori ilmiah atau mengembangkan temuan yang sudah ada, tidak demikian dengan Al-Biruni. Dia adalah seorang ilmuwan eksperimentalis yang bukan hanya membuat teori baru terhadap sesuatu yang belum pernah diteliti oleh ilmuwan sebelumnya, tapi juga melakukan penelitian ulang terhadap teori-teori yang sudah ada.
Selain itu, mengembangkan teori-teori yang sudah mapan. Bahkan mengkritik dan mengoreksi terhadap teori yang kebanyakan sudah ada di banyak bidang ilmu pengetahuan.
Saat Abu Sa'id Sijzi menciptakan Astrolabe heliosentris yang dinilai akurat, Al-Biruni tetap membuat dan mengembangkan Astrolabenya sendiri. Hasilnya, Astrolabe yang diberi nama Al-Ustawani itu tidak hanya dapat mengukur gerak benda langit, tapi juga bisa mengukur lokasi-lokasi di bumi yang sulit dijangkau seperti pegunungan.
Temuan yang Mengagumkan
Kata Ustaz Ahmad Syahrin, salah satu temuan orisinil dari Al-Biruni adalah penghitungannya terhadap panjang lingkar bumi. Di mana Abad ke 11, Eropa masih meraba-raba antara kebenaran teori bumi bulat atau bumi datar.
Biruni menyatakan bahwa jarak keliling bumi adalah 40.225 Km. Di mana penghitungan modern saat ini adalah 40.074. Dengan demikian penghitungan Al-Biruni sangat akurat, yakni mencapai ketepatan hingga 99,62 persen dan hanya menyimpang 0,38 persen saja.
Al-Biruni pernah memaparkan koordinat sangat akurat garis bujur dan lintang 600 kota penting di masanya dalam karyanya Tahdid Nihayat Al-Amakin Li-Tashih Masafat Al-Masakin (ketetapan koordinat lokasi untuk mengoreksi jarak antarkota). Semuanya lengkap dengan ukuran jarak antarlokasi dan juga arahnya menuju kiblat.
Bidang Sastra dan Bahasa
Dalam bidang sastra dan bahasa, Al-Biruni menulis Fi Tahqiq Ma Li Al-Hind Min Maqola Maqbula Fi al-'Aql Aw Mardhula. Saat berada di India, ia menerjemahkan buku-buku Sanskerta ke bahasa Arab. Sebaliknya, ia juga menerjemahkan buku bahasa Arab dan Yunani ke Sanskerta.
Bidang Farmasi
Dalam bidang farmasi, Al-Biruni menulis Kitab Al Saydanah fi Al-Tibb (Buku Farmasi dan Materia Medica). Buku inilah yang juga menjadikannya dipuji sebagai "Bapak Farmasi Islam." Meski fokus kajian buku yang dia tulis ini pada sebab penyakit dan penyembuhannya, namun tak cuma soal farmasi, ia juga merambah ke bahasan lain seperti sejarah botani dan leksikografi.
Bidang Filsafat
Beliau adalah Abu Rayhan, Muhammad bin Ahmad atau lebih dikenal dengan panggilan Al-Bairuni atau Al-Biruni (973-1048). Dunia Islam patut berbangga dengan kejeniusan otak beliau.
"Jika barat mengklaim Einstein dan beberapa penemu mereka sebagai ilmuwan berotak jenius hanya karena penemuan di satu dua bidang ilmu, Islam pernah punya tokoh ilmuwan yang memiliki penemuan di berbagai bidang ilmu pengetahuan," kata Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq, Dai yang juga Pimpinan Ma'had Subulana Bontang Kalimantan Timur.
Ustaz Ahmad Syahrin menuturkan, Ilmuwan barat mengakui kehebatan Al-Bairuni dengan menjulukinya dengan Leonardo Da Vinci nya Islam, seorang ilmuwan Barat yang dikenal menguasai banyak disiplin ilmu. Meski kenyataannya, Al-Biruni hidup 500 tahun lebih awal dari Da Vinci yang banyak penemuannya tidaklah murni dari pemikiran dan hasil kerjanya.
Kejeniusan Al-Biruni
Al-Biruni merupakan seorang ilmuwan dengan keahlian dan pakar dalam ilmu kedokteran, filsafat, kimia, fisika, matematika, geologi, astronomi, sejarah, farmakologi, geografi, bahasa, antropologi, geodesi, penyair dan disiplin ilmu lainnya.
Meski cabang-cabang ilmu yang ia geluti telah didahului oleh tokoh besar lainnya seperti Ibnu Sina, Ibnu Haitam dan lainnya, namun kualitas analisisnya dalam beragam bidang pengetahuan begitu kuat. Lebih dari 180-an buku karyanya dijadikan rujukan bagi sarjana modern, muslim atau non muslim. Beliau pun dijuluki "Ustadz fil Ulum" atau guru dari segala ilmu.
Jika kebanyakan penemu hanya melakukan kerja menemukan sebuah teori ilmiah atau mengembangkan temuan yang sudah ada, tidak demikian dengan Al-Biruni. Dia adalah seorang ilmuwan eksperimentalis yang bukan hanya membuat teori baru terhadap sesuatu yang belum pernah diteliti oleh ilmuwan sebelumnya, tapi juga melakukan penelitian ulang terhadap teori-teori yang sudah ada.
Selain itu, mengembangkan teori-teori yang sudah mapan. Bahkan mengkritik dan mengoreksi terhadap teori yang kebanyakan sudah ada di banyak bidang ilmu pengetahuan.
Saat Abu Sa'id Sijzi menciptakan Astrolabe heliosentris yang dinilai akurat, Al-Biruni tetap membuat dan mengembangkan Astrolabenya sendiri. Hasilnya, Astrolabe yang diberi nama Al-Ustawani itu tidak hanya dapat mengukur gerak benda langit, tapi juga bisa mengukur lokasi-lokasi di bumi yang sulit dijangkau seperti pegunungan.
Temuan yang Mengagumkan
Kata Ustaz Ahmad Syahrin, salah satu temuan orisinil dari Al-Biruni adalah penghitungannya terhadap panjang lingkar bumi. Di mana Abad ke 11, Eropa masih meraba-raba antara kebenaran teori bumi bulat atau bumi datar.
Biruni menyatakan bahwa jarak keliling bumi adalah 40.225 Km. Di mana penghitungan modern saat ini adalah 40.074. Dengan demikian penghitungan Al-Biruni sangat akurat, yakni mencapai ketepatan hingga 99,62 persen dan hanya menyimpang 0,38 persen saja.
Al-Biruni pernah memaparkan koordinat sangat akurat garis bujur dan lintang 600 kota penting di masanya dalam karyanya Tahdid Nihayat Al-Amakin Li-Tashih Masafat Al-Masakin (ketetapan koordinat lokasi untuk mengoreksi jarak antarkota). Semuanya lengkap dengan ukuran jarak antarlokasi dan juga arahnya menuju kiblat.
Bidang Sastra dan Bahasa
Dalam bidang sastra dan bahasa, Al-Biruni menulis Fi Tahqiq Ma Li Al-Hind Min Maqola Maqbula Fi al-'Aql Aw Mardhula. Saat berada di India, ia menerjemahkan buku-buku Sanskerta ke bahasa Arab. Sebaliknya, ia juga menerjemahkan buku bahasa Arab dan Yunani ke Sanskerta.
Bidang Farmasi
Dalam bidang farmasi, Al-Biruni menulis Kitab Al Saydanah fi Al-Tibb (Buku Farmasi dan Materia Medica). Buku inilah yang juga menjadikannya dipuji sebagai "Bapak Farmasi Islam." Meski fokus kajian buku yang dia tulis ini pada sebab penyakit dan penyembuhannya, namun tak cuma soal farmasi, ia juga merambah ke bahasan lain seperti sejarah botani dan leksikografi.
Bidang Filsafat