Lancar atau Tidak Rezeki di Antara Sholat dan Maksiat, Begini Penjelasannya

Senin, 24 Oktober 2022 - 09:28 WIB
Allah Taala berkuasa untuk menahan dan memudahkan rezeki seorang hamba, namun salah satu titik terpenting dalam menentukan rezeki seorang hamba adalah bagaimana kadar ibadah sholatnya. Foto ilustrasi/ist
Allah Ta'ala berkuasa untuk menahan dan memudahkan rezeki seorang hamba . Hal itu tergantung dosa dan ketaatan yang diperbuatnya. Salah satu titik terpenting dalam menentukan rezeki seorang hamba adalah bagaimana kadar ibadah sholatnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اُتْلُ مَاۤ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَ قِمِ الصَّلٰوةَ ۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ


"Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-'Ankabut : 45)





Lalu Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda : "Barangsiapa yang meninggalkan sholat dengan sengaja, maka sesungguhnya jaminan Allah telah lepas darinya." (HR. Ahmad).

Dalam kitab berjudul Al Kaba'ir karya Imam Dzahabi (Imam penghafal hadis yang sejarawan kelahiran Damaskus. Lahir 673 H dan wafat 748 H), disebutkan bahwa Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu berkata bahwa sesungguhnya tidak akan beuntung orang yang mengaku muslim, tetapi tidak mau sholat .

Dalam surat Al Ankabut ayat 45 tersebut di atas, terdapat perintah khusus untuk mengerjakan sholat . Hal ini menunjukkan sholat memiliki banyak keutamaan, kemuliaan dan akibat-akibat yang sangat indah. Di antaranya, sungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.

Syaikh Shalih al-Utsaimin yang menjelaskan isi kitab Al Kaba'ir karya Imam Dzahabi menegaskan bahwa dosa orang yang meremehkan sholat sangat besar. Bahkan yang sengaja meninggalkan sholat, berarti dia telah menyatakan ketidaktaatannya kepada Allah Ta'ala. Orang seperti ini dihukumi kafir (menutup diri) dari syariat Allah.

Jika Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak lagi memberi jaminan untuk orang yang meninggalkan sholat, maka bagaimana dia akan mudah mendapat rezekinya? Maka dosa meremehkan sholat dan meninggalkannya akan mempersulit jalannya rezeki.

Dosa yang dilakukan oleh seseorang dapat berpengaruh terhadap rezeki yang Allah berikan kepadanya. Allah menahan rezeki orang-orang yang berbuat maksiat. Sedang orang yang ta'at menjalankan sholat dijanjikan kemurahan dan keberkahan rezeki.

Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ


“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi.” (QS Al-A’raf : 96)

Karena itulah Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyebutkan kaitan yang erat antara sholat dan rezeki seseorang.

Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman :

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى (131) وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (132)


“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal (131). Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang memberi rezeki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa (132).” (QS Thaha 131 & 132).

Orang-orang yang belum bisa mengerjakan shalat lima waktu sudah sepantasnya bertaubat kepada Allah dengan segera. Sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala Maha Mengampuni hamba-hambanya yang bertaubat kepada-Nya.

Allah berfirman :

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ


“(2) Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (3) dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq: 2-3)

Ayat-ayat di atas menunjukkan kaitan yang besar antara rezeki seseorang dengan ketakwaannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Orang yang berbuat maksiat kepada Allah bukanlah orang yang bertakwa kepada-Nya.

Maka, perbuatan dosa seseorang karena meninggalkan sholat berakibat akan mempersulit rezeki dan tidak ada keberkahan di dalamnya. Sebaliknya, sholat sangat berpengaruh kepada ketakwaan seseorang dan dapat menjadi sebab dibukakannya pintu rezeki yang halal dan baik.



Wallahu 'Alam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
cover top ayah
وَقُلْ لِّـلۡمُؤۡمِنٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ اَبۡصَارِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوۡجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَا‌ وَلۡيَـضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوۡبِهِنَّ‌ۖ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اٰبَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اٰبَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوۡ نِسَآٮِٕهِنَّ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيۡنَ غَيۡرِ اُولِى الۡاِرۡبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفۡلِ الَّذِيۡنَ لَمۡ يَظۡهَرُوۡا عَلٰى عَوۡرٰتِ النِّسَآءِ‌ۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِاَرۡجُلِهِنَّ لِيُـعۡلَمَ مَا يُخۡفِيۡنَ مِنۡ زِيۡنَتِهِنَّ‌ ؕ وَتُوۡبُوۡۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيۡعًا اَيُّهَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُوۡنَ
Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.

(QS. An-Nur Ayat 31)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More