Allah Menjadikan Seseorang itu Miskin atau Kaya, Ini Dalilnya
Jum'at, 04 November 2022 - 13:21 WIB
Banyak orang tetap saja tidak menyadari, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala yang berkehendak menentukan seseorang itu miskin atau kaya . Sehingga banyak umat Islam ketika kekurangan harta, dia akan meminta-minta kepada selain Allah dengan minta bantuan pesugihan atau penglaris atau minta kepada sesama makhluk, dan sebagainya.
Padahal, Allah adalah tempat bergantung , berpijak, dan berharap. Sedang minta pertolongam ke "orang pintar" atau dukun adalah perbuatan setan yang malah menjerumuskan kepada perbuatan syirik. Seharusnya lah seorang muslim hanya menyandarkan harapannya kepada Allah dengan berusaha, berdoa, dan bertawakal.
Hendaknya disadari juga bahwa Allah maha kaya. Allah maha pemberi. Allah maha mengatur siapa yang layak mendapat kelebihan harta dan siapa yang panas diberi dengan kondisi sedikit kekurangan. Allah yang menentukan siapa yang kaya dan siapa yang miskin. Bekerja adalah wasilah dan jalan. Tapi Allah yang menentukan takaran rezeki dan kekayaan seorang hamba.
Dalam tafsir surat Asyuura 27 disebutkan, sesungguhnya ada diantara hamba Allah orang yang tidak pantas baginya kecuali kaya. Sebab, ️kalau seandainya Allah menjadikan dia sebagai orang miskin, niscaya kemiskinannya akan merusak dirinya dengan menjauh dari agamanya.
️Dan diantara hamba Allah ada orang yang tidak pantas baginya kecuali miskin. Sebab, kalau seandainya Allah menjadikan dia orang kaya, niscaya kekayaannya akan merusak dirinya dan dia akan berpaling dan menjauh dari agama dan ketaatan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat." (QS. Asy-Syura : 27)
Jadi, adalah hikmah Allah yang begitu agung ketika menetapkan seseorang menjadi kaya atau miskin.
Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir, ketika menjelaskan Surat Asy- Syura ayat 27, Ibnu Katsir rahimahullah berkata bahwa Allah memberikan rezki kepada mereka, dengan rezki yang Dia pilih yang di dalamnya ada kemaslahatan mereka. Dan Allah lebih tahu akan hal itu, maka Dia pun menjadikan kaya orang yang berhak untuk kaya. Lalu menjadikan miskin siapa saja yang berhak untuk miskin. Dan Allah memberi rezeki sesuai kadar hamba-Nya dalam ketentuan-Nya bahwa Dia lah yang maha pemberi rezeki.
Harus diyakini bahwa Allah lah satu-satunya pemberi rezeki. Yaitu rezeki yang sifatnya umum, yaitu segala sesuatu yang dimiliki hamba, baik berupa makanan dan selain itu. Dengan kehendak-Nya, kita bisa merasakan berbagai nikmat rizki, makan, harta dan lainnya.
Karena AllahTa’alaberfirman :
“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi?” (QS. Fathir: 3)
Firman-Nya :
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah.” (QS. Saba’: 24)
Allah juga menegaskan bahwa : “Tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah; maka mengapakah engkau bisa berpaling (dari perintah beribadah kepada Allah semata)?” (QS. Fathir: 3)
Selain Allah sama sekali tidak dapat memberi rezeki. AllahTa’alaberfirman :
Padahal, Allah adalah tempat bergantung , berpijak, dan berharap. Sedang minta pertolongam ke "orang pintar" atau dukun adalah perbuatan setan yang malah menjerumuskan kepada perbuatan syirik. Seharusnya lah seorang muslim hanya menyandarkan harapannya kepada Allah dengan berusaha, berdoa, dan bertawakal.
Hendaknya disadari juga bahwa Allah maha kaya. Allah maha pemberi. Allah maha mengatur siapa yang layak mendapat kelebihan harta dan siapa yang panas diberi dengan kondisi sedikit kekurangan. Allah yang menentukan siapa yang kaya dan siapa yang miskin. Bekerja adalah wasilah dan jalan. Tapi Allah yang menentukan takaran rezeki dan kekayaan seorang hamba.
Dalam tafsir surat Asyuura 27 disebutkan, sesungguhnya ada diantara hamba Allah orang yang tidak pantas baginya kecuali kaya. Sebab, ️kalau seandainya Allah menjadikan dia sebagai orang miskin, niscaya kemiskinannya akan merusak dirinya dengan menjauh dari agamanya.
️Dan diantara hamba Allah ada orang yang tidak pantas baginya kecuali miskin. Sebab, kalau seandainya Allah menjadikan dia orang kaya, niscaya kekayaannya akan merusak dirinya dan dia akan berpaling dan menjauh dari agama dan ketaatan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَوْ بَسَطَ اللّٰهُ الرِّزْقَ لِعِبَا دِهٖ لَبَغَوْا فِى الْاَ رْضِ وَلٰكِنْ يُّنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَآءُ ۗ اِنَّهٗ بِعِبَا دِهٖ خَبِيْرٌۢ بَصِيْرٌ
"Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat." (QS. Asy-Syura : 27)
Jadi, adalah hikmah Allah yang begitu agung ketika menetapkan seseorang menjadi kaya atau miskin.
Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir, ketika menjelaskan Surat Asy- Syura ayat 27, Ibnu Katsir rahimahullah berkata bahwa Allah memberikan rezki kepada mereka, dengan rezki yang Dia pilih yang di dalamnya ada kemaslahatan mereka. Dan Allah lebih tahu akan hal itu, maka Dia pun menjadikan kaya orang yang berhak untuk kaya. Lalu menjadikan miskin siapa saja yang berhak untuk miskin. Dan Allah memberi rezeki sesuai kadar hamba-Nya dalam ketentuan-Nya bahwa Dia lah yang maha pemberi rezeki.
Harus diyakini bahwa Allah lah satu-satunya pemberi rezeki. Yaitu rezeki yang sifatnya umum, yaitu segala sesuatu yang dimiliki hamba, baik berupa makanan dan selain itu. Dengan kehendak-Nya, kita bisa merasakan berbagai nikmat rizki, makan, harta dan lainnya.
Karena AllahTa’alaberfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi?” (QS. Fathir: 3)
Firman-Nya :
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah.” (QS. Saba’: 24)
Allah juga menegaskan bahwa : “Tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah; maka mengapakah engkau bisa berpaling (dari perintah beribadah kepada Allah semata)?” (QS. Fathir: 3)
Selain Allah sama sekali tidak dapat memberi rezeki. AllahTa’alaberfirman :