Kisah Syaikh Zakaria Al-Anshari Tetap Sholat Berdiri Meski Berusia 100 Tahun
Kamis, 10 November 2022 - 22:10 WIB
Sebagian muslim yang berusia lanjut mungkin banyak yang tidak mampu lagi sholat dalam keadaan berdiri dikarenakan uzurnya. Namun, tidak demikian dengan sosok ulama terdahulu ini.
Syaikh Zakaria Al-Anshari tetap bersemangat mendirikan sholat dalam keadaan berdiri meski usianya 100 tahun. Beliau seakan-akan menegaskan bahwa tak ada asalan untuk meremehkan ibadah yang satu ini.
Seperti diketahui, sholat merupakan amalan pertama yang dihisab pada hari Kiamat. Setiap muslim (berakal dan baligh) wajib mengerjakan sholat 5 waktu (fardhu ain) sekalipun dalam kondisi lanjut usia atau sakit.
Bagi yang tidak mampu, Islam memberi keringanan sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ
Artinya: "Sholatlah dengan berdiri, jika kamu tidak sanggup lakukanlah dengan duduk dan bila tidak sanggup juga lakukanlah dengan berbaring pada salah satu sisi badan." (HR Al-Bukhari 1050)
Kisah Syaikh Zakaria Al-Anshari sejatinya menjadi pelajaran berharga sekaligus motivasi bagi kita untuk tetap semangat mendirikan sholat. Terutama bagi kalangan muda yang diberi karunia fisik yang kuat.
Syaikh Abdul Wahab Asy-Sya'rani dalam Kitab Lathaif al-Minan al-Kubra jilid 1 hal 537 menceritakan, Syakhul Islam Zakariya Al-Ansari senantiasa sholat sunnah dalam keadaan berdiri dengan umur yang sudah melebihi 100 tahun. Akhirnya badan beliau menjadi miring ke kanan atau ke kiri. Bahkan hampir jatuh sebab badan beliau yang semakin lemah, di tambah beliau tidak ingin sholat dalam keadaan duduk.
فقلت له يوما: إن مثلكم لا يطالبه الله عز و جل بالوقوف في النوافل
Suatu hari akupun berkata kepada beliau: "Wahai Syaikh, Allah tidak lagi menuntut yang semisalmu untuk berdiri ketika melakukan sholat sunnah."
Berikut jawaban Syaikh Zakaria:
فقال : النفس من شأنها حب الراحة و للكسل، و أخاف أن اجيبها إلى ما طلبت فأختم عمري بالكسل عن الطاعات
Syaikh Zakaria menjawab: "Nafsu itu tabiatnya suka santai dan bermalas-malasan. Aku takut, jika aku turuti nanti Allah akhiri hidupku dengan kemalasan dalam melakukan taat." (Lathaif al-Minan al-Kubra)
Syaikh Zakaria Al-Anshari bernama lengkap Zainuddin Abu Yahya Zakariyya bin Muhammad bin Ahmad bin Zakariyya Al-Anshari Asy-Syafi'i lahir pada Tahun 824 H, di Sunaikah, desa kecil antara Kota Bilbis dan Al-Abbasiyah, timur Mesir. Beliau berpulang ke rahmatullah pada Tahun 926 H atau 1520 Masehi dalam usia 100 tahun lebih.
Sejak kecil, beliau telah ditinggal wafat ayahnya. Zakariyya kecil bersama sang Ibu menjalani kehidupan yang cukup berat. Selama itu hidupnya diisi penuh dengan ilmu, pendidikan, dakwah dan mengajar hingga dijuluki Syaikul Islam.
Syaikh Zakaria Al-Anshari tetap bersemangat mendirikan sholat dalam keadaan berdiri meski usianya 100 tahun. Beliau seakan-akan menegaskan bahwa tak ada asalan untuk meremehkan ibadah yang satu ini.
Seperti diketahui, sholat merupakan amalan pertama yang dihisab pada hari Kiamat. Setiap muslim (berakal dan baligh) wajib mengerjakan sholat 5 waktu (fardhu ain) sekalipun dalam kondisi lanjut usia atau sakit.
Bagi yang tidak mampu, Islam memberi keringanan sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ
Artinya: "Sholatlah dengan berdiri, jika kamu tidak sanggup lakukanlah dengan duduk dan bila tidak sanggup juga lakukanlah dengan berbaring pada salah satu sisi badan." (HR Al-Bukhari 1050)
Kisah Syaikh Zakaria Al-Anshari sejatinya menjadi pelajaran berharga sekaligus motivasi bagi kita untuk tetap semangat mendirikan sholat. Terutama bagi kalangan muda yang diberi karunia fisik yang kuat.
Syaikh Abdul Wahab Asy-Sya'rani dalam Kitab Lathaif al-Minan al-Kubra jilid 1 hal 537 menceritakan, Syakhul Islam Zakariya Al-Ansari senantiasa sholat sunnah dalam keadaan berdiri dengan umur yang sudah melebihi 100 tahun. Akhirnya badan beliau menjadi miring ke kanan atau ke kiri. Bahkan hampir jatuh sebab badan beliau yang semakin lemah, di tambah beliau tidak ingin sholat dalam keadaan duduk.
فقلت له يوما: إن مثلكم لا يطالبه الله عز و جل بالوقوف في النوافل
Suatu hari akupun berkata kepada beliau: "Wahai Syaikh, Allah tidak lagi menuntut yang semisalmu untuk berdiri ketika melakukan sholat sunnah."
Berikut jawaban Syaikh Zakaria:
فقال : النفس من شأنها حب الراحة و للكسل، و أخاف أن اجيبها إلى ما طلبت فأختم عمري بالكسل عن الطاعات
Syaikh Zakaria menjawab: "Nafsu itu tabiatnya suka santai dan bermalas-malasan. Aku takut, jika aku turuti nanti Allah akhiri hidupku dengan kemalasan dalam melakukan taat." (Lathaif al-Minan al-Kubra)
Syaikh Zakaria Al-Anshari bernama lengkap Zainuddin Abu Yahya Zakariyya bin Muhammad bin Ahmad bin Zakariyya Al-Anshari Asy-Syafi'i lahir pada Tahun 824 H, di Sunaikah, desa kecil antara Kota Bilbis dan Al-Abbasiyah, timur Mesir. Beliau berpulang ke rahmatullah pada Tahun 926 H atau 1520 Masehi dalam usia 100 tahun lebih.
Sejak kecil, beliau telah ditinggal wafat ayahnya. Zakariyya kecil bersama sang Ibu menjalani kehidupan yang cukup berat. Selama itu hidupnya diisi penuh dengan ilmu, pendidikan, dakwah dan mengajar hingga dijuluki Syaikul Islam.
(rhs)