9 Fakta Kecerdasan Imam Syafi'i Saat Belajar di Masa Kecil
Kamis, 24 November 2022 - 05:10 WIB
Imam Syafi'i (150-204 Hijriyah) bernama asli Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i rahimahullah. Sejak kecil dikenal memiliki kecerdasan luar biasa hingga menjadi seorang ulama besar pendiri Mazhab Syafi'i.
Perjuangannya dalam menuntut ilmu layak dijadikan teladan oleh umat Islam. Para ulama menjulukinya dengan gelar Nashirus Sunnah (penolongnya sunnah) atau Nashih Al-Hadits (pembela Sunnah Nabi).
Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menceritakan beberapa fakta kecerdasan Imam Syafi'i saat belajar di masa kecilnya. Berikut 9 faktanya:
1. Punya Semangat Belajar yang Luar Biasa
قيل للشافعي كيف شهوتك للعلم؟ قال: أسمع بالحرف ـ أي بالكلمة ـ مما لم أسمعه، فتود أعضائي أن لها سمعًا تتنعم به، مثل ما تنعمت به الأذنان .فقيل له: كيف حرصك عليه؟ قال: حرص الجموع المنوع في بلوغ لذته للمال .فقيل له: فكيف طلبك له؟ قال: طلب المرأة المضلة ولدَها ليس لها غيره
Ditanyakan kepada Imam Syafi'i rahimahullah: "Bagaimana hasratmu terhadap ilmu? Ia menjawab: 'Jika aku mendengar sebuah kata yang belum pernah kudengar sebelumnya, maka aku berharap seluruh anggota tubuhku memiliki pendengaran untuk turut menikmati lezatnya ilmu tersebut, sebagaimana telingaku menikmatinya."
Ditanyakan lagi: "Bagaimana semangatmu untuk ilmu? Beliau menjawab: "Seperti semangatnya orang yang rakus dan pelit dalam menikmati harta." Dikatakan lagi kepadanya: "Bagaimana engkau menuntut ilmu?" Beliau menjawab: "Bagaikan seorang ibu yang sedang kehilangan anaknya, sedangkan dia tidak punya anak selainnya.”
2. Menyelesaikan Hafalan di Usia Belia
حفظت القرآن وأنا ابن سبع سنينوحفظت (الموطأ) وأنا ابن عشر
Syafi'i berkata: "Aku telah hafal Al-Qur'an di usia 7 tahun, dan aku hafal Kitab Muwatha' ketika berumur 10 tahun."
3. Menimba Ilmu Hingga ke Pedalaman Arab
Imam Asy-Syafi'i rahimahullah berkata:
أقمت في بطون العرب عشرين سنة، آخذ أشعارها ولغاتها، وحفظت القرآن
"Aku tinggal di pedalaman Arab selama 20 tahun untuk mempelajari syair dan Bahasa Arab juga untuk menghafal Al-Qur'an."
4. Menjadikan Tulang Belulang untuk Menulis Pelajaran
وعن الشافعي، قال: كنت أكتب في الأكتاف والعظام
Imam Syafi'i berkata: "Dulu aku sampai menulis (pelajaran) di tulang belulang."
5. Berguru kepada Guru Terbaik
Imam Syafi'i berguru kepada ulama-ulama besar di masanya, di antaranya kepada Imam Darul Hijrah, Malik bin Anas rahimahullah. Usahanya untuk bisa diterima oleh Imam Malik lumayan unik. Imam Syafi'i yang tinggal di Mekkah dan akan belajar ke Imam Malik di Madinah meminta surat rekomendasi terlebih dahulu kepada Amir Mekkah.
Perjuangannya dalam menuntut ilmu layak dijadikan teladan oleh umat Islam. Para ulama menjulukinya dengan gelar Nashirus Sunnah (penolongnya sunnah) atau Nashih Al-Hadits (pembela Sunnah Nabi).
Baca Juga
Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menceritakan beberapa fakta kecerdasan Imam Syafi'i saat belajar di masa kecilnya. Berikut 9 faktanya:
1. Punya Semangat Belajar yang Luar Biasa
قيل للشافعي كيف شهوتك للعلم؟ قال: أسمع بالحرف ـ أي بالكلمة ـ مما لم أسمعه، فتود أعضائي أن لها سمعًا تتنعم به، مثل ما تنعمت به الأذنان .فقيل له: كيف حرصك عليه؟ قال: حرص الجموع المنوع في بلوغ لذته للمال .فقيل له: فكيف طلبك له؟ قال: طلب المرأة المضلة ولدَها ليس لها غيره
Ditanyakan kepada Imam Syafi'i rahimahullah: "Bagaimana hasratmu terhadap ilmu? Ia menjawab: 'Jika aku mendengar sebuah kata yang belum pernah kudengar sebelumnya, maka aku berharap seluruh anggota tubuhku memiliki pendengaran untuk turut menikmati lezatnya ilmu tersebut, sebagaimana telingaku menikmatinya."
Ditanyakan lagi: "Bagaimana semangatmu untuk ilmu? Beliau menjawab: "Seperti semangatnya orang yang rakus dan pelit dalam menikmati harta." Dikatakan lagi kepadanya: "Bagaimana engkau menuntut ilmu?" Beliau menjawab: "Bagaikan seorang ibu yang sedang kehilangan anaknya, sedangkan dia tidak punya anak selainnya.”
2. Menyelesaikan Hafalan di Usia Belia
حفظت القرآن وأنا ابن سبع سنينوحفظت (الموطأ) وأنا ابن عشر
Syafi'i berkata: "Aku telah hafal Al-Qur'an di usia 7 tahun, dan aku hafal Kitab Muwatha' ketika berumur 10 tahun."
3. Menimba Ilmu Hingga ke Pedalaman Arab
Imam Asy-Syafi'i rahimahullah berkata:
أقمت في بطون العرب عشرين سنة، آخذ أشعارها ولغاتها، وحفظت القرآن
"Aku tinggal di pedalaman Arab selama 20 tahun untuk mempelajari syair dan Bahasa Arab juga untuk menghafal Al-Qur'an."
4. Menjadikan Tulang Belulang untuk Menulis Pelajaran
وعن الشافعي، قال: كنت أكتب في الأكتاف والعظام
Imam Syafi'i berkata: "Dulu aku sampai menulis (pelajaran) di tulang belulang."
5. Berguru kepada Guru Terbaik
Imam Syafi'i berguru kepada ulama-ulama besar di masanya, di antaranya kepada Imam Darul Hijrah, Malik bin Anas rahimahullah. Usahanya untuk bisa diterima oleh Imam Malik lumayan unik. Imam Syafi'i yang tinggal di Mekkah dan akan belajar ke Imam Malik di Madinah meminta surat rekomendasi terlebih dahulu kepada Amir Mekkah.