Parenting Islami : Sikap Adil Orang Tua dan Perasaan Anak

Rabu, 30 November 2022 - 10:18 WIB
Sikap adil dari orang tua, akan mencegah timbulnya penyakit hasad di dalam hati mereka dan memadamkan api kebencian di antara anak-anak. Foto ilustrasi/ist
Dalam Islam, setiap orang tua dituntut untuk berlaku adil terhadap semua anak-anak mereka. Karena perlakuan tidak adil yang dirasakan oleh anak akan membekas dalam jiwa. Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berpesan kepada kita:

فَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلَادِكُمْ


“Bertakwalah kamu kepada Allah dan berlaku adillah terhadap anak-anakmu.” (HR. Bukhari)

Tentang adil dan bagaimana menjaga perasaan anak dijelaskan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam kajiannya melalui laman media sosial Facebook. Dai yang juga penulis buku 'Mencetak Generasi Rabbani' ini menguraikannya sebagai berikut:



Sikap adil dari orang tua, akan mencegah timbulnya penyakit hasad di dalam hati mereka dan memadamkan api kebencian di antara anak-anak. Sikap adil dari orang tua juga akan mendatangkan cinta dan keharmonisan antar sesama mereka. Lebih dari itu, sikap adil ini akan membantu anak-anak tersebut agar bisa sama-sama berbakti kepada kedua orang tuanya dan berbuat baik setelah orang tua tiada. Seperti mendoakan, melaksanakan wasiat dan menjaga kerukunan setelah orang tua meninggal dunia, ini merupakan buah dari keadilan yang ditegakkan oleh kedua orang tua semasa mereka hidup kepada anak-anak mereka.

Maka Nabi berpesan agar para orang tua berlaku adil. Dan ini adalah perkara yang wajib karena ini adalah perintah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Keadilan menjadi sesuatu yang bisa mereka rasakan dalam setiap masalah-masalah. Terutama yang berkaitan dengan kasih sayang, pemberian, perhatian, bahkan ciuman dan pujian.

Disebutkan dalam hadis Nu’man bin Basyir, ia bercerita di atas mimbar: “Ayahku memberiku sebuah hadiah, namun ‘Amrah binti Rawahah (ibuku) berkata: ‘Aku tidak akan ridha hingga engkau minta persaksian dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,’ maka ayahku pun datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan menceritakan hal itu: ‘Anakku dari ‘Amrah binti Rawahah aku berikan hadiah, dan ibunya (‘Amrah) bersikeras agar aku meminta persaksian darimu Wahai Rasulullah.”

Maka Nabi bertanya kepada ayahku: “Apakah semua anakmu kamu berikan hadiah juga?” Ayahku menjawab: “Tidak” Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

فَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ


“Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah kepada anak-anakmu.”

Lalu ayahku menarik kembali pemberiannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

فَلَا تُشْهِدْنِي إِذًا، فَإِنِّي لَا أَشْهَدُ عَلَى جَوْرٍ


“Kalau begitu jangan meminta persaksian kepadaku, karena aku tidak mau bersaksi atas sebuah kedzaliman/ketidakadilan.” (HR. muslim)

Jadi keadilan itu harus ditegakkan di antara anak-anak kita dan mereka harus merasakan keadilan itu. Sehingga tidak ada anak yang merasa disisihkan, dikucilkan, ditelantarkan, dibuang. Karena ini bisa berakibat fatal. Kita mendengar satu tindak kejahatan dari seorang anak kepada ayah ibunya bahkan saudara-saudaranya karena perlakuan tidak adil.

Misalnya satu rumah membully dia -mungkin- karena kekurangan yang ada padanya, mungkin karena prestasinya di sekolah kurang atau karena kekurangan-kekurangan lainnya. Ini bisa terjadi di dalam satu keluarga sehingga semua anggota keluarga -mulai dari ayah, ibu, bahkan saudara-saudaranya yang lain- merendahkannya. Ini bisa memberikan efek yang sangat buruk terhadap kejiwaan si anak dan bisa berujung kepada tindak kriminal. Wal ‘iyadzubillah.. Kita tidak mengharapkan itu terjadi.

Maka ini perkara tidak boleh dipandang sebelah mata. Menegakkan keadilan di antara anak-anak itu perintah Nabi, bahkan perintah itu diawali perintah untuk bertakwa. Menunjukkan bahwa itu adalah bentuk taqwa kita kepada Allah, yaitu berlaku adil kepada anak-anak kita.

Maka ayah dan ibu berusaha untuk memberikan rasa keadilan kepada anak-anak mereka tanpa membeda-bedakan satu sama lainnya.

Seperti diketahui, setiap anak itu punya keistimewaan dan orang tua harus tahu sisi-sisi kelebihan masing-masing anak-anak mereka. Jangan hanya menyoroti kekurangan-kekurangan yang ada pada seorang anak. Di lain pihak anak yang lain terus disorot kelebihannya. Sehingga anak yang disorot terus kekurangannya ini merasa diperlakukan tidak adil. Ini akan memukul jiwa dan batinnya. Dia akan tertekan dan mungkin dia akan memberikan balasannya ketika dia dewasa atau kontan pada saat itu juga. Kita tidak tahu dampak buruk yang ditimbulkan dari sikap yang salah itu.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَكَذٰلِكَ جَعَلۡنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيۡنَ الۡاِنۡسِ وَالۡجِنِّ يُوۡحِىۡ بَعۡضُهُمۡ اِلٰى بَعۡضٍ زُخۡرُفَ الۡقَوۡلِ غُرُوۡرًا‌ ؕ وَلَوۡ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوۡهُ‌ فَذَرۡهُمۡ وَمَا يَفۡتَرُوۡنَ
Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan.

(QS. Al-An'am Ayat 112)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More