Catatan Mualaf Jerman Wilfred Hoffman: Khurafat dalam Kajian Misteri Angka-Angka
Senin, 05 Desember 2022 - 15:04 WIB
Baca Juga
Sungguh aneh apabila Anda perhatikan cara kerja para pakar linguistik Qiblaniyah. Salah satu permainan mereka adalah membuat ramalan-ramalan yang keterlaluan, yang kadang terwujud ketika mereka selalu mengubah gaya dan tolok ukur perhitungan sampai berhenti pada angka yang memiliki makna simbolis. Ini adalah hasil yang terjamin dari segi ilmiah, selama penganut-penganut Qiblaniyah memberikan perkiraan nilai simbolis bagi setiap susunan angka.
Hal berikut mungkin membantu menyingkap metode-metode mereka.
1. Terdapat 86 surat-surat Makiyah (dalam Al-Qur'an), maka konsep yang memaksa dirinya sendiri adalah bahwa simbol angka memainkan peranannya, karena 86 adalah nilai angka bagi "Ilahim", Allah dalam bahasa Ibrani (hlm. 38).
2. Menurut penilaian kami, bahwa teka-teki rahasia itu adalah ungkapan dari tanda-tanda "memutar-mutar otak" untuk melindungi ayat-ayat berikutnya. (hlm.205).
Jelaslah bahwa seperti itulah, orang-orang yang bergelut dengan ramalan-ramalan semacam ini akan maju terus dalam mewujudkan keberhasilannya dalam bidang kebatinan.
Pengikut Qiblaniyah pada abad ke-20 dan yang mempelajari seni mengolah angka dengan menggunakan kalkulator berkeinginan keras menganalisis ayat-ayat Al-Qur'an. Karenanya, seyogianya kita bersiap-siap menghadapi pencelaan dan pujian semu terhadap diri pribadi Muhammad dengan huruf-huruf tertentu.
Hal ini akan membuka pintu lebar-lebar terhadap permainan-permainan "mikro elektron" dalam penafsiran Al-Qur'an, dan memperkuat peribahasa Jerman, "Dimana iman berkurang, bertambahlah sesuatu selain iman (khurafat)."
Mualaf Jerman
Sekadar mengingatkan Wilfred Hoffman adalah nama sebelum ia masuk Islam. Begitu memeluk Islam, namanya ditambah menjadi Murad Wilfred Hoffman atau lebih populer dengan Murad Hoffman.
Dia terlahir pada 6 Juli 1931, dari sebuah keluarga Katholik, di Jerman. Pendidikan Universitasnya dilalui di Union College, New York. Dia Doktor dalam bidang Undang-Undang Jerman, juga magister dari Universitas Harvard dalam bidang Undang-Undang Amerika.
Ia bekerja di kementerian luar negeri Jerman, semenjak tahun 1961 hingga tahun 1994. Ia terutama bertugas dalam masalah pertahanan nuklir. Murad pernah menjadi direktur penerangan NATO di Brussel, Duta Besar Jerman di Aljazair dan terakhir Duta Besar Jerman di Maroko, hingga tahun 1994.
Pengalamannya sebagai duta besar dan tamu beberapa negara Islam mendorongnya untuk mempelajari Islam, terutama Al-Qur'an. Dengan tekun ia mempelajari Islam dan belajar mempraktikkan ibadah-ibadahnya.
Setelah lama ia rasakan pergolakan pemikiran dalam dirinya yang makin mendekatkan dirinya kepada keimanan, pada tanggal 25 September 1980, di Islamic Center Colonia, ia mengucapkan dua kalimat syahadat.
Ketika ia menjadi duta besar Jerman di Maroko, pada tahun 1992, ia mempublikasikan bukunya yang menggegerkan masyarakat Jerman: Der Islam als Alternative (Islam sebagai Alternatif).
Dalam buku tersebut, ia tidak saja menjelaskan bahwa Islam adalah alternatif yang paling baik bagi peradaban Barat yang sudah keropos dan kehilangan justifikasinya, namun ia secara eksplisit mengatakan bahwa alternatif Islam bagi masyarakat Barat adalah suatu keniscayaan.
(mhy)