Biasanya Nabi Diangkat Jadi Rasul pada Usia 40 Tahun, Khusus Nabi Isa 30 Tahun
Kamis, 22 Desember 2022 - 09:13 WIB
Biasanya nabi diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun, sedangkan Nabi Isa punya kekhususan. Muhammad Ali al-Shabuni mengisahkan bahwa Isa diangkat menjadi rasul pada usia 30 tahun. Kala itu malaikat Jibril menurunkan kitab Injil kepada beliau.
"Setelah itu diapun pergi al Bariyyah untuk melakukan puasa selama 40 hari tidak makan dan tidak minum. Diturunkan kepadanya wahyu dengan kitab suci dari Allah yang dinamakan dengan Al-Injil. Semenjak itu Isa as diangkat menjadi seorang Rasulullah," tutur Muhammad Ali al Shabuni dalam bukunya yang berjudul "Al Nubuwwatu Wa Al Ambiya"
Al-Qur’an memang tidak menginformasikan kapan mulainya kenabian al Masih dan bagaimana kejadiannya. Akan tetapi para ahli sejarah dan para ahli tafsir sepakat bahwa Isa diangkat menjadi nabi pada umur 30 tahun.
Ulama tauhid berpendapat, sesungguhnya para nabi diangkat oleh Allah ketika mencapai umurnya 40 tahun. Sedangkan Isa diangkat menjadi nabi ketika mencapai umurnya 30 tahun. Ini merupakan khushushiah untuknya saja karena beliau telah diangkat ke langit sebelum mencapai umur 40 tahun.
Al-Qur’an telah menginformasikan tentang hal tersebut. Allah SWT telah berfirman dalam surat al Shaf ayat 6:
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَمُبَشِّرًۢا بِرَسُولٍ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِى ٱسْمُهُۥٓ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَآءَهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ قَالُوا۟ هَٰذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ
Wa iż qāla 'īsabnu maryama yā banī isrā`īla innī rasụlullāhi ilaikum muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa mubasysyiram birasụliy ya`tī mim ba'dismuhū aḥmad, fa lammā jā`ahum bil-bayyināti qālụ hāżā siḥrum mubīn
”Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan(datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata”. ( QS al Shaf : 6)
Dalam ayat itu Isa ibn Maryam mengatakan: wahai bani Israil sesungguhnya aku adalah Rasulullah kepada kalian. Sayyid Quthub menjelaskan dalam tafsirnya Fi Dlilal Qur’an, di sini Isa as tidak mengatakan sesungguhnya dia adalah Allah, dan juga dia adalah anak Allah dan dia bukan dari bahagian Allah.
Di sini dia menyatakan dirinya sebagai Rasulullah yang membenarkan kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa as, dan menyampaikan kepada mereka berita gembira yang mana akan diutus setelahnya seorang rasul yang namanya adalah Ahmad (Muhammad).
Dalam riwayat telah disebutkan orang Yahudi menunggu-nunggu kedatangan nabi yang telah disebut dalam Taurat dan Injil. Sebagian ulama mereka yang ikhlas ketika datang Muhammad SAW, mereka langsung beriman kepadanya, yaitu seperti Abdullah bin Salam.
Setelah Isa as menerima wahya dari Allah SWT dan atas perintahNya langsung menjalankan dakwahnya kepada agama yang benar di kalangan komunitas Yahudi yang telah melakukan penyimpangan yang sangat jauh sekali dari agama yang dibawa nabi Musa as.
Hati Bani Israil sudah sangat keras karena sudah meninggalkan syariat yang dibawa Musa as. Bahkan mereka melakukan penyimpangan terhadap syariat Allah SWT. Bermain-main dengan ayat-ayat kitab Taurat. Maka diutus nabi Isa untuk mengajak mereka kembali ke jalan yang benar.
Dia menyampaikan kepada mereka perintah-perintah Allah, mengajari mereka syariat yang baru, di antaranya menghalalkan apa-apa yang diharamkan, dan demikian juga sebaliknya.
Sungguh Allah SWT telah memberitahukan melalui lisan Isa as tentang pentingnya diutus beliau. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 50:
وَمُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعْضَ ٱلَّذِى حُرِّمَ عَلَيْكُمْ ۚ وَجِئْتُكُم بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Wa muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa li`uḥilla lakum ba'ḍallażī ḥurrima 'alaikum wa ji`tukum bi`āyatim mir rabbikum, fattaqullāha wa aṭī'ụn
"Setelah itu diapun pergi al Bariyyah untuk melakukan puasa selama 40 hari tidak makan dan tidak minum. Diturunkan kepadanya wahyu dengan kitab suci dari Allah yang dinamakan dengan Al-Injil. Semenjak itu Isa as diangkat menjadi seorang Rasulullah," tutur Muhammad Ali al Shabuni dalam bukunya yang berjudul "Al Nubuwwatu Wa Al Ambiya"
Al-Qur’an memang tidak menginformasikan kapan mulainya kenabian al Masih dan bagaimana kejadiannya. Akan tetapi para ahli sejarah dan para ahli tafsir sepakat bahwa Isa diangkat menjadi nabi pada umur 30 tahun.
Ulama tauhid berpendapat, sesungguhnya para nabi diangkat oleh Allah ketika mencapai umurnya 40 tahun. Sedangkan Isa diangkat menjadi nabi ketika mencapai umurnya 30 tahun. Ini merupakan khushushiah untuknya saja karena beliau telah diangkat ke langit sebelum mencapai umur 40 tahun.
Al-Qur’an telah menginformasikan tentang hal tersebut. Allah SWT telah berfirman dalam surat al Shaf ayat 6:
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَمُبَشِّرًۢا بِرَسُولٍ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِى ٱسْمُهُۥٓ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَآءَهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ قَالُوا۟ هَٰذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ
Wa iż qāla 'īsabnu maryama yā banī isrā`īla innī rasụlullāhi ilaikum muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa mubasysyiram birasụliy ya`tī mim ba'dismuhū aḥmad, fa lammā jā`ahum bil-bayyināti qālụ hāżā siḥrum mubīn
”Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan(datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata”. ( QS al Shaf : 6)
Dalam ayat itu Isa ibn Maryam mengatakan: wahai bani Israil sesungguhnya aku adalah Rasulullah kepada kalian. Sayyid Quthub menjelaskan dalam tafsirnya Fi Dlilal Qur’an, di sini Isa as tidak mengatakan sesungguhnya dia adalah Allah, dan juga dia adalah anak Allah dan dia bukan dari bahagian Allah.
Di sini dia menyatakan dirinya sebagai Rasulullah yang membenarkan kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa as, dan menyampaikan kepada mereka berita gembira yang mana akan diutus setelahnya seorang rasul yang namanya adalah Ahmad (Muhammad).
Dalam riwayat telah disebutkan orang Yahudi menunggu-nunggu kedatangan nabi yang telah disebut dalam Taurat dan Injil. Sebagian ulama mereka yang ikhlas ketika datang Muhammad SAW, mereka langsung beriman kepadanya, yaitu seperti Abdullah bin Salam.
Setelah Isa as menerima wahya dari Allah SWT dan atas perintahNya langsung menjalankan dakwahnya kepada agama yang benar di kalangan komunitas Yahudi yang telah melakukan penyimpangan yang sangat jauh sekali dari agama yang dibawa nabi Musa as.
Hati Bani Israil sudah sangat keras karena sudah meninggalkan syariat yang dibawa Musa as. Bahkan mereka melakukan penyimpangan terhadap syariat Allah SWT. Bermain-main dengan ayat-ayat kitab Taurat. Maka diutus nabi Isa untuk mengajak mereka kembali ke jalan yang benar.
Dia menyampaikan kepada mereka perintah-perintah Allah, mengajari mereka syariat yang baru, di antaranya menghalalkan apa-apa yang diharamkan, dan demikian juga sebaliknya.
Sungguh Allah SWT telah memberitahukan melalui lisan Isa as tentang pentingnya diutus beliau. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 50:
وَمُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعْضَ ٱلَّذِى حُرِّمَ عَلَيْكُمْ ۚ وَجِئْتُكُم بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Wa muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa li`uḥilla lakum ba'ḍallażī ḥurrima 'alaikum wa ji`tukum bi`āyatim mir rabbikum, fattaqullāha wa aṭī'ụn