Ayat-ayat Al-Qur'an tentang Anjuran Muhasabah Diri

Jum'at, 23 Desember 2022 - 19:30 WIB
Ada banyak firman Allah Taala atau dalam ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan arti penting muhasabah diri. Foto ilustrasi/ist
Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkan hamba-hambanya untuk selalu mawas diri dan menjauhi larangan-laranganNya. Caranya dengan selalu melakukan muhasabah diri , bila perlu melakukannya setiap hari untuk merenungi bahwa Allah Ta'ala tidaklah menciptakan manusia tanpa ada tujuan.

Allah Ta'ala berfirman,

اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ


“Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-mukminun: 115)



Apa sebenarnya muhasabah diri ini? Muhasabah diri adalah upaya seseorang untuk menyelidiki dirinya sendiri tentang segala perbuatan yang telah ia lakoni selama ini. Bila ia melakukan muhasabah setiap hari, maka dilakukan di sepertiga malam, tentang apa saja yang telah dijalaninya pada hari tersebut. Jika ia mendapati ada perbuatan baik yang dilakukan, ia membiarkannya berlalu dalam keikhlasan. Jika ia dapati ada perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan, ia segera introspeksi diri dan bertekad untuk tidak mengulanginya di kemudian hari.

Pengertian muhasabah diri tersebut cukup gamblang untuk menjelaskan kepada kita bahwa muhasabah diri adalah unsur yang sangat penting untuk dilakukan seorang muslim setiap hari. Muhasabah diri memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan seorang muslim.

Di mana ia akan selalu mengevaluasi diri dengan tujuan hari esok lebih baik dari hari ini. Namun sayang, banyak sekali di antara kita, atau bahkan termasuk kita, yang mengabaikan aktivitas penting ini sebelum mereka memejamkan mata di malam hari. Ini tentu menjadi catatan penting bagi setiap muslim.

Menurut Ustadz Sodiq Fajar, dai yang rutin mengisi kajian Islam di laman dakwah ini, ada banyak firman Allah Ta'ala yang menyebutkan arti penting muhasabah diri. Salah satunya adalah firmanNya berikut ini:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ


“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Dengan sangat jelas ayat di atas menjadi dalil perintah untuk muhasabah diri setelah perintah untuk bertakwa, dan diakhiri dengan perintah untuk bertakwa kembali.

Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللّٰهَ فَاَنْسٰىهُمْ اَنْفُسَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ


“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Ayat tersebut adalah sindiran keras bagi orang beriman yang mengabaikan perintah untuk muhasabah diri. Di mana Allah Ta'ala menyamakan orang yang melupakan perintah ini dengan orang fasik yang melupakan Allah subhanahu wa ta’ala.

Ada kisah menarik yang disebutkan dalam hadis tentang muhasabah diri. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Ketika itu, salah seorang juru tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama Hanzhalah al-Usayyidi mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama Abu Bakar. Sesampainya di rumah beliau, Hanzhalah berkata, “Ya Rasulullah, Hanzhalah telah menjadi munafik.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa maksudmu, Hanzhalah?” Lalu Hanzhalah menjelaskan, “Ya Rasulullah, ketika saya berada di sisi engkau, kemudian engkau menerangkan kepada saya tentang siksa neraka dan nikmat surga, seolah-olah saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri. Akan tetapi, ketika saya telah keluar dari sisi engkau, maka saya pun berlaku kasar kepada istri dan anak-anak saya serta sering melakukan perbuatan yang tidak berguna. Jadi saya sering Iengah.”

Mendengar pernyataan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menasihati, “Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, sungguh jika kamu senantiasa menetapi apa yang kamu lakukan ketika kamu berada di sisiku dan ketika kamu berzikir, niscaya para malaikat akan menjabat tanganmu dalam setiap langkah dan perjalananmu. Tetapi, tentunya yang demikian itu dilakukan sedikit demi sedikit (dari waktu ke waktu, secara berkala, tidak spontanitas)”. Beliau pun mengulangi kata-kata itu tiga kali.

Cara Muhasabah Diri
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Qatadah dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak ada sikap lalai ketika tidur, akan tetapi kelalaian itu hanya ada ketika terjaga, yaitu mengakhirkan shalat hingga datang waktu shalat yang lain.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 373)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More