Kisah Sufi: Legenda Harta Ajaib 4 Darwis

Selasa, 03 Januari 2023 - 15:21 WIB
Beberapa kalangan menganggap kisah ini merujuk secara tersamar pada klaim bahwa Yesus tidak mati di Salib. Foto/Ilustrasi: Ist
Kisah sufi berikut ini dinukil dari buku berjudul "Tales of The Dervishes" karya Idries Shah yang diterjemahkan Ahmad Bahar menjadi "Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi". Berikut kisahnya:

Konon, empat orang darwis suci tingkat kedua bertemu dan bersepakat untuk mencari harta yang memungkinkan mereka mengabdi pada kemanusiaan. Keempat darwis itu telah mempelajari segala ilmu dan percaya bahwa melalui kerja sama itu mereka bisa mengabdi dengan lebih baik.

Mereka saling berjanji untuk berjumpa kembali tiga puluh tahun kemudian.

Pada hari yang ditentukan itu, mereka pun berjumpa kembali. Darwis pertama membawa tongkat ajaib dari Utara jauh; dengan mengayunkannya, orang bisa sampai ke tujuan dalam sekejap.

Darwis kedua, dari Barat jauh, membawa topi ajaib; orang yang memakainya bisa dalam seketika mengubah diri menjadi orang lain sesuai keinginannya.



Darwis ketiga, dari pengelanaan dan pencariannya di Timur jauh, membawa cermin ajaib; dalam cermin itu bisa terlihat setiap bagian bumi yang dikehendaki.

Darwis keempat, mengembara di Selatan jauh, membawa pulang piala ajaib, yang dengannya segala penyakit bisa disembuhkan.



Kemudian, para darwis itu menatap ke Cermin untuk mencari sumber Air Kehidupan. Dengan meminum air itu, usia mereka bisa cukup panjang untuk mempergunakan harta tersebut demi kemanusiaan. Mereka berhasil menemukan Mata Air Kehidupan itu, lalu terbang kesana dengan tongkat ajaib, dan meminum air itu.

Kemudian, para darwis itu sembahyang, untuk melihat siapakah orang paling membutuhkan pertolongan mereka. Dalam Cermin, muncul wajah seseorang lelaki yang hampir meninggal. Lelaki itu berhari-hari perjalanan jauhnya dari tempat mereka.

Keempat darwis itu segera mengayunkan tongkat ajaib dan terbang, dalam sekejap mata, menuju rumah orang sakit itu.

"Kami tabib kenamaan," kata mereka kepada seorang lelaki di gerbang. "yang mengetahui bahwa tuanmu sakit. Bolehkah kami masuk dan menyembuhkannya?"

Ketika orang sakit itu mendengarkannya, ia meminta agar para tabib itu dibawa masuk ke kamarnya. Tetapi ketika orang sakit itu menjumpai mereka, ia meronta-ronta, seperti di ikat dengan tali. Mereka pun diusir, dan seorang pelayan menjelaskan bahwa lelaki itu membenci para darwis dan menganggapnya musuh.

Mereka pun mengubah rupa dengan memakai topi ajaib itu, dan sekali lagi menemui orang sakit itu. Kali ini para darwis diterima dengan baik sebab penampilan mereka memang seperti tabib.

Segera setelah lelaki itu meminum obat dengan menggunakan piala ajaib, tubuhnya menjadi lebih sehat dari pada sebelumnya sepanjang hidupnya. Ia sangat gembira dan karena ia kaya, menghadiahi para darwis itu sebuah rumah.



Mereka pun tinggal di rumah itu, dan setiap hari mereka pergi ke tempat yang berbeda, mempergunakan perlengkapan ajaib masing-masing, untuk kebaikan umat manusia.

Namun, pada suatu hari, ketika darwis lainnya sedang keluar, sekelompok prajurit datang dan menangkap darwis yang membawa Piala penyembuh itu. Raja di negeri itu mendengar perihal tabib agung itu, dan memerintahkan agar ia dibawa ke istana untuk mengobati putri raja, yang menderita suatu penyakit aneh.

Darwis itu diantar ke sisi tempat tidur sang putri, dan ia memberinya obat yang biasa diminumnya, tetapi dalam Piala khusus itu. Namun, upayanya gagal. Memang, ia biasanya lebih dahulu mencari tahu cara pengobatan yang tepat dengan melihat ke dalam Cermin Ajaib.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari 'Urwah bahwa Aisyah telah mengabarkan kepadanya bahwa dalam shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: ALLAHUMMA INNI 'AUUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMAATI, ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL MA'TSMI WAL MAGHRAMI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang). Maka seseorang bertanya kepada beliau, Alangkah seringnya anda memohon perlindungan diri dari lilitan hutang. Beliau bersabda: Sesungguhnya apabila seseorang sudah sering berhutang, maka dia akan berbicara dan berbohong, dan apabila berjanji, maka dia akan mengingkari.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 746)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More