Pentingnya Mengenalkan Dakwah pada Anak di Usia Dini

Senin, 16 Januari 2023 - 13:02 WIB
Mengajak anak berdakwah sedari dini sangatlah penting, dengan begitu, anak-anak akan terbiasa dengan kegiatan dakwah agar akhirnya dia juga bercita-cita menjadi pengemban dakwah yang baik. Foto ilustrasi/ist
Berdakwah kepada sesama manusia mempunyai keutamaan yang sangat besar. Bagaimana tidak, pahala akan terus mengalir dari orang-orang yang beramal dengan ilmu yang disampaikannya. Berdakwah memang salah satu inti ajaran Islam yang sangat penting. Berdakwah adalah mengajak manusia ke jalan Allah dengan hikmah. Salah satu ciri seorang Mukmin adalah kepeduliannya terhadap dakwah .

Dakwah Islam membutuhkan para pendakwah yang tangguh. Seorang pengemban dakwah tidak akan lahir begitu saja. Ia lahir melalui proses dan upaya terus-menerus, bahkan dari sejak masa kanak-kanak. Karena itu, mengajak anak “berdakwah” sedari dini sangatlah penting. Dengan begitu, anak-anak akan terbiasa dengan kegiatan dakwah agar akhirnya dia juga bercita-cita menjadi pengemban dakwah yang baik.



Bagaimana agar anak terbiasa berdakwah sejak dini? Pemerhati pendidikan anak Zulia Ilmawati memaparkan beberapa kiatnya.

1. Mengajak anak dalam kegiatan dakwah



Melibatkan anak dalam aktivitas dakwah penting untuk memberikan contoh dan lingkungan yang kondusif. Dengan begitu, suasana dakwah sudah bisa dirasakan anak sejak dini. Ajaklah anak turut serta ketika kita menjadi peserta atau pembicara dalam pengajian, diskusi, seminar atau bahkan aksi-aksi ‘protes’ di jalan. Hal itu bisa menjadi sarana latihan dakwah buat anak, sekaligus sebagai sarana rekreasi keluarga.

Sesampai di rumah, anak bisa diminta pendapatnya tentang kegiatan yang baru saja ia ikuti. Bisa juga ditanya tenang materi yang dismpaikan orang tua, respon atau tanggapan para peserta, bahkan mungkin tanpa kita duga ia juga mempunyai kritik dan saran buat kita. Namun, sebelum memutuskan untuk mengajak anak pergi berdakwah, tentu harus dipertimbangkan kondisi kesiapan anak. Karena itu, lakukan persiapan seperlunya agar anak di sana bisa merasa nyaman dan tidak malah menimbulkan masalah.

Sambil mengajak anak berdakwah, jelaskan kepada mereka bahwa dakwah adalah kewajiban setiap Muslim. Jika perlu, kenalkan dalil-dalil tentang kewajiban berdakwah. Jelaskan pula bahwa Islam bukan hanya mengajarkan sebatas ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan haji tetapi juga berdakwah. Ajaklah anak-anak mulai menghapal ayat-ayat atau hadis yang berbicara tentang kewajiban berdakwah. Surah al-Ashr, misalnya, sangat populer di kalangan anak-anak; bahkan selalu dibaca sebelum anak-anak puang sekolah.

2. Bahu-Membahu dalam dakwah

Mengajak anak terlibat dalam dakwah bisa dilakukan secara tidak langsung. Misalnya dengan membantu orang tua saat orang tua tidak di rumah. Ketika ibu harus bergegas pergi untuk siaran di radio saat pagi hari, ajaklah anak yang besar membantu adiknya menyiapkan keperluan sekolah, atau membantu membereskan rumah. Dengan begitu, ketika ibu kembali, rumah sudah rapi dan si adik sudah siap berangkat ke sekolah. Dengan cara itu, anak akan melihat langsung kesibukan orang tuanya dalam dakwah; anak juga bisa merasakan langsung bagaimana ia ternyata bisa membantu mendukung dakwah meski hanya dengan melakukan sebagian kecil pekerjaan ibu di rumah.

3. Ikut menemui tamu

Ketika ada tamu atau mungkin rapat dakwah di rumah, anak-anak kadang ikut nimbrung. Biarkanlah dia di situ. Dengan cara itu, ia akan mendegarkan perbincangan dakwah, dan secara tidak langsung akan belajar bagaimana orangtua dan tamunya menyelesaikan persoalan dakwah.

4. Mabit(malam bina iman dan takwa)

Untuk memberikan pengalaman praktis dalam berdakwah, ajaklah anak untuk mengikuti acara dakwah untuk anak-anak. Acara seperti Pildacil bagus sebagai arena belajar. Bisa juga dalam acara Mabit (malam bina iman dan takwa), misalnya, anak diminta untuk memberikan kultum setelah shalat berjamaah. Hal ini akan melatih keberanian sekaligus pengalaman yang sangat berharga buat anak.

Meski demikian, harus juga diberi penjelasan bahwa bukan hanya ceramah di depan orang banyak. Mengajak orang ke jalan Islam, apapun bentuknya, adalah juga kegiatan dakwah. Jika perlu, siapkanlah hadiah spesial untuk pemenang agar anak bersemangat dan berusaha tampil sempurna.

5. Suasana rumah

Cara terpenting untuk mengajak anak berdakwah adalah dengan kita menciptakan suasanan dakwah di rumah kita. Misalnya dengan mengembangkan kebiasaan saling menasehati atau seringnya rumah dijadikan tempat dakwah. Tersedianya buku-buku dan majalah yang membicarakan dakwah juga akan membantu terciptanya suasana dakwah.

Singkat kata, penting ditanamkan kepada anak bahwa kehidupan seorang Muslim mestinya adalah kehidupan dakwah. Sampaikan kepadanya bahwa kehidupan Rasulullah SAW dan para Sahabat tidak pernah lepas dari kehidupan dakwah.

Ceritakan bagaimana perjuangan Rasulullah saw. dan para Sahabat menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Contohnya adalah Bilal yang begitu istiqamah mempertahankan akidahnya sekaligus sebagi muazin kepercayaan Rasulullah, Thariq Bin Ziyad penakluk Spanyol, Muhammad al-Fatih penakluk Konstatinopel, atau Asma putri Abu Bakar yang sangat berani dalam membantu kesuksesan hijrah Rasulullah SAW . Cerita-cerita seperti pasti akan melekat erat dan memberikan motivasi pada anak untuk semangat dan berani berdakwah. Cerita dakwah Rasul dan para sahabat juga penting disampaikan untuk mengimbangi kisah tahayul yang banyak beredar di tivi dan majalah.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More