Jodoh dalam Pandangan Syariat : Jodoh Sementara, Jodoh Dunia atau Jodoh hingga Akhirat
loading...
A
A
A
Allah berfirman,
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." (QS. at-Tur: 21).
Lantas bagaimana dengan seorang lelaki atau wanita yang menikah berkali-kali, siapakah sebenar jodoh di akhiratnya? Prof Dr Quraish Shihab dalam acara Talk Show Narasi TV menjelaskan, jodoh di akhirat bisa saja sama dengan jodoh di dunia, tapi bisa juga tidak sama.
Menurut Cendikiawan muslim ini, hal tersebut pernah ditanyakan oleh salah satu Ummul Mukminin kepada Rasulullah, dalam sebuah cerita dalam Shirah Nabawiyah, ada kisah seorang istri nabi bernama Ummu Salamah, dia sangat cinta suaminya, tapi suaminya gugur dalam perang. "Untuk membalas jasa-jasa suaminya yang telah gugur di medan perang, Ummu Salamah dilamar oleh Nabi Muhammad. Beliau mengirim Umar bin Khathab untuk menyampaikan maksudnya kepada Ummu Salamah. Sebagaimana diketahui, perkawinan Nabi antara lain untuk menolong janda-janda,"tutur cendikiawan yang akrab disapa Abi Quraish ini.
Ummu Salamah pada mulanya tidak bersedia, karena dia sangat mencintai suaminya. Apalagi dia sudah berumur, banyak anak dan pencemburu. Namun atas bujukan Rasulullah, akhirnya mereka menikah.
Suatu ketika Ummu Salamah terkenang suaminya, lalu dia berkata dalam hati, “Bagaimana nanti saya di akhirat? Saya punya suami nabi, saya juga mencintainya tapi saya juga mempunyai suami yang lalu yang saya cintai,”
Maka dia bertanya kepada nabi pertanyaan serupa, Baginda Nabi menjawab “Wahai Ummu Salamah, ketahuilah di akhirat nanti seorang wanita yang mempunyai dua suami dalam perjalanan hdupnya maka di akhriat dia akan ditanya, dengan siapa kamu mau bersama. Maka dia akan memilih siapa yang paling baik akhlaknya. Jadi Allah akan memberikan pilihan itu kepada istri,” jelas Abi Quraish.
Wallahu A’lam.
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ أَلَتْنَٰهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَىْءٍ ۚ كُلُّ ٱمْرِئٍۭ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." (QS. at-Tur: 21).
Lantas bagaimana dengan seorang lelaki atau wanita yang menikah berkali-kali, siapakah sebenar jodoh di akhiratnya? Prof Dr Quraish Shihab dalam acara Talk Show Narasi TV menjelaskan, jodoh di akhirat bisa saja sama dengan jodoh di dunia, tapi bisa juga tidak sama.
Menurut Cendikiawan muslim ini, hal tersebut pernah ditanyakan oleh salah satu Ummul Mukminin kepada Rasulullah, dalam sebuah cerita dalam Shirah Nabawiyah, ada kisah seorang istri nabi bernama Ummu Salamah, dia sangat cinta suaminya, tapi suaminya gugur dalam perang. "Untuk membalas jasa-jasa suaminya yang telah gugur di medan perang, Ummu Salamah dilamar oleh Nabi Muhammad. Beliau mengirim Umar bin Khathab untuk menyampaikan maksudnya kepada Ummu Salamah. Sebagaimana diketahui, perkawinan Nabi antara lain untuk menolong janda-janda,"tutur cendikiawan yang akrab disapa Abi Quraish ini.
Ummu Salamah pada mulanya tidak bersedia, karena dia sangat mencintai suaminya. Apalagi dia sudah berumur, banyak anak dan pencemburu. Namun atas bujukan Rasulullah, akhirnya mereka menikah.
Suatu ketika Ummu Salamah terkenang suaminya, lalu dia berkata dalam hati, “Bagaimana nanti saya di akhirat? Saya punya suami nabi, saya juga mencintainya tapi saya juga mempunyai suami yang lalu yang saya cintai,”
Maka dia bertanya kepada nabi pertanyaan serupa, Baginda Nabi menjawab “Wahai Ummu Salamah, ketahuilah di akhirat nanti seorang wanita yang mempunyai dua suami dalam perjalanan hdupnya maka di akhriat dia akan ditanya, dengan siapa kamu mau bersama. Maka dia akan memilih siapa yang paling baik akhlaknya. Jadi Allah akan memberikan pilihan itu kepada istri,” jelas Abi Quraish.
Wallahu A’lam.
(wid)