Wudhu, Syariat Islam yang Langsung Diajarkan Allah Ta'ala
loading...
A
A
A
Berwudhu dalam Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Berwudhu tidak hanya menjadi salah satu rukun sholat, tapi juga menjadi penyebab datangnya berkah dan Rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dalam kitab-kitab fiqh, pembahasan tentang wudhu ditempatkan dalam bab-bab awal yakni bab thaharah (bersuci). Begitu sangat pentingnya berwudhu ,bahkan wudhu ini langsung diajarkan oleh Allah melalui Al-Qur'anul Karim.
Allah Ta'ala berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." (QS: al-Maidah : 6).
Berwudhu juga bisa menghapus dosa-dosa. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya tentang keutamaan wudu oleh salah seorang sahabat, beliau shallallahu ‘alaihi wasallammenjawab :
“Tidak ada seorang pun yang mendekatkan air wudunya, lalu dia berkumur, kemudian memasukkan air ke hidungnya lalu mengeluarkannya, kecuali akan berjatuhan kesalahan-kesalahan wajahnya, kesalahan-kesalahan mulutnya, dan kesalahan-kesalahan hidungnya. Jika dia mencuci wajahnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, maka kesalahan-kesalahan wajahnya akan berjatuhan bersama tetesan air dari ujung jenggotnya. Kemudian jika dia mencuci kedua tangannya sampai siku, maka kesalahan-kesalahan tangannya akan berjatuhan bersama air lewat jari-jemarinya. Kemudian jika ia mengusap kepala, maka kesalahan-kesalahan kepalanya akan berjatuhan melalui ujung rambutnya bersama air. Kemudian jika dia mencuci kakinya sampai mata kaki, maka kesalahan kedua kakinya akan berjatuhan melalui jari-jari kakinya bersama tetesan air. Jika ia berdiri lalu salat, kemudian dia memuji Allah, menyanjung, dan mengagungkan-Nya dengan pujian dan sanjungan yang menjadi hak-Nya serta mengosongkan hatinya hanya untuk Allah, maka dia akan terlepas dari kesalahan-kesalahannya seperti pada hari ia dilahirkan dari perut ibunya.“(Riwayat Muttafaqun ’alaihi).
Dalam kitab Al-Mulakhos Al-Fiqhykarya Syekh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzanhafidzhahullah, ada empat anggota tubuh yang harus terkena air saat wudhu :
(1) Wajah (termasuk mata dan mulut).
(2) Kepala (termasuk telinga).
(3) Tangan.
(4) kaki.
Apa hikmahnya dikhususkan empat anggota tubuh tersebut? Karena keempatnya adalah anggota badan yang paling banyak bergerak dan melakukan perbuatan dosa.
Maka, membersihkannya ketika wudu menjadi peringatan untuk senantiasa membersihkan hati kita. Nabishallallahu ‘alaihi wasallammenjelaskan bahwa jika seorang muslim berwudu, maka gugurlah kesalahan yang disebabkan karena anggota badannya. Dihapus kesalahannya bersama dengan setiap tetesan air wudu yang menetes.
Nabishallallahu ‘alaihi wasallammemberi petunjuk bahwa setelah selesai membersihkan anggota wudu, untuk memperbarui iman dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ini sebagai isyarat untuk menggabungkan antara dua bentuk penyucian, yaitu menyucikan badan dan juga menyucikan hati sekaligus.
Dalam kitab tafsir karya Jalaluddin al-Mahalli, beliau menjelaskan wudhu membersihkan diri dari hadas kecil maupun besar. Wudhu juga membuat diri menjadi bersih dari dosa, sebab manusia sebagai makhluk yang lemah tidak terlepas dari kesalahan dan dosa.
Dalam ayat lain dianjurkan berwudhu tidak hanya akan melaksanakan shalat saja akan tetapi dalam perbuatan baik lainnya, seperti berdzikir, tawaf, berdoa dan juga membaca al-Quran (bukan memegang al-Quran).
Hal ini dijelaskan dalam firman Allah:
'tidak ada yang menyentuhnya (al-Quran) selain hamba-hamba yang disucikan(QS al-Waqi’ah : 79).
Jadi, berwudhu termasuk syariat Islam untuk menyucikan badan adalah dengan air yang telah AllahTa’alajelaskan caranya dalam Al-Qur’an dalam Surat Al Madinah ayat 6.
Oleh karena itu, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :
”Tidaklah seseorang menjaga wudhu, kecuali dia seorang mukmin.” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Majah,shahih).
Tentunya, filosofi wudhu mengajarkan kita bahwa anggota badan yang dibasuh tersebut mengisyaratkan bahwa diri kita harus selalu bersih. Baik jasmani maupun rohani.
Wallahu A'lam.
Dalam kitab-kitab fiqh, pembahasan tentang wudhu ditempatkan dalam bab-bab awal yakni bab thaharah (bersuci). Begitu sangat pentingnya berwudhu ,bahkan wudhu ini langsung diajarkan oleh Allah melalui Al-Qur'anul Karim.
Allah Ta'ala berfirman :
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِذَا قُمۡتُمۡ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغۡسِلُوۡا وُجُوۡهَكُمۡ وَاَيۡدِيَكُمۡ اِلَى الۡمَرَافِقِ وَامۡسَحُوۡا بِرُءُوۡسِكُمۡ وَاَرۡجُلَكُمۡ اِلَى الۡـكَعۡبَيۡنِ ؕ وَاِنۡ كُنۡتُمۡ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوۡا ؕ وَاِنۡ كُنۡتُمۡ مَّرۡضَىٰۤ اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ اَوۡ جَآءَ اَحَدٌ مِّنۡكُمۡ مِّنَ الۡغَآٮِٕطِ اَوۡ لٰمَسۡتُمُ النِّسَآءَ فَلَمۡ تَجِدُوۡا مَآءً فَتَيَمَّمُوۡا صَعِيۡدًا طَيِّبًا فَامۡسَحُوۡا بِوُجُوۡهِكُمۡ وَاَيۡدِيۡكُمۡ مِّنۡهُ ؕ مَا يُرِيۡدُ اللّٰهُ لِيَجۡعَلَ عَلَيۡكُمۡ مِّنۡ حَرَجٍ وَّلٰـكِنۡ يُّرِيۡدُ لِيُطَهِّرَكُمۡ وَ لِيُتِمَّ نِعۡمَتَهٗ عَلَيۡكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." (QS: al-Maidah : 6).
Berwudhu juga bisa menghapus dosa-dosa. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya tentang keutamaan wudu oleh salah seorang sahabat, beliau shallallahu ‘alaihi wasallammenjawab :
“Tidak ada seorang pun yang mendekatkan air wudunya, lalu dia berkumur, kemudian memasukkan air ke hidungnya lalu mengeluarkannya, kecuali akan berjatuhan kesalahan-kesalahan wajahnya, kesalahan-kesalahan mulutnya, dan kesalahan-kesalahan hidungnya. Jika dia mencuci wajahnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, maka kesalahan-kesalahan wajahnya akan berjatuhan bersama tetesan air dari ujung jenggotnya. Kemudian jika dia mencuci kedua tangannya sampai siku, maka kesalahan-kesalahan tangannya akan berjatuhan bersama air lewat jari-jemarinya. Kemudian jika ia mengusap kepala, maka kesalahan-kesalahan kepalanya akan berjatuhan melalui ujung rambutnya bersama air. Kemudian jika dia mencuci kakinya sampai mata kaki, maka kesalahan kedua kakinya akan berjatuhan melalui jari-jari kakinya bersama tetesan air. Jika ia berdiri lalu salat, kemudian dia memuji Allah, menyanjung, dan mengagungkan-Nya dengan pujian dan sanjungan yang menjadi hak-Nya serta mengosongkan hatinya hanya untuk Allah, maka dia akan terlepas dari kesalahan-kesalahannya seperti pada hari ia dilahirkan dari perut ibunya.“(Riwayat Muttafaqun ’alaihi).
Dalam kitab Al-Mulakhos Al-Fiqhykarya Syekh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzanhafidzhahullah, ada empat anggota tubuh yang harus terkena air saat wudhu :
(1) Wajah (termasuk mata dan mulut).
(2) Kepala (termasuk telinga).
(3) Tangan.
(4) kaki.
Apa hikmahnya dikhususkan empat anggota tubuh tersebut? Karena keempatnya adalah anggota badan yang paling banyak bergerak dan melakukan perbuatan dosa.
Maka, membersihkannya ketika wudu menjadi peringatan untuk senantiasa membersihkan hati kita. Nabishallallahu ‘alaihi wasallammenjelaskan bahwa jika seorang muslim berwudu, maka gugurlah kesalahan yang disebabkan karena anggota badannya. Dihapus kesalahannya bersama dengan setiap tetesan air wudu yang menetes.
Nabishallallahu ‘alaihi wasallammemberi petunjuk bahwa setelah selesai membersihkan anggota wudu, untuk memperbarui iman dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ini sebagai isyarat untuk menggabungkan antara dua bentuk penyucian, yaitu menyucikan badan dan juga menyucikan hati sekaligus.
Dalam kitab tafsir karya Jalaluddin al-Mahalli, beliau menjelaskan wudhu membersihkan diri dari hadas kecil maupun besar. Wudhu juga membuat diri menjadi bersih dari dosa, sebab manusia sebagai makhluk yang lemah tidak terlepas dari kesalahan dan dosa.
Dalam ayat lain dianjurkan berwudhu tidak hanya akan melaksanakan shalat saja akan tetapi dalam perbuatan baik lainnya, seperti berdzikir, tawaf, berdoa dan juga membaca al-Quran (bukan memegang al-Quran).
Hal ini dijelaskan dalam firman Allah:
لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ
'tidak ada yang menyentuhnya (al-Quran) selain hamba-hamba yang disucikan(QS al-Waqi’ah : 79).
Jadi, berwudhu termasuk syariat Islam untuk menyucikan badan adalah dengan air yang telah AllahTa’alajelaskan caranya dalam Al-Qur’an dalam Surat Al Madinah ayat 6.
Oleh karena itu, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :
”Tidaklah seseorang menjaga wudhu, kecuali dia seorang mukmin.” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Majah,shahih).
Tentunya, filosofi wudhu mengajarkan kita bahwa anggota badan yang dibasuh tersebut mengisyaratkan bahwa diri kita harus selalu bersih. Baik jasmani maupun rohani.
Wallahu A'lam.
(wid)