Memaknai Keberkahan Ramadan (6): Kemuliaan Seseorang Ditentukan Nilai Spiritualitasnya

Jum'at, 31 Maret 2023 - 22:34 WIB
loading...
Memaknai Keberkahan Ramadan (6): Kemuliaan Seseorang Ditentukan Nilai Spiritualitasnya
Imam Shamsi Ali, Dai yang juga Direktur Jamaica Muslim Center dan Presiden Nusantara Foundation. Foto/Ist
A A A
Imam Shamsi Ali
Direktur Jamaica Muslim Center,
Presiden Nusantara Foundation

"Mankind is a spiritual being in a physical body."

Kalau seandainya saya ditanya tentang defenisi manusia maka jawaban saya kira-kira seperti di atas. Bahwa manusia itu adalah wujud spiritualitas bersemayam dalam sebuah wujud fisikal.

Intinya adalah bahwa nilai (value) sejati manusia itu ada pada posisi ruhiyahnya. Kemuliaan, kehormatannya ditentukan oleh nilai spiritualitasnya.

Kalau sekiranya manusia bangga karena fisiknya maka sudah pasti gajah, kerbau atau sapi pantas lebih bangga darinya. Kalau kekuasaan menjadi pene tu kehormatannya boleh jadi seekor harimau akan lebih bangga kekuasaannya di hutan belantara sana.

Karenanya sekali lagi, nilai kemanusian (human value) manusia ada pada aspek ruhiyah kehidupannya. Jika penciptaan jasad manusia terbuat dari tanah liat (thiin). Maka eksistensi ruh manusia langsung dari tiupan ruh Ilahi (nafakha fii min ruhina).

Oleh karena ruh adalah tiupan ruh ilahi maka ruh inilah yang nanti pada akhirnya akan kembali ke asalnya, kembali menghadap Allah SWT (inna ilaihi raji'un). Sementara fisiknya akan kembali pula bersatu dengan asalnya di tanah (tsumma nu’idukum fiiha marratan ukhra).

Jika fisik berakhir dengan kebusukan dan kehancuran, maka ruh yang terjaga, mulia selamanya. Hakikatnya sebagai pemberian Allah yang khusus kepada manusia, menjadikan ruh rahasia yang tiada tahu kecuali Allah SWT sendiri. "Dan katakan sesungguhnya ruh itu adalah urusan Allah." (Al-Qur'an)

Sedemikian mulianya ruh manusia maka Islam sebagai agama kehidupan, seluruh elemennya mengandung aspek spiritual nourishment (makanan ruh). Dari ibadah-ibadah ritual hingga ke aspek-aspek muamalatnya.

Ketika akan makan atau tidur misalnya, doa yang dipanjatkan semuanya bermuara kepada langit (Allah). Makan meminta barokah. Dan barokah itu ada di tangan Allah yang "Tabaaraka".

Tidur juga atas namaNya Allah (bismika). Keduanya bukan sekedar aktifitas duniawi yang hampa ruhiyah. Tapi terikat dengan nilai-nilai samawi yang sarat dengan ruhiyah.

Jangankan makan dan tidur, hubungan suami isteri pun tidak lepas dari nilai-nilai ruhiyah itu. Sehinggga disebutkan bahwa hubungan yang tidak dimulai dengan doa perlindungan dari setan, anak yang tercipta dari hubungan itu akan ikut terpengaruh setan.

Bahkan keluar masuk WC sekalipun semuanya memiliki nilai-nilai ruhiyah karena bersentuhan langsung dengan nilai-nilai samawi (ruhiyah). Meminta perlindungan dari setan "Allahumma inni a'uzdu bika minal khubutsi wal khabaaits."

Apalagi aspek ritual agama ini. Dari sholat, puasa, haji dan ragam bentuk ibadah ritual, semuanya secara mendasar dimaksudkan untuk menumbuh suburkan nilai-nilai ruhiyah manusia. Karena pada semua amalan itu dzikrullah yang menjadi esensi dasarnya.

Sholat yang kosong dari dzikir (mengingat Allah) dikategorikan oleh Al-Qur'an sebagai sholat kemunafikan (laa yadzjuruna Allah illa qalila). Bahkan terancam dengan neraka wael.

Puasa secara khusus penuh dengan nilai-nilai spiritualitas (ruhiyah). Makan sahur itu bukan sekedar makan pagi. Tapi sebuah amalan ibadah yang padanya dijanjikan barokah.

"Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu ada barokah." (Al-Hadits)

Barokah itu adalah nilai tambah karena bersentuhan langsung dengan Allah (Tabaraka). Sehingga dengan sendirinya merupakan penguatan ruh yang memang langsung dari Allah (ruhina).

Singkatnya semua amalan yang terjadi di bulan Ramadan, sholat-sholat sunnah, baca Al-Qur'an, Tarawih dan qiyaam, hingga kepada sadaqah dan bahkan tidur sekalipun bernilai spiritualitas.

Puasa diakhiri dengan berbuka puasa (iftar). Sebuah amalan yang bukan sekedar makan malam seperti biasanya. Tapi semua amalan yang sarat dengan nilai ruhiyah.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4059 seconds (0.1#10.140)