Makna Idulfitri: Kembali Makan atau Hari Raya Berbuka Puasa
loading...
A
A
A
Salah satu hari yang diharamkan berpuasa adalah hari raya Idulfitri . Bahkan, dalam kitab-kitab fikih disebutkan bahwa berniat tidak puasa pada saat hari Idulfitri itu pahalanya seperti orang yang sedang puasa di hari-hari yang tidak dilarang.
Sebelum salat Idulfitri, Rasulullah SAW biasa memakan kurma dengan jumlah yang ganjil; tiga, lima, atau tujuh.
Jadi, makan dulu sebelum salat merupakan sunah pada saat hari raya Idulfitri. Dalam sebuah hadis menjelaskan,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَايَغْدُوْ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْ كُلُ ثَمَرَاتٍ وَيَأُكلُهُنَّ وِتْرًا
Artinya, "Pada waktu Idul Fitri Rasulullah SAW tidak berangkat ke tempat salat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Ahmad dan Bukhari)
Dalam kamus “Al-Munawwir Arab–Indonesia”, al fith-ru (الفطر) adalah kasru ash-shawmi, yang artinya hal buka puasa. Selain fith-run, buka puasa disebut juga ifthâr (sighat mashdar dari afthara – yufthiru).
Senada dengan hal tersebut, makan pagi yang dalam bahasa Inggris kita kenal dengan istilah breakfast (menghentikan puasa), dalam bahasa Arab disebut futhûr. Dengan demikian, Idulfitri (عيدالفطر) berarti hari raya berbuka atau makan. Berdasarkan uraian tersebut, Idulfitri dapat diterjemahkan sebagai hari raya di mana umat Islam wajib berbuka atau makan.
Lafaz Fithru/ Ifthaar”(فطر / افطار ) artinya menurut bahasa: Berbuka (yakni berbuka puasa jika terkait dengan puasa). Jadi Idulfitri artinya “Hari Raya berbuka Puasa”. Yakni kita kembali berbuka (tidak puasa lagi) setelah selama sebulan kita berpuasa.
Sedangkan “Fitrah” tulisannya sebagai berikut (فطرة) dan bukan (فطر)”.
Menurut Syara’ hadis yang menerangkan bahwa “Idulfitri” itu ialah “Hari Raya Kita Kembali Berbuka Puasa”.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ : أَنْ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلصَّوْمُ يَوْمُ تَصُوْمُوْنَ، وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُوْنَ وَاْلأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّوْنَ
“Dari Abi Hurairah (ia berkata) : Bahwasanya Nabi SAW telah bersabda. “Shaum/puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (Idul) Fitri itu ialah pada hari kamu berbuka. Dan (Idul) Adha (yakni hari raya menyembelih hewan-hewan kurban) itu ialah pada hari kamu menyembelih hewan“.
Ini adalah hadis Sahih, dikeluarkan oleh Imam-imam: Tirmidzi No. 693, Abu Dawud No. 2324, Ibnu Majah No. 1660, Ad-Daruquthni 2/163-164 dan Baihaqy 4/252 dengan beberapa jalan dari Abi Hurarirah sebagaimana telah saya terangkan semua sanadnya di kitab saya “Riyadlul Jannah” No. 721.
Dan lafal ini dari riwayat Imam Tirmidzi dalam salah satu lafal Imam Daruquthni:
صَوْمُكُمْ يَوْمَ تَصُوْمُوْنَ وَفِطْرُكُمْ يَوْمَ تُفْطِرُوْنَ
“Puasa kamu ialah pada hari kamu (semuanya) berpuasa, dan (Idul) Fitri kamu ialah pada hari kamu (semuanya) berbuka“. Dan dalam lafadz Imam Ibnu Majah:
اَلْفِطْرُ يَِوْمَ تُفْطِرُوْنَ وَاْلأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّوْنَ
“(Idul) Fitri itu ialah pada hari kamu berbuka, dan (Idul) Adlha pada hari kamu menyembelih hewan“. Dan dalam lafadz Imam Abu Dawud:
Sebelum salat Idulfitri, Rasulullah SAW biasa memakan kurma dengan jumlah yang ganjil; tiga, lima, atau tujuh.
Jadi, makan dulu sebelum salat merupakan sunah pada saat hari raya Idulfitri. Dalam sebuah hadis menjelaskan,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَايَغْدُوْ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْ كُلُ ثَمَرَاتٍ وَيَأُكلُهُنَّ وِتْرًا
Artinya, "Pada waktu Idul Fitri Rasulullah SAW tidak berangkat ke tempat salat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Ahmad dan Bukhari)
Dalam kamus “Al-Munawwir Arab–Indonesia”, al fith-ru (الفطر) adalah kasru ash-shawmi, yang artinya hal buka puasa. Selain fith-run, buka puasa disebut juga ifthâr (sighat mashdar dari afthara – yufthiru).
Senada dengan hal tersebut, makan pagi yang dalam bahasa Inggris kita kenal dengan istilah breakfast (menghentikan puasa), dalam bahasa Arab disebut futhûr. Dengan demikian, Idulfitri (عيدالفطر) berarti hari raya berbuka atau makan. Berdasarkan uraian tersebut, Idulfitri dapat diterjemahkan sebagai hari raya di mana umat Islam wajib berbuka atau makan.
Lafaz Fithru/ Ifthaar”(فطر / افطار ) artinya menurut bahasa: Berbuka (yakni berbuka puasa jika terkait dengan puasa). Jadi Idulfitri artinya “Hari Raya berbuka Puasa”. Yakni kita kembali berbuka (tidak puasa lagi) setelah selama sebulan kita berpuasa.
Sedangkan “Fitrah” tulisannya sebagai berikut (فطرة) dan bukan (فطر)”.
Menurut Syara’ hadis yang menerangkan bahwa “Idulfitri” itu ialah “Hari Raya Kita Kembali Berbuka Puasa”.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ : أَنْ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلصَّوْمُ يَوْمُ تَصُوْمُوْنَ، وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُوْنَ وَاْلأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّوْنَ
“Dari Abi Hurairah (ia berkata) : Bahwasanya Nabi SAW telah bersabda. “Shaum/puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (Idul) Fitri itu ialah pada hari kamu berbuka. Dan (Idul) Adha (yakni hari raya menyembelih hewan-hewan kurban) itu ialah pada hari kamu menyembelih hewan“.
Baca Juga
Ini adalah hadis Sahih, dikeluarkan oleh Imam-imam: Tirmidzi No. 693, Abu Dawud No. 2324, Ibnu Majah No. 1660, Ad-Daruquthni 2/163-164 dan Baihaqy 4/252 dengan beberapa jalan dari Abi Hurarirah sebagaimana telah saya terangkan semua sanadnya di kitab saya “Riyadlul Jannah” No. 721.
Dan lafal ini dari riwayat Imam Tirmidzi dalam salah satu lafal Imam Daruquthni:
صَوْمُكُمْ يَوْمَ تَصُوْمُوْنَ وَفِطْرُكُمْ يَوْمَ تُفْطِرُوْنَ
“Puasa kamu ialah pada hari kamu (semuanya) berpuasa, dan (Idul) Fitri kamu ialah pada hari kamu (semuanya) berbuka“. Dan dalam lafadz Imam Ibnu Majah:
اَلْفِطْرُ يَِوْمَ تُفْطِرُوْنَ وَاْلأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّوْنَ
“(Idul) Fitri itu ialah pada hari kamu berbuka, dan (Idul) Adlha pada hari kamu menyembelih hewan“. Dan dalam lafadz Imam Abu Dawud: