Banyak Jemaah Haji Indonesia Tersasar Usai Ibadah di Masjid Nabawi
loading...
A
A
A
MADINAH - Ratusan jemaah haji Indonesia tersasar di sekitar Masjid Nabawi, Madinah. Mereka tidak bisa pulang ke penginapan seusai melaksanakan ibadah sunah Arbain.
Kasus jemaah tersasar paling banyak terjadi usai melaksanakan salat Jumat, 28 Mei 2023. Hal itu terjadi lantaran kemarin merupakan salat Jumat perdana bagi jemaah Indonesia di Masjid Nabawi.
Mayoritas jemaah tersesat karena tidak menghafal pintu masuk Masjid Nabawi dan tidak mengingat hotel tempatnya menginap. Salah satu jemaah asal Deli Serdang dari embarkasi Batam, Muhammad Surih tersasar setelah mengambil air wudhu di Masjid Nabawi saat Salat Jumat.
Jemaah yang tergolong lanjut usia (lansia) ini memiliki penyakit lambung. "Saya salat sunah di Masjid Nabawi, lalu saya batal saya akhirnya wudhu, lalu mau salat lagi bareng teman-teman, tetapi sudah berpisah sama rombongan," kata Surih.
Hal yang sama juga dialami Endjang (70), warga Cianjur, Jawa Barat. Jemaah haji embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) 02 ini tersesat usai menjalani arbain. "Saya enggak bisa pulang ke penginapan. Saya lupa nama hotelnya," ujarnya kepada petugas PPIH.
Petugas yang mengetahui lokasi penginapan setelah melihat gelang identitas dan ID Card Merah Putih milik Endjang kemudian mengantarkanya ke penginapan.
Begitu juga dengan, Syafri (67), jemaah haji Indonesia yang kehilangan sandal setelah salat Jumat di Masjid Nabawi. Syafri harus berjalan ratusan meter ke hotel tempat menginap tanpa beralaskan kaki di tengah teriknya matahari. "Saya kehilangan sendal, lupa ditaruh di pintu masuk yang mana," ucapnya.
Terkait banyaknya jemaah haji Indonesia yang tersesat seusai melaksanakan Salat Jumat, Kepala Sektor (Kasektor) Khusus Nabawi Jasaruddin mengatakan telah melakukan langkah-langkah preventif dan aktif. Langkah preventif yang dilakukan dalam bentuk edukasi kepada jemaah untuk mengingat nama dan ciri hotel tempat mereka tinggal dan nomer pintu tempat mereka masuk masjid.
Jemaah juga diharapkan melihat ciri ciri khusus tempat ke luar masuk hotel atau masjid Nabawi. "Sedangkan langkah reaktif adalah melakukan sweeping berkala jika ada jemaah yang membutuhkan bantuan," kata Jasar.
Setelah itu, petugas akan dilakukan identifikasi jemaah melalui gelang yang dipakai dari Kementerian Agama (Kemenag). "Setelah itu akan kami lihat di aplikasi Haji Pintar atau buku pintar yang kami miliki," kata dia.
Selain itu, melakukan koordinasi dengan ketua kloter, ketua rombongan atau diantar langsung ke hotelnya ata kantor sektor. Jasa menambahkan, keluarga tidak perlu khawatir jika ada kabar terkait jemaah yang tersesat.
"Jika ada jemaah yang tersesat di luar sekitaran Masjid Nabawi, kami juga siagakan mobil untuk membawa jemaah yang tersesat dan butuh penanganan," tegasnya.
Kasus jemaah tersasar paling banyak terjadi usai melaksanakan salat Jumat, 28 Mei 2023. Hal itu terjadi lantaran kemarin merupakan salat Jumat perdana bagi jemaah Indonesia di Masjid Nabawi.
Mayoritas jemaah tersesat karena tidak menghafal pintu masuk Masjid Nabawi dan tidak mengingat hotel tempatnya menginap. Salah satu jemaah asal Deli Serdang dari embarkasi Batam, Muhammad Surih tersasar setelah mengambil air wudhu di Masjid Nabawi saat Salat Jumat.
Jemaah yang tergolong lanjut usia (lansia) ini memiliki penyakit lambung. "Saya salat sunah di Masjid Nabawi, lalu saya batal saya akhirnya wudhu, lalu mau salat lagi bareng teman-teman, tetapi sudah berpisah sama rombongan," kata Surih.
Hal yang sama juga dialami Endjang (70), warga Cianjur, Jawa Barat. Jemaah haji embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) 02 ini tersesat usai menjalani arbain. "Saya enggak bisa pulang ke penginapan. Saya lupa nama hotelnya," ujarnya kepada petugas PPIH.
Petugas yang mengetahui lokasi penginapan setelah melihat gelang identitas dan ID Card Merah Putih milik Endjang kemudian mengantarkanya ke penginapan.
Begitu juga dengan, Syafri (67), jemaah haji Indonesia yang kehilangan sandal setelah salat Jumat di Masjid Nabawi. Syafri harus berjalan ratusan meter ke hotel tempat menginap tanpa beralaskan kaki di tengah teriknya matahari. "Saya kehilangan sendal, lupa ditaruh di pintu masuk yang mana," ucapnya.
Terkait banyaknya jemaah haji Indonesia yang tersesat seusai melaksanakan Salat Jumat, Kepala Sektor (Kasektor) Khusus Nabawi Jasaruddin mengatakan telah melakukan langkah-langkah preventif dan aktif. Langkah preventif yang dilakukan dalam bentuk edukasi kepada jemaah untuk mengingat nama dan ciri hotel tempat mereka tinggal dan nomer pintu tempat mereka masuk masjid.
Jemaah juga diharapkan melihat ciri ciri khusus tempat ke luar masuk hotel atau masjid Nabawi. "Sedangkan langkah reaktif adalah melakukan sweeping berkala jika ada jemaah yang membutuhkan bantuan," kata Jasar.
Setelah itu, petugas akan dilakukan identifikasi jemaah melalui gelang yang dipakai dari Kementerian Agama (Kemenag). "Setelah itu akan kami lihat di aplikasi Haji Pintar atau buku pintar yang kami miliki," kata dia.
Selain itu, melakukan koordinasi dengan ketua kloter, ketua rombongan atau diantar langsung ke hotelnya ata kantor sektor. Jasa menambahkan, keluarga tidak perlu khawatir jika ada kabar terkait jemaah yang tersesat.
"Jika ada jemaah yang tersesat di luar sekitaran Masjid Nabawi, kami juga siagakan mobil untuk membawa jemaah yang tersesat dan butuh penanganan," tegasnya.
(abd)