Dapat Hotel di Pelataran Masjid Nabawi, Jemaah Haji Asal Papua Ini 5 Kali ke Raudhah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mengunjungi Raudhah atau Taman Surga yang berada di Masjid Nabawi merupakan impian bagi setiap jemaah haji mapun umrah. Terletak di antara mimbar dan makam Nabi Muhammad SAW, Raudhah diyakini sebagai tempat mustajab untuk berdoa.
Tak heran bila banyak jemaah haji yang ingin masuk ke tempat tersebut. Salah satunya, Hadori,60, jemaah haji asal Nabire, Papua. Selama di Madinah, Hadori menginap di Hotel Shahad yang lokasinya berada di pelataran luar Masjid Nabawi. "Saya enggak kepikiran dapat hotel dekat Nabawi. Saya sangat bersyukur sekali," tuturnya, Minggu (4/6/2023).
Selain dekat dengan Masjid Nabawi, fasilitas hotel seperti lift, kamar tidur, dan kamar mandi juga sangat bagus. "Fasilitas enak, saya tinggal di lantai 6 kamar 620. Makanannya enak juga. Menu siang paling saya suka ada ikan sama daging," kata Hadori.
Lokasi hotel yang hanya berjarak kurang dari 50 meter dari pintu gerbang utama Nabawi membuat Hadori bisa masuk ke masjid kapan pun. "Alhamdulillah, saya ke Raudhah setiap hari, sudah 5 kali," ucapnya,
Jemaah haji dari kloter 9 Embarkasi Makassar asal Nabire Papua ini mengaku bisa masuk ke Raudhah hingga lima kali berturut-turut karena kemudahan yang diberikan Allah SWT.
Pria kelahiran Probolinggo, Jawa Timur ini pun menceritakan, bagaimana dirinya bisa masuk Raudhah. "Saya berangkat dari hotel jam 7 pagi, bawa makanan di tas biar enggak lapar. Kalau berangkat jam 8-9 sudah terlambat," katanya.
Masuk masjid pukul 07.00 Waktu Arab Saudi, Hadori kemudian menjalankan ibadah salat sunah dan membaca Al-Qur'an. "Jadi jam 7 masuk masjid salat dulu di masjid, ngaji dulu. Jam 8.30 siap-siap masuk ke Raudhah. Saya berada di depan," katanya.
Hadori mengaku, sempat ditanya oleh Askar atau petugas keamanan mengenai izin masuk. Namun Hadori menjelaskan jika dirinya hanya 8 hari di Madinah dan meminta diizinkan untuk masuk Raudhah. "Alhamdulillah diizinkan, saya bisa masuk ke Raudhah," ujarnya.
Aksi nekatnya kembali dilakukan dihari-hari berikutnya hingga petugas keamanan Raudhah mengenalinya. "Askar lihat saya, eh orang Indonesia masuk lagi. Saya sampai dikenal sama mereka. Saya disuruh tunggu di sini," kata Hadori.
Saat ditanya mengapa dirinya begitu mudah masuk Raudhah, Hadori mengaku, saat berada di Indonesia dirinya selalu pergi ke Masjid Nurul Bahri, Nabire Papua.
"Saat di Indonesja saya enggak pulang-pulang di masjid dari Maghrib sampai Isya setiap hari, mulai punya anak satu. Kalau Subuh jam 3.30 sudah berangkat ke Masjid Nurul Bahri," ujarnya..
Selama di Raudhah, Hadori selalu berdoa agar diberikan keselamatan baik di dunia maupun akhirat. "Doanya minta keselamatan dunia akhirat," ujarnya.
Selain bisa ke Raudhah, sambung Hadori, hikmah lain hotelnya dekat dengan Masjid Nabawi adalah menjalankan ibadah sunah Arbain tanpa ada yanag terlewati. "Saya Arbain terus sampai selesai. Sampai sekarang belum ada yang terlewat," katanya.
Tak heran bila banyak jemaah haji yang ingin masuk ke tempat tersebut. Salah satunya, Hadori,60, jemaah haji asal Nabire, Papua. Selama di Madinah, Hadori menginap di Hotel Shahad yang lokasinya berada di pelataran luar Masjid Nabawi. "Saya enggak kepikiran dapat hotel dekat Nabawi. Saya sangat bersyukur sekali," tuturnya, Minggu (4/6/2023).
Selain dekat dengan Masjid Nabawi, fasilitas hotel seperti lift, kamar tidur, dan kamar mandi juga sangat bagus. "Fasilitas enak, saya tinggal di lantai 6 kamar 620. Makanannya enak juga. Menu siang paling saya suka ada ikan sama daging," kata Hadori.
Lokasi hotel yang hanya berjarak kurang dari 50 meter dari pintu gerbang utama Nabawi membuat Hadori bisa masuk ke masjid kapan pun. "Alhamdulillah, saya ke Raudhah setiap hari, sudah 5 kali," ucapnya,
Jemaah haji dari kloter 9 Embarkasi Makassar asal Nabire Papua ini mengaku bisa masuk ke Raudhah hingga lima kali berturut-turut karena kemudahan yang diberikan Allah SWT.
Pria kelahiran Probolinggo, Jawa Timur ini pun menceritakan, bagaimana dirinya bisa masuk Raudhah. "Saya berangkat dari hotel jam 7 pagi, bawa makanan di tas biar enggak lapar. Kalau berangkat jam 8-9 sudah terlambat," katanya.
Masuk masjid pukul 07.00 Waktu Arab Saudi, Hadori kemudian menjalankan ibadah salat sunah dan membaca Al-Qur'an. "Jadi jam 7 masuk masjid salat dulu di masjid, ngaji dulu. Jam 8.30 siap-siap masuk ke Raudhah. Saya berada di depan," katanya.
Hadori mengaku, sempat ditanya oleh Askar atau petugas keamanan mengenai izin masuk. Namun Hadori menjelaskan jika dirinya hanya 8 hari di Madinah dan meminta diizinkan untuk masuk Raudhah. "Alhamdulillah diizinkan, saya bisa masuk ke Raudhah," ujarnya.
Aksi nekatnya kembali dilakukan dihari-hari berikutnya hingga petugas keamanan Raudhah mengenalinya. "Askar lihat saya, eh orang Indonesia masuk lagi. Saya sampai dikenal sama mereka. Saya disuruh tunggu di sini," kata Hadori.
Saat ditanya mengapa dirinya begitu mudah masuk Raudhah, Hadori mengaku, saat berada di Indonesia dirinya selalu pergi ke Masjid Nurul Bahri, Nabire Papua.
"Saat di Indonesja saya enggak pulang-pulang di masjid dari Maghrib sampai Isya setiap hari, mulai punya anak satu. Kalau Subuh jam 3.30 sudah berangkat ke Masjid Nurul Bahri," ujarnya..
Selama di Raudhah, Hadori selalu berdoa agar diberikan keselamatan baik di dunia maupun akhirat. "Doanya minta keselamatan dunia akhirat," ujarnya.
Selain bisa ke Raudhah, sambung Hadori, hikmah lain hotelnya dekat dengan Masjid Nabawi adalah menjalankan ibadah sunah Arbain tanpa ada yanag terlewati. "Saya Arbain terus sampai selesai. Sampai sekarang belum ada yang terlewat," katanya.
(muh)