Mengenal Istighosah, Hukum dan Dalilnya

Senin, 05 Juni 2023 - 13:38 WIB
loading...
Mengenal Istighosah, Hukum dan Dalilnya
Istighosah adalah doa bersama yang dipimpin satu orang, pelaksanaan istighosah biasanya karena menginginkan hajat tertentu secara massal. Foto dok SINDOnews
A A A
Istighosah sudah sangat akrab dengan kaum muslimin. Istighosah termasuk doa. Yakni doa dengan tingkat permohonan yang sangat mendesak, ingin dikabulkan.

Dalam bukunya, Al Mulakhosh fii Syarhi Kitabit Tauhid, yang ditulis Syaikh Sholih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al Fauzan, disebutkan bahwa Istighosah adalah Ibadah.

Beberapa dalil menunjukkan bahwa istighosah termasuk ibadah dan tidak boleh berdoa kepada selain Allah.

AllahTa’alaberfirman :

وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ (106) وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (107)


“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim”. Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus : 106 - 107).

Beliau Syaikh Sholih Al Fauzanberkata bahwa dalil di atas menunjukkan larangan berdo’a kepada selain Allah dan termasuk syirik yang menafikan tauhid. Bahwa do’a dan ibadah lainnya hanya boleh ditujukan pada Allah dan doa yang ditujukan pada selain-Nya termasuk kesyirikan karena tidak dapat mendatangkan manfaat dan menolak bahaya.

Mayoritas orang yang melakukan istighosah dan doa adalah dalam rangka meminta rezeki. Dan rezeki adalah sesuatu yang diberi atau dihadiahi. Di dalamnya termasuk kesehatan, keselamatan, harta, makanan, tempat tinggal, hewan tunggangan, dan segala hal yang dibutuhkan oleh seseorang.

Dalam meminta rezeki, kita diperintahkan untuk berharap pada Allah saja sebagaimana disebutkan dalam ayat :

إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ


“Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.” (QS. Al ‘Ankabut : 17)

Masih banyak ayat-ayat yang semisal di atas. Intinya, ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa istighosah kepada selain Allah sangat dilarang. Sedangkan do’a adalah ibadah. Begitu pula istighosah adalah ibadah. Dan memalingkan ibadah kepada selain Allah termasuk kekufuran dan syirik.

Apakah Istighosah Bisa Menjadi Syirik? Sebagaimana telah dipahami bahwa istighosah adalah meminta pertolongan agar terhindar dari kesulitan, maka tidak boleh hal ini ditujukan selain pada Allah, terkhusus pada hal-hal yang hanya mampu dilakukan oleh Allah semata. Karena istighosah bisa saja diminta dari makhluk yang mampu memenuhinya.

Sebagian ulama memberikan ketentuan kapan istighosah termasuk syirik akbar, yaitu ketika istighosah ditujukan pada makhluk yang mereka sebenarnya tidak mampu memenuhinya. Sebagian lagi berkata bahwa istighosah adalah meminta pertolongan dihilangkan bencana pada makhluk pada perkara yang tidak dimampui selain Allah. Pendapat terakhir, itulah yang lebih tepat.

Dan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah beristighosah. Rasulullah berlandaskan ayat :

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ


(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu : “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. ( QS. Al-Anfal : 7 )

Dan saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa dengan sungguh-sungguh, sampai-sampai selendang beliau jatuh dari pundaknya.

“Saat terjadi perang Badr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat pasukan orang-orang Musyrik berjumlah seribu pasukan, sedangkan para sahabat beliau hanya berjumlah tiga ratus sembilan belas orang.

Kemudian Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam menghadapkan wajahnya ke arah kiblat sambil menengadahkan tangannya, beliau berdoa :
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1160 seconds (0.1#10.140)