Waspadai 2 Penyakit Sering Menyerang Jemaah Haji Lansia Ini

Kamis, 08 Juni 2023 - 18:55 WIB
loading...
Waspadai 2 Penyakit Sering Menyerang Jemaah Haji Lansia Ini
Banyaknya jemaah haji lansia tahun ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim kesehatan dalam memberikan pelayanan. Foto: SINDOnews/Sucipto
A A A
JAKARTA - Jumlah jemaah haji lanjut usia ( lansia ) pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini cukup tinggi, yaitu 66.943 orang. Banyaknya jemaah haji lansia yang berangkat Tanah Suci menjadi tantangan tersendiri bagi tim kesehatan dalam memberikan pelayanan. Sebab ada dua jenis penyakit yang perlu diwaspadai jemaah haji lansia yakni, infeksi paru dan demensia atau menurunnya daya ingat.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam di KKHI Makkah Arfik Setyaningsih mengatakan daya tahan tubuh lansia berbeda dengan daya tahan tubuh orang dewasa pada umumnya. Perubahan imunitas jemaah haji lansia dapat dipengaruhi oleh proses penuaan, penyakit kronis atau penyakit penyerta dan faktor eksternal seperti stres, kelelahan, dehidrasi, dan penyesuaian iklim.

"Kondisi ini menyebabkan jemaah haji lansia rentan terkena penyakit, salah satunya infeksi paru-paru, yang hingga saat ini menjadi penyebab terbanyak jemaah dirawat di KKHI Makkah," katanya, Kamis (8/6/2023).

Penyakit kronis yang sudah diderita jemaah haji Lansia seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit paru kronis, penyakit jantung, stroke, demensia dapat memperburuk kondisi lansia yang mengalami infeksi paru. "Gejala infeksi paru pada lansia tidak spesifik berupa batuk karena masalah perubahan imunitas," katanya.

Pada lansia keluhan umumnya dapat diawali dengan penurunan nafsu makan, lemas, kurang energik, tidak mau berinteraksi atau menyendiri, sering jatuh, rasa dingin, gangguan kencing, nafas terasa berat, mudah lelah, mendadak lupa bahkan penurunan kesadaran.

“Beberapa pasien Lansia yang kami rawat tidak selalu batuk namun hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, pasien terkena infeksi paru-paru,” ucapnya.



Selain infeksi paru, kata dia, jemaah haji lansia juga rawan mengalami demensia atau penurunan daya ingat. Kondisi ini yang sering dialami jemaah haji Lansia yaitu gelisah, marah-marah hingga mengamuk, tersesat, gangguan tidur, ada juga yang menjadi pendiam dan menyendiri, serta kebingungan.

“Selain infeksi paru, banyak ditemui kasus jemaah lansia pikun di Tanah Suci di mana sebelumnya di Tanah Air tidak mengalami hal ini. Gangguan pikun akut yang dialami jemaah haji, dalam bahasa medis dikenal dengan istilah delirium,” tutur dr. Arfik.

Ada juga kondisi yang sifatnya kronis yang lebih dikenal dengan istilah demensia. Biasanya penyakit ini sudah lama diidap pasien namun sering tidak dikenali gejalanya oleh keluarga maupun tenaga Kesehatan. Perburukan kondisi sering dialami jemaah haji saat sudah tiba di Tanah Suci.

"Kondisi penurunan daya ingat disebabkan karena jemaah lansia mengalami disorientasi atau gangguan penyesuaian yang bisa disebabkan oleh perbedaan cuaca yang ekstrem, suasana pesawat terbang, hotel, masjid dan lingkungan di Tanah Suci, dan orang sekitar seperti tidak adanya pendampingan dari keluarga, gagal adaptasi dengan rombongan kloter," katanya.

Termasuk dehidrasi, gangguan elektrolit, infeksi, gangguan atau kekurangan nutrisi, penyakit kronis yang tidak terkontrol baik, banyaknya konsumsi obat yang tidak tepat indikasinya, gangguan penglihatan dan pendengaran, juga dapat mencetuskan kondisi tersebut.

“Jemaah haji Lansia yang mulai mengalami penurunan daya ingat, penting untuk selalu didampingi dan dimonitor tersendiri terkait kondisinya serta pemeriksaan dokter ahli,” tuturnya.

Arfik menambahkan, jemaah haji lansia dengan gangguan penurunan daya ingatan selain pendampingan juga perlu bersosialisasi dan sering diajak bicara agar dapat merangsang stimulasi kognitifnya. Jemaah haji Lansia ini juga perlu dihindarkan dengan faktor pemicu karena penurunan daya ingat dapat timbul kembali.
(muh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1247 seconds (0.1#10.140)