Perkara perkara yang Dapat Membatalkan Pahala Amal Shalih

Jum'at, 09 Juni 2023 - 10:17 WIB
loading...
Perkara perkara yang Dapat Membatalkan Pahala Amal Shalih
Ada perkara-perkara yang bisa membatalkan pahala amal shaleh seseorang, salah satunya terkait pada amalan yang dilakukannya. Foto ilustrasi/ist
A A A
Amalan ibadah yang kita lakukan bisa batal., artinya bisa gugur dan terhapus. Tentu saja hal ini akan merugikan kita di dunia maupun di akhirat.

Kita rugi karena kita tidak mendapat pahala ibadah padahal Allah Subhanahu w Ta'ala memerintahkan hamba-Nya untuk melakukan amalan soleh dengan penuh ketaatan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَـقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِ لَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَئِنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ


"Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, "Sungguh, jika engkau menyekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi." (QS. Az-Zumar : 65)

1. Jadi, di antara yang akan membatalkan keimanan adalah berbuat syirik atau menyekutukan Allah. Kalau syirik, tidak saja amal yang batal. Bahkan keislaman dan keimanan pun juga otomatis batal jika berbuat syirik.

Menurut Syaikh Abdul Azis bin Muhammad bin Ali al-Abdul Lathif, dalam kitabnya Nawaqid al Iman Al Qauliyah wa Al Amaliyah menyebutkan bahwa semua muslim wajib mengenakan Allah semata. Tidak boleh meyakini ada yang selain Allah Subhanahu wa Ta'ala yang disembah, diyakini bisa memberi manfaat dan mudharat, yang diyakini berkuasa atas sesuatu yang belum terjadi.

Tidak boleh ada yang selain Allah yang bisa membuat seseorang bahagia atau bersedih. Semuanya harus diyakini kehendak Allah Ta'ala semata. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Wajib memberikan seluruh bentuk amal ibadah kepada Allah Ta'ala semata.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ لٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّا حِدٌ ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ


"Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang."
(QS. Al-Baqarah : 163)

2. Penyebab pembatal amalan yang lainnya adalah keluar dari agama Islam (murtad). Jika seseorang sudah murtad maka amal ibadahnya terdahulu menjadi batal.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْـنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ کَافِرٌ فَاُ ولٰٓئِكَ حَبِطَتْ اَعْمَا لُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَا لْاٰ خِرَةِ ۚ وَاُ ولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّا رِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ


"... Barang siapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.""
(QS. Al-Baqarah : 217)

Seorang ahli malam, mufasir, dan ahli fikih bernama Muhammad bin Ahmad asy-Syarbini yang wafat tahun 977 H, mendefinisikan murtad adalah memutus Islam dengan niat (sengaja), dengan ucapan atau perbuatan, baik dia mengucapkan dengan maksud menghina syariat Islam atau mengingkari hukum hukum Islam.

3. Selain itu, nifaq dan riya' . Makna nifaq adalah seseorang menampakkan kebaikan, padahal dia menyembunyikan keburukan, baik berkaitan dengan i’tiqad (keyakinan) ataupun berkaitan dengan amal perbuatan. Dia membenci kebaikan Islam namun dia tampil seolah-olah baik kepada Islam.

Sedangkan riya' adalah seseorang beramal shalih kepada Allah Ta’ala, akan tetapi dia ingin dilihat dan ingin dipuji manusia. Dia memperbagus amalnya, atau melakukan suatu amal dengan kualitas yang lebih baik, namun tujuannya mengharapkan pujian manusia dengan amalnya tersebut.

Keduanya bisa membatalkan amal Shalih karena menyimpang dari tuntutan ibadah yang seharusnya murni karena Allah Ta'ala semata.

Riya’ adalah salah satu ciri dari ciri-ciri orang munafik. Allah Ta’ala berfirman :

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَا دِعُهُمْ ۚ وَاِ ذَا قَا مُوْۤا اِلَى الصَّلٰوةِ قَا مُوْا كُسَا لٰى ۙ يُرَآءُوْنَ النَّا سَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًا


"Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali." (QS. An-Nisa' : 142)

4. Lalu mendatangi dukun, peramal dan sejenisnya, juga akan membatalkan amal Shalih.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Barangsiapa mendatangi peramal atau dukun dan mempercayai ucapannya, maka sungguh dia telah kufur terhadap (syariat) yang diturunkan kepada Muhammad. (Hadis Shahîh, al-Jâmi` ash-Shaghîr)

Dalam lafazh lain, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Barangsiapa mendatangi peramal, kemudian dia bertanya kepadanya tentang sesuatu maka tidaklah diterima shalatnya sepanjang empat puluh hari. (HR. Muslim)

5. Durhaka terhadap kedua orang tua, mengungkit-ungkit sedekah yang diberikan, mendustakan takdir, adalah termasuk perkara yang membatalkan amal Shalih.

Pelaku tiga perbuatan ini diancam dengan gugurnya pahala amalan yang mereka kerjakan. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Ada tiga golongan manusia yang Allâh tidak akan menerima dari mereka amalan wajib (fardhu), dan tidak pula amalan sunnat (nafilah) mereka pada hari Kiamat kelak; seorang yang durhaka kepada orang tuanya, seorang yang menyebut-nyebut sedekah pemberiannya, dan seorang yang mendustakan takdir. (Hadis Shahîh, al-Jâmi` ash-Shaghîr)

6. Pecandu khamer (minuman keras), juga akan menggugurkan pahala kebaikannya.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa minum khamer, tidak diterima shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat maka Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuninya. Jika dia mengulanginya, tidaklah diterima shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat maka Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuninya. Jika dia mengulanginya tidaklah diterima shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat maka Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuninya. Jika dia mengulangi lagi ke empat kalinya tidaklah Allâh Subhanahu wa Ta’ala menerima shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak menerima taubatnya, dan kelak Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan memberikannya minum dari sungai khabal”. Wahai Abu ‘Abdirrahmân, apa itu sungai khabal? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sungai (berisi) nanah penduduk neraka”. (at-Tirmidzi)

7. Kedurhakaan isteri kepada suaminya yang shalih, disebut oleh Rasulullah tidak akan menerim pahala amal shalihnya.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ada tiga golongan manusia, shalat mereka tidak melampaui telinga mereka; budak yang kabur dari majikannya sampai dia kembali, seorang isteri yang melewati malam hari dalam keadaan suaminya murka kepadanya, seorang imam bagi sekelompok kaum padahal mereka membencinya”. (at-Tirmidzi)



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2174 seconds (0.1#10.140)