Saudi Airline Tak Jalankan Komitmen Kontrak Jadi Penyebab Masalah Perpindahan Jemaah Haji di Madinah

Minggu, 11 Juni 2023 - 16:16 WIB
loading...
Saudi Airline Tak Jalankan Komitmen Kontrak Jadi Penyebab Masalah Perpindahan Jemaah Haji di Madinah
Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat memberikan keterangan kepada media di Kantor Daker Madinah, Minggu (11/6/2023). FOTO/SINDOnews/SUCIPTO
A A A
JAKARTA - Keterlambatan penerbangan dan perubahan kapasitas yang dilakukan maskapai Saudi Airlines menjadi penyebab munculnya sejumlah persoalan jemaah haji di Madinah. Salah satunya, kasus perpindahan jemaah haji dari hotel.

Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat mengatakan, sejumlah persoalan yang terjadi di Madinah tidak berdiri sendiri tapi rangkaian panjang.

"Di Madinah memang ada beberapa insiden kaitan dengan pemindahan akomodasi hotel jemaah haji, saya kira tidak berdiri sendiri, sebuah rentetan panjang dari perubahan konfigurasi ke pesawat," kata Arsad di Daker Madinah, Minggu (11/6/2023).



Saudia Airlines, kata Arsad, beberapa kali mengubah konfigurasi kapasitas seat atau tempat duduk dari semula 480 penumpang menjadi 405 penumpang.

"Jemaah haji yang tidak terangkut sebanyak 75 penumpang pada kloter berikutnya tidak bisa dimasukkan di hotel yang sama karena terisi jemaah negara lain, sehingga menyebabkan pemindah beberapa rombongan jemaah," katanya.

Selain itu, Saudi Airline juga kerap mengalami delay, sehingga jemaah terlambat masuk ke hotel di Madinah. "Persoalan penerbangan bukan sekali atau dua kali, ternyata beberapa kali terjadi dan itu membuat repot tidak hanya jemaah, tetapi juga panitia yang ada di sini (Madinah)," katanya.

Arsad menduga Saudi Airlines diduga kerepotan melayani penerbangan jemaah haji dari seluruh dunia. Pasalnya, dalam ketentuan disebutkan Saudia Airlines berhak memberangkatkan 50â„… dari kuota setiap negara yang memberangkatkan haji, termasuk Indonesia.



Jika Indonesia mendapatkan kuota 229.000 jemaah pada tahun ini, maka separuhnya atau sekitar 115.000 diangkut oleh Saudia Airlines, dan sisanya oleh Garuda Indonesia. Hal yang sama berlaku dengan pemberangkatan jemaah haji negara lain.

"Saudia Airlines juga mungkin terbatas pesawatnya, dalam kontrak setiap negara pengirim jemaah harus alokasikan penerbangan yaitu 50% dari maskapai Arab Saudi ini juga menjadi salah satu faktor mungkin. Bayangkan ada 2,5 juta jemaah haji di dunia. Nah sekitar 1,25 juta diangkut Saudia Airlines," ucapnya.

Di sisi lain, karakteristik hotel di Madinah sangat terbatas. Apalagi saat ini Pemerintah Arab Saudi sedang dalam proses pembongkaran sejumlah hotel di Madinah untuk proyek perluasan. Sementara hotel baru belum ada walaupun sudah ada proyek yang tengah dibangun.

"Hotel baru belum selesai, masih tahap awal pembangunan artinya bangunan yang sudah ada terbatas bahkan dikurangi sementara bangunan baru belum ada, permintaan tinggi di sisi lain kapasitas hotel terbatas," katanya.

Arsad mengaku Kemenag telah mengingatkan kepada Saudi Airline agar performa penerbangan jangan sampai terulang kembali. "Soal kompensasi kontraknya jelas setiap apa pun yang dilakukan terkait tidak kesesuaian ada penilaian dan ada ukuran-ukurannya, kita coba mintakan pada maskapai Saudi Airline," ucapnya.
(abd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1988 seconds (0.1#10.140)