Timwas Usul Gelombang Kedua Jemaah Haji Langsung ke Jeddah, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jemaah Haji Indonesia khususnya gelombang kedua diusulkan sebaiknya mendarat langsung di Jeddah, bukan Kota Madinah. Usulan ini disampaikan oleh Ketua Komisi VIII DPR sekaligus Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR, Ashabul Kahfi.
Alasannya kata dia, kalau mendarat di Madinah, perjalanan yang harus ditempuh ke Mekkah 5-7 Jam. Apalagi setelah menunaikan haji, mereka akan kembali lagi ke Madinah untuk melaksanakan arbain sehingga jemaah haji harus bolak-balik.
"Ini yang jadi evaluasi catatan yang penting kami pada hari ini, jadi ke depan mungkin untuk gelombang kedua semuanya harus tiba di bandara Jeddah. Sehingga tidak terlalu melelahkan Jemaah Haji. Untuk itu, mungkin perlu ada pembicaraan khusus antara pemerintah Indonesia dengan kerajaan Arab Saudi, sehingga jemaah-jemaah kloter kedua ini tidak perlu tiba di Bandara Madinah, tapi melalui bandara jeddah," kata Kahfi melalui keterangannya, yang dikutip Kamis (22/6/2023).
Kahfi menjelaskan, hasil dari pantauan Timwas DPR, dari total 14 kloter Jemaah Haji sudah tiba sebanyak 12 kloter, sehingga masih tersisa dua kloter lagi. Dan sejauh ini proses perjalanan berlangsung lancar, dan para jemaah juga tidak perlu terlalu lama menunggu di bandara.
"Alhamdulillah, proses semua perjalanannya lancar, jemaah haji tidak perlu menunggu terlalu lama di bandara, tidak lama turun pesawat sudah langsung naik ke mobil. Hanya memang yang menjadi catatan kami ke depan bahwa wajah Jemaah Haji kita ini cukup didominasi oleh wajah-wajah lansia," ujarnya.
Untuk itu kata Kahfi, banyaknya jemaah lansia ini perlu menjadi catatan DPR termasuk Kementerian Agama (Kemenag) untuk mempersiapkan sedemikian rupa, sehingga penanganan jemaah lansia ini bisa tertangani dengan baik.
"Karena saya lihat tadi ada beberapa orang yang sampai harus digotong karena terjatuh. Nah, ini kan semua butuh perhatian. Mungkin salah satu faktornya ialah karena kebijakan Kementerian Agama tahun ini tidak ada lagi istilah pendamping jemaah," ungkapnya.
Selain itu, Legislator Dapil Sulsel I ini mengimbau kepada para jemaah haji, untuk membangun semangat kepedulian sesama jemaah karena sudah tidak adalagi pendamping. Jangan sampai saling cuek kepada jemaah-jemaah yang sakit dan butuh perhatian.
"Karena tentu keterbatasan petugas ini kita dapat pahami, dengan hanya lima orang menangani satu kloternya sekitar 280-350 orang itu tidak mungkin. Ditambah lagi dengan wajah jemaah kita yang rata-rata lansia dan sangat perlu butuh perhatian," tandas politikus PAN ini.
Alasannya kata dia, kalau mendarat di Madinah, perjalanan yang harus ditempuh ke Mekkah 5-7 Jam. Apalagi setelah menunaikan haji, mereka akan kembali lagi ke Madinah untuk melaksanakan arbain sehingga jemaah haji harus bolak-balik.
"Ini yang jadi evaluasi catatan yang penting kami pada hari ini, jadi ke depan mungkin untuk gelombang kedua semuanya harus tiba di bandara Jeddah. Sehingga tidak terlalu melelahkan Jemaah Haji. Untuk itu, mungkin perlu ada pembicaraan khusus antara pemerintah Indonesia dengan kerajaan Arab Saudi, sehingga jemaah-jemaah kloter kedua ini tidak perlu tiba di Bandara Madinah, tapi melalui bandara jeddah," kata Kahfi melalui keterangannya, yang dikutip Kamis (22/6/2023).
Kahfi menjelaskan, hasil dari pantauan Timwas DPR, dari total 14 kloter Jemaah Haji sudah tiba sebanyak 12 kloter, sehingga masih tersisa dua kloter lagi. Dan sejauh ini proses perjalanan berlangsung lancar, dan para jemaah juga tidak perlu terlalu lama menunggu di bandara.
"Alhamdulillah, proses semua perjalanannya lancar, jemaah haji tidak perlu menunggu terlalu lama di bandara, tidak lama turun pesawat sudah langsung naik ke mobil. Hanya memang yang menjadi catatan kami ke depan bahwa wajah Jemaah Haji kita ini cukup didominasi oleh wajah-wajah lansia," ujarnya.
Untuk itu kata Kahfi, banyaknya jemaah lansia ini perlu menjadi catatan DPR termasuk Kementerian Agama (Kemenag) untuk mempersiapkan sedemikian rupa, sehingga penanganan jemaah lansia ini bisa tertangani dengan baik.
"Karena saya lihat tadi ada beberapa orang yang sampai harus digotong karena terjatuh. Nah, ini kan semua butuh perhatian. Mungkin salah satu faktornya ialah karena kebijakan Kementerian Agama tahun ini tidak ada lagi istilah pendamping jemaah," ungkapnya.
Selain itu, Legislator Dapil Sulsel I ini mengimbau kepada para jemaah haji, untuk membangun semangat kepedulian sesama jemaah karena sudah tidak adalagi pendamping. Jangan sampai saling cuek kepada jemaah-jemaah yang sakit dan butuh perhatian.
"Karena tentu keterbatasan petugas ini kita dapat pahami, dengan hanya lima orang menangani satu kloternya sekitar 280-350 orang itu tidak mungkin. Ditambah lagi dengan wajah jemaah kita yang rata-rata lansia dan sangat perlu butuh perhatian," tandas politikus PAN ini.
(maf)