Mengapa Awan Menghasilkan Hujan? Ini Penjelasan Al-Qur'an dan Sains

Minggu, 02 Juli 2023 - 23:58 WIB
loading...
Mengapa Awan Menghasilkan...
Fenomena awan menghasilkan hujan ini dijelaskan dalam Al-Baqarah Ayat 22. Salah satu tanda kebesaran Allah yang patut dipelajari dan ditadabburi manusia. Foto/SINDOnews
A A A
Mungkin banyak yang bertanya mengapa awan bisa menghasilkan hujan, padahal awan hanyalah massa yang menggantung di atmosfer. Mari kita simak penjelasan Al-Qur'an dan perspektif Sains berikut ini.

Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa Allah menciptakan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, menurunkan air hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan menjadikan tumbuhan itu berbuah. Semuanya diciptakan Allah untuk manusia agar manusia memperhatikan proses penciptaan itu, merenungkan, mempelajari dan mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Fenomena awan menghasilkan hujan ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :

الَّذِىۡ جَعَلَ لَـكُمُ الۡاَرۡضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَآءَ بِنَآءً وَّاَنۡزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَخۡرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزۡقًا لَّـكُمۡ‌ۚ فَلَا تَجۡعَلُوۡا لِلّٰهِ اَنۡدَادًا وَّاَنۡـتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ

Artinya: "(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit. Lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui." (QS Al-Baqarah Ayat 22)

Dalam ayat ini Allah dengan terang menyebutkan bumi, langit dan benda-benda langit seperti matahari dan bintang-bintang adalah ciptaan-Nya yang semuanya diatur dengan satu kesatuan sitem. Dalam ilmu pengetahuan modern disebut ekosistem.

Fenomena hujan yang turun dari langit itu kemudian membuat bumi menjadi subur. Berbagai tanaman buah, sayur, biji-bijian serta ubi dan sebagainya tumbuh dan memberikan banyak manfaat bagi manusia dan makhluk di bumi. Di samping itu, turunnya hujan juga menimbulkan sungai, danau dan sumur air serta memperluas kesuburan bumi.

Inilah tanda kebesaran Allah menciptakan langit bumi dan memeliharanya untuk kepentingan dan kebaikan Makhluk-Nya. Sayangnya, sedikit manusia yang mau mentadaburinya, bahkan ada yang tetap berpaling dari-Nya. Allah berfirman: "Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun mereka tetap berpaling dari tanda-tanda (kebesaran Allah) itu (matahari, bulan, angin, awan dan lain-lainnya)." (QS Al-Anbiya' ayat 32)

Perspektif Sains
Setelah Allah menegaskan tanda-tanda kebesaran-Nya menurunkan hujan dari langit, para ilmuwan mencoba mempelajari fenomena tersebut. Bagaimana awan dapat menghasilkan hujan.

Dalam tafsir ringkas Kemenag dijelaskan tentang perihal angin, awan dan hujan ini. Para ilmuwan mengatakan, hubungan angin dan awan menghasilkan hujan dapat dijelaskan dengan melihat pada siklus air. Siklus air berlangsung mulai penguapan air laut yang membubung ke atas menjadi awan lalu turun ke bumi dalam bentuk tetes air hujan.

Kemudian air yang turun dalam bentuk hujan itu kembali lagi ke laut melalui sungai dan air bawah tanah. Al-Qur'an tidak menyebut secara rinci siklus air seperti itu, akan tetapi banyak ayat yang menjelaskan beberapa bagian dari proses keseluruhannya secara sangat akurat.

Secara keseluruhan dikatakan bahwa kehidupan di bumi didukung oleh tiga hal, yaitu adanya atmosfer, adanya energi yang datang dari sinar matahari, dan hadirnya medan magnet bumi. Atmosfer menyerap sebagian besar energi sinar matahari, mendaur ulang air dan beberapa komponen kimia lainnya, dan bekerja sama dengan muatan listrik dan magnet yang ada untuk menghasilkan cuaca yang nyaman. Atmosfer juga melindungi kehidupan bumi dari ruang angkasa yang hampa udara dan bersuhu rendah.

Dua Tipe Awan yang Menghasilkan Hujan
Ada dua tipe awan yang dapat menghasilkan hujan. Keduanya dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, yaitu Stratus (tipe berlapis) dan Cumulus (tipe menumpuk). Pada tipe awan yang berlapis, dua tahapan penting yang terjadi adalah tahap awan tipe stratus dan nimbostratus (nimbo artinya hujan). Hal ini juga disebutkan dalam Surat ar-Rum: 48.

Tipe awan semacam itu hanya akan terbentuk dalam kondisi angin yang bertiup secara bertahap dan secara perlahan menaikan awan ke atas. Selanjutnya, awan tersebut akan berbentuk seperti lapisan-lapisan yang melebar (Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit....).

Apabila kondisinya cocok (antara lain jika suhu cukup rendah dan kadar air cukup tinggi) maka butir-butir air akan menyatu dan menjadi butiran-butiran air yang lebih besar. Kita dapat melihat proses tersebut sebagai menghitamnya awan. Dalam terjemahan Quraish Shihab, bagian ini disebutkan sebagai: "....Dan menjadikannya bergumpal-gumpal....".

Tipe awan kedua yang dapat menghasilkan hujan adalah tipe awan yang bertumpuk-tumpuk. Awan ini terbagi dalam beberapa nama, yaitu Cumulus, Cumulonimbus dan Stratocumulus. Awan ini ditandai oleh bentuknya yang bergumpal-gumpal dan saling bertumpuk. Cumulus dan Cumulonimbus adalah tipe awan yang bergumpal-gumpal, sedangkan stratocumulus tidak bergumpal, sedikit menipis dan melebar. Dalam Al-Qur'an Surat An-Nur ayat 43 menjelaskan pembentukan tipe awan ini.

Awan tipe ini dibentuk oleh angin keras yang mengarah ke atas dan ke bawah (Bahwa Allah menggerakkan awan...). Mendorong awan dengan kuat. Ketika gumpalan awan terjadi, mereka menyatu menjadi gumpalan awan raksasa, bertumpuk-tumpuk satu sama lain. Pada titik ini, awan cumulus atau cumulonimbus sudah dapat menghasilkan air hujan.

Apa yang dijelaskan oleh para Ilmuwan sejatinya sejalan dengan pesan Al-Qur'an. Jika kita cermati, banyak ayat dalam Al-Qur'an yang membicarakan tentang siklus air, seperti Surat Gafir Ayat 13; Al-Mu'minun ayat 18; Al-Furqan Ayat 48; Al-'Ankabut Ayat 63, dan lainnya.

Beberapa ayat lainnya yang berbicara mengenai air, namun dengan konteks yang berbeda dapat dilihat dalam Surat Al-Waqi'ah Ayat 68-70. Inilah kebenaran Al-Qur'an yang terbukti sejalan dengan Sains. Allahu Akbar!

(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2534 seconds (0.1#10.140)