Dinilai Menyimpang, Ini Kata Ustaz Farid Nu'man Soal Ponpes Al-Zaytun

Rabu, 05 Juli 2023 - 11:00 WIB
loading...
Dinilai Menyimpang,...
Ponpes Al-Zaytun Kabupaten Indramayu Jawa Barat kini menuai sorotan publik setelah beredarnya video viral praktik ibadah yang dinilai menyimpang. Foto/dok al-zaytun.sch.id
A A A
Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu Jawa Barat terus menuai sorotan. Beragam kritikan mengalir dari kalangan ormas Islam maupun Dai di Tanah Air. Benarkah Ponpes Al-Zaytun melakukan penyimpangan agama ?

Kisruh Al-Zaytun berawal dari viralnya video praktik ibadah yang diterapkan Ma'had itu tidak seperti pada umumnya. Keserahan umat muslim pun memuncak ketika pimpinan Ponpes Al-Zaytun menyampaikan pernyataan-pernyataan aneh yang membuat resah masyarakat.

Pemerintah dan Polri kini sedang mengusut dan menyelidiki dugaan penistaan agama dan penyimpangan ajaran di Ma'had tersebut. Beberapa kontroversi Al-Zaytun di antaranya, praktik sholat yang mencampur shaf laki-laki dan perempuan. Kemudian pernyataan pimpinan Al-Zaytun yang berencana menjadikan perempuan sebagai khatib sholat Jumat, dan adanya ritual-ritual lain yang dianggap "nyeleneh".

Sebelumnya sejumlah Dai sudah angkat suara terkait keganjilan di Al-Zaytun di antaranya Ketua MUI Puasat KH Cholil Nafis dan Ustaz Abdul Somad (UAS). Kini, giliran Ustaz Farid Nu'man Hasan angkat suara mengenai keganjilan Ma'had Al-Zaytun.
Dinilai Menyimpang, Ini Kata Ustaz Farid Nu'man Soal Ponpes Al-Zaytun

Dai lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia itu becerita tentang Ma'had yang terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat itu. Ustaz Farid Nu'man mengungkapkan bahwa Ponpes Al-Zaytun adalah jelmaan dari sebuah gerakan menyimpang bernama NII KW 9 (Negara Islam Indonesia Komando Wilayah 9), yang dipimpin oleh Abu Toto alias Panji Gumilang.

"Bagi aktivis Islam Tahun 90-an pasti kenal betul dengan penyimpangan kelompok ini. Saya pribadi pernah terlibat dalam perdebatan dgn mereka tahun 1994 di sebuah rumah petakan di Bintaro Kodam, Jaksel," kata Ustaz Farid Nu'man kepada SINDOnews, kemarin.

Saat itu, mereka mengatakan Indonesia negara kafir, maka sholat tidak wajib, Haji juga tidak wajib. Harta umat Islam yang tidak tergabung dengan mereka adalah halal diambil karena itu adalah Fa'i (rampasan perang). Alasan lainnya karena Indonesia belum fase Fathu Makkah, sehingga kewajiban agama belum wajib.

Kemudian, kata Ustaz Farid Nu'man, pernah pada Tahun 1997 aktivis NII mendatangi rumahnya dan mengajak debat. "Saat itulah, dari orang NII tersebut saya dapat info bahwa mereka ingin membangun pesantren terbesar di Indramayu. Belakangan muncullah Al-Zaytun (sekitar Tahun 1998-1999) yang peresmiannya dihadiri pejabat militer saat ini yang sampai ini orang-orangnya masih ada," kata Ustaz Farid.

Kejadian serupa terjadi lagi awal Tahun 2000-an. "Beberapa siswi saya diculik untuk dibai'at dan dibawa ke daerah Hotel Menara Saidah, Pancoran. Mereka didoktrin mengambil harta orang tuanya, tidak perlu shalat, dan lain-lain, sama dengan sebelumnya," ujar Ustaz Farid Nu'man.

Maka, ketika kasus penyimpangan Al-Zaytun mencuat, hal itu tidak mengagetkan karena memang begitulah kondisinya. Jika orang-orang Al-Zaytun mengingkari hal ini, maka kemungkinannya adalah dia sedang berbohong, menutup-nutupi atau tidak tahu (awam) akar sejarah lahirnya Al-Zaytun.

"Semoga Allah Ta'ala memberi taufik kepada kita semua, dan memberikan hidayah kepada kita semua khususnya kepada Ma'had Al-Zaytun," ucapnya.


Dinilai Menyimpang, Ini Kata Ustaz Farid Nu'man Soal Ponpes Al-Zaytun

Ustaz Farid Nu'man Hasan
(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2648 seconds (0.1#10.140)