Melihat Jejak Perjuangan Rasulullah dan Peradaban Islam di Museum Madinah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Madinah merupakan salah satu dari dua kota suci di Arab Saudi. Di kota ini banyak sekali jejak bersejarah peninggalan Nabi Muhammad SAW .
Tak heran jika Madinah menjadi destinasi utama bagi jutaan umat Islam di dunia untuk dikunjungi. Terutama mereka yang tengah menjalankan ibadah haji dan umrah.
Untuk mengetahui perkembangan Kota Madinah dari masa ke masa dan perjuangan Rasulullah kala itu, pengunjung bisa mengunjungi Museum Madinah Al Munawwarah.
Busur panah yang digunakan dalam Perang Uhud. FOTO/SINDOnews/SUCIPTO
Museum ini banyak menyimpan koleksi barang-barang bernilai sejarah seperti mata uang dinar di zaman Rasulullah, artefak, batu kristal, persenjataan, pena beserta tempat tinta hingga surat Rasulullah yang ditujukan kepada penguasa Romawi dan sebagainya.
Termasuk sejarah mengenai nama Kota Madinah itu sendiri. Sebelum bernama Madinah, saat zaman jahiliyah kota ini lebih dikenal dengan sebutan Yatsrib. Namun setelah Islam berkembang, nama tersebut tidak lagi digunakan.
Saat ini, kota tersebut lebih dikenal sebagai Al-Madinah Al-Munawwarah yang berarti "Kota Bercahaya". Hal itu tidak terlepas dari peran penting Rasulullah dalam penyebaran ajaran Islam.
Terletak sekitar 453 kilometer dari Kota Suci Makkah, ada banyak gunung tandus yang mengelilingi Kota Madinah, di antaranya, Pegunungan Hijaz dengan Jabal Uhud sebagai puncak tertinggi dan hanya berjarak 5 Km dari Masjid Nabawi. Kemudian, Jabal Ayr, Jabal Al Rayah, Jabal Al Rumah dan Jabal Sala.
"Museum ini dibangun di lahan seluas 1.700 meter persegi. Dibangun sebelum Malik Bin Abdul Aziz," ujar Security Officer Hatim Ali Alraddadi, Kamis (13/7/2023).
Selain itu, museum ini juga menyimpan peralatan perang berupa busur panah milik Saad Ibn Abi Waqas yang merupakan sahabat Rasulullah. Dalam sejarahnya, Saad Ibn Abi Waqas merupakan pemanah ulung.
Dia selalu menyertai Rasulullah di setiap medan pertempuran. Salah satunya saat di Perang Uhud. Saad merupakan orang pertama yang melesatkan anak panah di medan perang. Dia masuk Islam pada usia 17 tahun. Dia termasuk generasi awal yang masuk Islam setelah Abu Bakar Asshidiq, Ali Bin Abi Thalib, dan Zaid Bin Haritshah.
Bukan hanya busur panah, museum itu juga menyimpan dua buah pedang dan perisai era Kerajaan Ottoman, Turki termasuk juga sejumlah senapan laras panjang dengan berbagai bentuk.
Jalur kereta api Hejaz yang dibangun pada zaman Kerajaan Ottoman. FOTO/SINDOnews/SUCIPTO
Hal menarik lainnya adalah di museum tersebut terdapat jalur kereta api Hejaz yang menghubungkan antara Madinah dengan Damaskus di era Kerajaan Ottoman. Sayangnya, saat penulis yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) 2023 ingin mengunjungi stasiun kereta api tersebut sudah ditutup sehingga tidak bisa melihat dari dekat jalur kereta tersebut.
Jalur kereta api tersebut dibangun oleh Sultan Abdul Hamid II pada 1900 silam. Jalur kereta api Hejaz dibangun untuk mempersatukan dunia Islam sekaligus memudahkan bagi jemaah haji saat menuju Makkah.
Tak heran jika Madinah menjadi destinasi utama bagi jutaan umat Islam di dunia untuk dikunjungi. Terutama mereka yang tengah menjalankan ibadah haji dan umrah.
Untuk mengetahui perkembangan Kota Madinah dari masa ke masa dan perjuangan Rasulullah kala itu, pengunjung bisa mengunjungi Museum Madinah Al Munawwarah.
Busur panah yang digunakan dalam Perang Uhud. FOTO/SINDOnews/SUCIPTO
Museum ini banyak menyimpan koleksi barang-barang bernilai sejarah seperti mata uang dinar di zaman Rasulullah, artefak, batu kristal, persenjataan, pena beserta tempat tinta hingga surat Rasulullah yang ditujukan kepada penguasa Romawi dan sebagainya.
Termasuk sejarah mengenai nama Kota Madinah itu sendiri. Sebelum bernama Madinah, saat zaman jahiliyah kota ini lebih dikenal dengan sebutan Yatsrib. Namun setelah Islam berkembang, nama tersebut tidak lagi digunakan.
Saat ini, kota tersebut lebih dikenal sebagai Al-Madinah Al-Munawwarah yang berarti "Kota Bercahaya". Hal itu tidak terlepas dari peran penting Rasulullah dalam penyebaran ajaran Islam.
Terletak sekitar 453 kilometer dari Kota Suci Makkah, ada banyak gunung tandus yang mengelilingi Kota Madinah, di antaranya, Pegunungan Hijaz dengan Jabal Uhud sebagai puncak tertinggi dan hanya berjarak 5 Km dari Masjid Nabawi. Kemudian, Jabal Ayr, Jabal Al Rayah, Jabal Al Rumah dan Jabal Sala.
"Museum ini dibangun di lahan seluas 1.700 meter persegi. Dibangun sebelum Malik Bin Abdul Aziz," ujar Security Officer Hatim Ali Alraddadi, Kamis (13/7/2023).
Selain itu, museum ini juga menyimpan peralatan perang berupa busur panah milik Saad Ibn Abi Waqas yang merupakan sahabat Rasulullah. Dalam sejarahnya, Saad Ibn Abi Waqas merupakan pemanah ulung.
Dia selalu menyertai Rasulullah di setiap medan pertempuran. Salah satunya saat di Perang Uhud. Saad merupakan orang pertama yang melesatkan anak panah di medan perang. Dia masuk Islam pada usia 17 tahun. Dia termasuk generasi awal yang masuk Islam setelah Abu Bakar Asshidiq, Ali Bin Abi Thalib, dan Zaid Bin Haritshah.
Bukan hanya busur panah, museum itu juga menyimpan dua buah pedang dan perisai era Kerajaan Ottoman, Turki termasuk juga sejumlah senapan laras panjang dengan berbagai bentuk.
Jalur kereta api Hejaz yang dibangun pada zaman Kerajaan Ottoman. FOTO/SINDOnews/SUCIPTO
Hal menarik lainnya adalah di museum tersebut terdapat jalur kereta api Hejaz yang menghubungkan antara Madinah dengan Damaskus di era Kerajaan Ottoman. Sayangnya, saat penulis yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) 2023 ingin mengunjungi stasiun kereta api tersebut sudah ditutup sehingga tidak bisa melihat dari dekat jalur kereta tersebut.
Jalur kereta api tersebut dibangun oleh Sultan Abdul Hamid II pada 1900 silam. Jalur kereta api Hejaz dibangun untuk mempersatukan dunia Islam sekaligus memudahkan bagi jemaah haji saat menuju Makkah.
(abd)