8 Keutamaan Bersahabat dengan Orang Saleh, Paling Utama Selalu Berlomba dalam Kebaikan
loading...
A
A
A
Bersahabat atau anjuran memiliki teman yang saleh tercantum dalam Al-Qur'an dan hadis Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Bersahabat dengan orang-orang saleh pun memiliki banyak keutamaan. Kenapa demikian? Karena manusia dalah makhluk sosial. Maknanya, dalam hidup ini manusia sangat membutuhkan adanya teman, lingkungan, dan masyarakat untuk menjalin kebersamaan.
Dalam interaksi itulah terjadi proses saling memengaruhi. Entah itu pengaruh yang positif, ataupun pengaruh yang negatif. Siapa pun bisa memengaruhi dan bisa terpengaruh. Inilah alasan kenapa harus selektif dalam mencari teman. "Karena baik-buruknya agama seseorang, tergantung dengan siapa ia berkawan,"ungkap Ustadz Muhammad Faishal Fadhli, dai Alumnus Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor.
Dalil yang memerintahkan mencari teman yang saleh , firman Allah Ta'ala dalam Surah al-Kahfi ayat 28,
“Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan
keadaannya sudah melewati batas.”(QS Al Kahfi : 28)
Ayat ini berisi bimbingan Ilahi. Dorongan agar mencari kawan yang saleh dan peringatan untuk menjauhi orang-orang fasik.
Menurut Ustadz Faishal Fadhli, dalam ayat ini disebutkan, di antara ciri orang saleh adalah mereka yang rajin berzikir kepada Allah di waktu pagi dan petang. Siapa pun yang bergaul dengan mereka, akan mendapatkan manfaat dan inspirasi kebaikan. Sedangkan orang-orang fasik ialah mereka yang hatinya telah mati dan kemaksiatannya melampaui batas.
Tentang keutamaan bersahabat dengan orang-orang saleh , berikut paparan Ustadz Muhammad Faishal Fadhli :
Tidak ada iri dengki yang menjadi racun persahabatan. Karena yang dikejar hanyalah akhirat. Yang menjadi tujuan adalah ridha Allah. Semangat beribadah pun kian terpacu. Wa fii dzalika fal yatanafasil mutanafisun.
Saat berdekatan dengan sahabat saleh, tidak terbesit sedikit pun keinginan berbuat durhaka kepada Allah. Karena aura keimanan yang terpancar dari diri orang shalih, menularkan spirit ketakwaan.
Sebaliknya, saat duduk bersama ahli maksiat, sedikit demi sedikit, pasti akan terkena cipratan dari kemaksiatan yang mereka lakukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim.
“Teman yang baik dan teman yang buruk seumpama seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Seorang penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau kamu bisa membeli minyak wanginya, dan kalaupun tidak, kamu tetap mendapatkan aroma wangi darinya. Adapun seorang pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai bajumu, atau setidaknya kamu mendapatkan aroma tidak sedap darinya.”HR Muslim no 2628)
Saat kita membersamai orang saleh dan alim, akan muncul dalam diri kita rasa takjub pada kepribadian dan keilmuan mereka. Sehingga rasa ujub kepada diri sendiri, sedikit demi sedikit akan terkikis. Kita pun belajar menumbuhkan sifat tawadhu’.
Selain itu, muncul pula sifat mulia lainnya yakni spirit ta’awun alal birri wat taqwa, tolong menolong dalam kebaikan dan takwa. Persahabatan dengan orang saleh membuahkan sinergi dalam berkhidmat kepada umat; kolaborasi dalam dakwah, amar makruf dan nahi munkar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Doa seorang muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya itu mustajab. Di sisi orang yang berdoa tersebut ada malaikat yang diutus. Setiap kali sahabat shalih mendoakan kebaikan untuk saudaranya, malaikat itu berkata, ‘amin, dan semoga bagimu semisalnya.’”
Di antaranya adalah dua orang yang bersahabat, saling mencintai karena Allah
“Dua orang yang saling mencintai karena Allah; berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah.” (HR. Al-Bukhari No. 1357)
Maka dikatakan padanya, “Temanmu ada di neraka.”
Lalu berkatalah seorang mukmin, sahabat shalih, ini, “Ya Rabbi, ya Rabbi, tak akan sempurna kenikmatanku di surga, kecuali si fulan temanku ada bersamaku.”
Maka Allah memerintahkannya untuk mengeluarkan temannya dari neraka. Kemudian temannya pun masuk surga.
Tatkala ia telah memasuki surga, penduduk neraka pun berkata, “Siapa yang mengeluarkannya? Siapa yang memberi syafaat kepadanya? Apakah ayahnya syahid? Saudaranya syahid? Apakah syafaatnya didapat dari para nabi dan rasul?”
Jawabannya: Tidak
Lalu siapa yang memberinya syafaat? Ia mendapat syafaat dari teman dekatnya yang shalih. Ketika itulah penduduk neraka berkata, sebagaimana yang Allah abadikan dalam firman-Nya Al-Quran Surah asy-Syu’ara ayat 100-101,
“Maka sehingga (sekarang) kita tidak mempunyai pemberi syafaat (penolong), dan tidak pula mempunyai teman yang akrab.”
Bahkan seekor anjing diabadikan dalam al-Quran Surah al-Kahfi ayat 18, karena membersamai orang-orang shalih. Diangkat derajatnya, meskipun binatang.
Lantas bagaimana jika seorang manusia selalu berusaha untuk bersahabat dengan para kekasih Allah, tentunya akan mendapat derajat yang jauh lebih tinggi di sisi-Nya.
Baca juga:
Wallahu A'lam
Dalam interaksi itulah terjadi proses saling memengaruhi. Entah itu pengaruh yang positif, ataupun pengaruh yang negatif. Siapa pun bisa memengaruhi dan bisa terpengaruh. Inilah alasan kenapa harus selektif dalam mencari teman. "Karena baik-buruknya agama seseorang, tergantung dengan siapa ia berkawan,"ungkap Ustadz Muhammad Faishal Fadhli, dai Alumnus Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor.
Dalil yang memerintahkan mencari teman yang saleh , firman Allah Ta'ala dalam Surah al-Kahfi ayat 28,
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan
keadaannya sudah melewati batas.”(QS Al Kahfi : 28)
Ayat ini berisi bimbingan Ilahi. Dorongan agar mencari kawan yang saleh dan peringatan untuk menjauhi orang-orang fasik.
Menurut Ustadz Faishal Fadhli, dalam ayat ini disebutkan, di antara ciri orang saleh adalah mereka yang rajin berzikir kepada Allah di waktu pagi dan petang. Siapa pun yang bergaul dengan mereka, akan mendapatkan manfaat dan inspirasi kebaikan. Sedangkan orang-orang fasik ialah mereka yang hatinya telah mati dan kemaksiatannya melampaui batas.
Tentang keutamaan bersahabat dengan orang-orang saleh , berikut paparan Ustadz Muhammad Faishal Fadhli :
Keutamaan Bersahabat dengan Orang Saleh
1. Berlomba dalam Kebaikan
Pada dasarnya, jiwa manusia menyukai kompetisi. Manusia akan saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu. Namun dalam pergaulan dengan orang-orang saleh, persaingan itu justru melahirkan sportivitas dan saling memotivasi dalam kebaikan.Tidak ada iri dengki yang menjadi racun persahabatan. Karena yang dikejar hanyalah akhirat. Yang menjadi tujuan adalah ridha Allah. Semangat beribadah pun kian terpacu. Wa fii dzalika fal yatanafasil mutanafisun.
2. Malu Berbuat Maksiat
Di tengah lingkungan yang baik, keburukan tidak punya ruang. Orang fasik akan merasa insecure saat terniat ingin bermaksiat. Mereka akan bersembunyi, ketika syiar-syiar kebaikan mendominasi. Kurang lebih, seperti itulah potret persahabatan dengan orang shalih.Saat berdekatan dengan sahabat saleh, tidak terbesit sedikit pun keinginan berbuat durhaka kepada Allah. Karena aura keimanan yang terpancar dari diri orang shalih, menularkan spirit ketakwaan.
Sebaliknya, saat duduk bersama ahli maksiat, sedikit demi sedikit, pasti akan terkena cipratan dari kemaksiatan yang mereka lakukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim.
إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ. فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً. وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
“Teman yang baik dan teman yang buruk seumpama seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Seorang penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau kamu bisa membeli minyak wanginya, dan kalaupun tidak, kamu tetap mendapatkan aroma wangi darinya. Adapun seorang pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai bajumu, atau setidaknya kamu mendapatkan aroma tidak sedap darinya.”HR Muslim no 2628)
3. Menumbuhkan Sifat-sifat Mulia
Bersahabat dengan orang saleh, artinya membangun kedekatan personal untuk meningkatkan kecerdasan spiritual. Namun faedah yang didapat bisa lebih dari itu.Saat kita membersamai orang saleh dan alim, akan muncul dalam diri kita rasa takjub pada kepribadian dan keilmuan mereka. Sehingga rasa ujub kepada diri sendiri, sedikit demi sedikit akan terkikis. Kita pun belajar menumbuhkan sifat tawadhu’.
Selain itu, muncul pula sifat mulia lainnya yakni spirit ta’awun alal birri wat taqwa, tolong menolong dalam kebaikan dan takwa. Persahabatan dengan orang saleh membuahkan sinergi dalam berkhidmat kepada umat; kolaborasi dalam dakwah, amar makruf dan nahi munkar.
4. Nasihat dan Doa yang Tulus
Hadiah terindah dari sahabat saleh adalah nasihat. Ia tidak akan sungkan menunjukkan aib dan kekurangan kita yang harus diperbaiki, dengan cara yang mudah diterima. Selain itu, tanpa harus diminta, orang yang benar-benar shalih akan senantiasa menyebut nama sahabatnya dalam doa.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ، كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيْهِ بِخَيْرِ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِيْنُ، وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa seorang muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya itu mustajab. Di sisi orang yang berdoa tersebut ada malaikat yang diutus. Setiap kali sahabat shalih mendoakan kebaikan untuk saudaranya, malaikat itu berkata, ‘amin, dan semoga bagimu semisalnya.’”
5. Naungan di Padang Mahsyar
Dalam sebuah hadis yang cukup panjang disebutkan bahwa ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan di hari tidak ada naungan kecuali naungan dari Allah.Di antaranya adalah dua orang yang bersahabat, saling mencintai karena Allah
“Dua orang yang saling mencintai karena Allah; berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah.” (HR. Al-Bukhari No. 1357)
6. Syafaat Masuk Surga
Kelak di akhirat, apabila penduduk surga dimasukkan ke dalam surga dan penduduk neraka dimasukkan ke dalam neraka, seorang dari penduduk surga berkata, “Di mana temanku si fulan, kami tidak melihatnya di surga?”Maka dikatakan padanya, “Temanmu ada di neraka.”
Lalu berkatalah seorang mukmin, sahabat shalih, ini, “Ya Rabbi, ya Rabbi, tak akan sempurna kenikmatanku di surga, kecuali si fulan temanku ada bersamaku.”
Maka Allah memerintahkannya untuk mengeluarkan temannya dari neraka. Kemudian temannya pun masuk surga.
Tatkala ia telah memasuki surga, penduduk neraka pun berkata, “Siapa yang mengeluarkannya? Siapa yang memberi syafaat kepadanya? Apakah ayahnya syahid? Saudaranya syahid? Apakah syafaatnya didapat dari para nabi dan rasul?”
Jawabannya: Tidak
Lalu siapa yang memberinya syafaat? Ia mendapat syafaat dari teman dekatnya yang shalih. Ketika itulah penduduk neraka berkata, sebagaimana yang Allah abadikan dalam firman-Nya Al-Quran Surah asy-Syu’ara ayat 100-101,
فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِيْنَ ۙ وَلَا صَدِيْقٍ حَمِيْمٍ.
“Maka sehingga (sekarang) kita tidak mempunyai pemberi syafaat (penolong), dan tidak pula mempunyai teman yang akrab.”
7. Terhindar dari Penyesalan
Dalam Surah al-Furqan ayat 27-28, disebutkan bahwa penduduk neraka sangat menyesal. Karena ketika di dunia, mereka salah dalam memilih teman. Mereka berteman dengan teman yang sesat dan menyesatkan.8. Derajat yang Tinggi di Sisi Allah
Keutamaan bersahabat dengan orang shalih kedelapan adalah mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah.Bahkan seekor anjing diabadikan dalam al-Quran Surah al-Kahfi ayat 18, karena membersamai orang-orang shalih. Diangkat derajatnya, meskipun binatang.
Lantas bagaimana jika seorang manusia selalu berusaha untuk bersahabat dengan para kekasih Allah, tentunya akan mendapat derajat yang jauh lebih tinggi di sisi-Nya.
Baca juga:
Wallahu A'lam
(wid)