Rasulullah SAW Mengangkat Figur Pemimpin Wilayah yang Paling Saleh dan Berilmu

Kamis, 22 Februari 2024 - 09:57 WIB
loading...
Rasulullah SAW Mengangkat...
Nabi SAW mempercayakan berbagai wilayah dan urusan manusia hanya kepada orang yang paling saleh dan paling berilmu. Ilustrasi: Ist
A A A
Dr Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil mengatakan di antara tanda-tanda kiamat adalah orang-orang hina diangkat sebagai pemimpin dan lebih mempercayakan mereka melebihi orang-orang terbaik mereka. Sehingga segala urusan masyarakat berada di tangan orang-orang bodoh dan hina yang tidak ada kebaikan di dalam diri mereka.

"Ini adalah keterbalikan fakta dan berubahnya keadaan. Dan ini yang terjadi dan dapat kita saksikan di zaman ini," tulis Dr Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil dalam kitab Asyraathus Saa'ah.

"Anda bisa melihat bahwa kebanyakan pemimpin masyarakat juga dewan pertimbangan mereka adalah orang yang sangat rendah kesalehan dan keilmuannya. Padahal, semestinya orang-orang yang beragama dan bertakwalah yang lebih diutamakan dari selain mereka dalam menanggung urusan masyarakat. Karena manusia yang paling mulia adalah orang-orang yang memiliki agama dan ketakwaan," tambahnya.



Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“… Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu…” ( QS Al-Hujuraat/49 : 13)

Al-Wabil mengatakan karena itulah, Nabi SAW mempercayakan berbagai wilayah dan urusan manusia hanya kepada orang yang paling saleh dan paling berilmu.

Demikian pula yang dilakukan para khalifah sepeninggal beliau. Contoh-contoh dalam masalah ini sangat banyak, di antaranya apa yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Hudzaifah ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda kepada penduduk Najran:

َ
لأَبْعَثَنَّ إِلَيْكُمْ رَجُلاً أَمِينًا حَقَّ أَمِينٍ، فَاسْتَشْـرَفَ لَهُ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَعَثَ أَبَا عُبَيْدَةَ.

“Sungguh aku akan mengutus kepada kalian seorang yang benar-benar terpercaya,” lalu para Sahabat Nabi SAW memperhatikannya, lalu beliau mengutus Abu ‘Ubaidah. [Shahiih al-Bukhari, kitab Akhbaarul Aahaad, bab Maa Jaa-a fii Ijaazati Khabaril Waahidish Shadiq (XIII/232, dalam al-Fat-h)]

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1877 seconds (0.1#10.140)