Kisah Maulid: Nubuat Nabi Daniel Sudah Informasikan akan Kelahiran Nabi Muhammad SAW
loading...
A
A
A
Berita akan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebenarnya sudah disampaikan Nabi Daniel 1.200 tahun sebelum Rasulullah SAW lahir. Daniel adalah nabi dari kalangan Bani Israil . Sebagian ulama mengatakan Nabi Daniel memiliki dua nubuat. Pertama, mengabarkan akan datangnya al-Masih Isa bin Maryam , dan kedua, nubuat tentang kemunculan baginda Nabi Muhammad SAW.
Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip buku "Zulkarnain Agung antara Cyrus dan Alexander, Jejak Cerita dalam al-Quran dan Riwayat Sejarah" karya Wisnu Tanggap Prabowo mengatakan, Daniel menyebut nama Muhammad dengan nama, dan berkata, “Anak-anak panah akan terlepas dari busur-busur, dan anak-anak panah tersebut akan dinodai oleh darah, wahai Muhammad.”
Dalam literasi ahli kitab, Nabi Daniel hidup pada abad ke-6 SM, sekitar lima abad sebelum masa Nabi Isa as, dan sekitar dua belas abad sebelum masa kenabian Muhammad SAW. Sebagaimana para Nabi dan Rasul, pengetahuan tentang gaib hanya datang dari Allah melalui Malaikat Jibril.
Ulama tafsir Ibnu Katsir dalam kitabnya "Qashas al-Anbiyaa" juga menuliskan kisah tentang Nabi Daniel.
Menurut Wisnu, kisah Nabi Daniel dalam khazanah Islam memiliki kemiripan dengan tradisi ahli kitab. Di antara kesamaannya adalah kisah Nabi Daniel di kandang singa tempat Nabi Irmiya (Jeremiah) mengunjunginya dan membawakan makanan dan minuman atas perintah Allah.
Lokasi Makam Nabi Daniel
Selain itu, terdapat peristiwa bersejarah dari generasi sahabat terkait Nabi Daniel ini. Salah satunya ditemukannya jasad beliau yang masih utuh di sebuah wilayah dekat kota Hurmuzan (Hormuz, saat ini di provinsi Hormozgan, Iran bagian selatan).
Abu Musa al-Anshari yang berada di tengah pasukan muslim melaporkan kepada Khalifah Umar bin Khattab di Madinah melalui sepucuk surat. Setelah menerima dan membacanya, Umar membalas surat itu, berkata, ”Ia adalah salah seorang dari para Nabi. Api tidak memakan jasad para Nabi. Dan bumi juga tidak memakan jasad para Nabi."
Ibnu Katsir kembali menegaskan bahwa jasad yang ditemukan muslimin saat ekspedisi militer ke Persia tersebut adalah jasad Nabi Daniel.
Sementara itu, Imam al-Baihaqi mengatakan dalam Dalfil an-Nubuwah bahwa Abu Aliyah beserta kaum muslimin lain menggali lubang kubur di tengah sungai dengan cara membendung airnya, lalu di kala malam mereka menguburkan jasad Nabi Daniel di salah satu liang-liang lahat yang digali itu.
Tujuannya adalah untuk mencegah mudarat yang lebih besar, yaitu praktik pengultusan kuburan orang saleh secara berlebihan di mana melalui pintu pengultusan itulah godaan iblis masuk ke oknum kaum Nabi Nuh yang menyembah orang-orang saleh.
Setidaknya kini ada enam teori mengenai lokasi makam Nabi Daniel, yaitu di Kirkuk dan Mugdadiyah di Irak, Susa dan Malamir di Iran, di Babilon, dan di Samarkand.
Teori lokasi makam yang paling masyhur adalah di Susa. Memang, jika dilihat dari peta, menurut Wisnu, Susa dekat dengan kota Hurmuzan, tempat kaum muslimin menguburkan jasad Nabi Daniel sebagaimana dalam sumber Islam.
"Namun demikian, Susa ada di provinsi Khuzestan, sementara Hormuz ada di provinsi Hormuzgan. Jarak yang terpaut antara keduanya adalah 1.300 kilometer!" ujar Wisnu yang mengingatkan bahwa Nabi Daniel adalah Nabi dari kalangan Bani Israil.
Orang Saleh
Sementara itu, terjadi polemik di kalangan kaum Yahudi yang bahkan berlanjut hingga kini mengenai apakah Daniel seorang Nabi atau bukan. Sebagian memandang Daniel bukanlah Nabi, melainkan orang saleh yang mendapat bimbingan ilahiah.
Satu hal yang disepakati, Daniel adalah tokoh masyhur dengan Kitab Daniel-nya (Book of Daniel), yang termasuk ke salah satu teks-teks suci Tanakh di mana Taurat ada dalamnya.
Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip buku "Zulkarnain Agung antara Cyrus dan Alexander, Jejak Cerita dalam al-Quran dan Riwayat Sejarah" karya Wisnu Tanggap Prabowo mengatakan, Daniel menyebut nama Muhammad dengan nama, dan berkata, “Anak-anak panah akan terlepas dari busur-busur, dan anak-anak panah tersebut akan dinodai oleh darah, wahai Muhammad.”
Dalam literasi ahli kitab, Nabi Daniel hidup pada abad ke-6 SM, sekitar lima abad sebelum masa Nabi Isa as, dan sekitar dua belas abad sebelum masa kenabian Muhammad SAW. Sebagaimana para Nabi dan Rasul, pengetahuan tentang gaib hanya datang dari Allah melalui Malaikat Jibril.
Ulama tafsir Ibnu Katsir dalam kitabnya "Qashas al-Anbiyaa" juga menuliskan kisah tentang Nabi Daniel.
Menurut Wisnu, kisah Nabi Daniel dalam khazanah Islam memiliki kemiripan dengan tradisi ahli kitab. Di antara kesamaannya adalah kisah Nabi Daniel di kandang singa tempat Nabi Irmiya (Jeremiah) mengunjunginya dan membawakan makanan dan minuman atas perintah Allah.
Lokasi Makam Nabi Daniel
Selain itu, terdapat peristiwa bersejarah dari generasi sahabat terkait Nabi Daniel ini. Salah satunya ditemukannya jasad beliau yang masih utuh di sebuah wilayah dekat kota Hurmuzan (Hormuz, saat ini di provinsi Hormozgan, Iran bagian selatan).
Abu Musa al-Anshari yang berada di tengah pasukan muslim melaporkan kepada Khalifah Umar bin Khattab di Madinah melalui sepucuk surat. Setelah menerima dan membacanya, Umar membalas surat itu, berkata, ”Ia adalah salah seorang dari para Nabi. Api tidak memakan jasad para Nabi. Dan bumi juga tidak memakan jasad para Nabi."
Ibnu Katsir kembali menegaskan bahwa jasad yang ditemukan muslimin saat ekspedisi militer ke Persia tersebut adalah jasad Nabi Daniel.
Sementara itu, Imam al-Baihaqi mengatakan dalam Dalfil an-Nubuwah bahwa Abu Aliyah beserta kaum muslimin lain menggali lubang kubur di tengah sungai dengan cara membendung airnya, lalu di kala malam mereka menguburkan jasad Nabi Daniel di salah satu liang-liang lahat yang digali itu.
Tujuannya adalah untuk mencegah mudarat yang lebih besar, yaitu praktik pengultusan kuburan orang saleh secara berlebihan di mana melalui pintu pengultusan itulah godaan iblis masuk ke oknum kaum Nabi Nuh yang menyembah orang-orang saleh.
Setidaknya kini ada enam teori mengenai lokasi makam Nabi Daniel, yaitu di Kirkuk dan Mugdadiyah di Irak, Susa dan Malamir di Iran, di Babilon, dan di Samarkand.
Teori lokasi makam yang paling masyhur adalah di Susa. Memang, jika dilihat dari peta, menurut Wisnu, Susa dekat dengan kota Hurmuzan, tempat kaum muslimin menguburkan jasad Nabi Daniel sebagaimana dalam sumber Islam.
"Namun demikian, Susa ada di provinsi Khuzestan, sementara Hormuz ada di provinsi Hormuzgan. Jarak yang terpaut antara keduanya adalah 1.300 kilometer!" ujar Wisnu yang mengingatkan bahwa Nabi Daniel adalah Nabi dari kalangan Bani Israil.
Orang Saleh
Sementara itu, terjadi polemik di kalangan kaum Yahudi yang bahkan berlanjut hingga kini mengenai apakah Daniel seorang Nabi atau bukan. Sebagian memandang Daniel bukanlah Nabi, melainkan orang saleh yang mendapat bimbingan ilahiah.
Satu hal yang disepakati, Daniel adalah tokoh masyhur dengan Kitab Daniel-nya (Book of Daniel), yang termasuk ke salah satu teks-teks suci Tanakh di mana Taurat ada dalamnya.