Petir dan Guntur, Bukti Keajaiban Ciptaan Allah Ta'ala

Kamis, 02 Juli 2020 - 21:44 WIB
loading...
Petir dan Guntur, Bukti...
Petir disertai kilat dan suara guntur yang menggelegar merupakan bukti keajaiban penciptaan Allah Taala. Foto ilustrasi/Ist/
A A A
Fenomena petir dan guntur merupakan salah satu bukti kebesaran Allah 'Azza wa Jalla. Tak hanya makhluk bernyawa, Allah Ta'ala juga kuasa mengatur dan menggerakkan benda mati sesuai kehendak-Nya.

Gejala alam seperti petir dan gemuruh pada musim hujan merupakan satu dari banyak ciptaan-Nya yang layak direnungi dan diambil pelajaran. Bagaimana langit mengeluarkan suara dan kilatan hingga mengeluarkan hujan adalah salah satu keajaiban ciptaan Allah Ta'ala. (Baca Juga: 7 Rahasia Hujan dan Hikmah yang Harus Diketahui)

Untuk diketahui, petir adalah kilatan listrik di udara disertai bunyi gemuruh karena bertemunya awan yang bermuatan listrik positif dan negatif. Sedangkan guntur adalah suara menggelegar di udara disebabkan oleh halilintar. Terkait fenomena petir dan guntur ini, Dewan Syura Majelis Rasulullah (MR) Al-Habib Nabiel bin Fuad Al-Musawa menyampaikan sebuah ayat dalam Al-Qur'an. Allah Ta'ala berfirman:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُزْجِى سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُۥ ثُمَّ يَجْعَلُهُۥ رُكَامًا فَتَرَى ٱلْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَٰلِهِۦ وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن جِبَالٍ فِيهَا مِنۢ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ وَيَصْرِفُهُۥ عَن مَّن يَشَآءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِۦ يَذْهَبُ بِٱلْأَبْصَٰرِ

"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan". (QS An-Nur Ayat 43)

Habib Nabiel menerangkan, hujan di siang hari sampai sore hari adalah sebab terbentuknya daerah konvergen atau tempat berkumpulnya massa udara yg membentuk awan konvektif. Awan konvektif menjadi awan Cumulonimbus (Cb) yang menyebabkan hujan lebat turun disertai petir. Bahkan juga pertanda munculnya angin puting-beliung (gust) pada awan Cumulonimbus yang tiba-tiba menjadi gelap. (Baca Juga: Doa dan Amalan di Musim Hujan)

Teori sederhananya, udara yang dipanaskan oleh matahari naik membawa molekul-molekul air yang menguap di dalamnya. Ketika udara yang naik ini mencapai ketinggian 2 sampai 3 km, udara tesebut bersentuhan dengan lapisan udara dingin. Saat kenaikan udara, kristal-kristal es yang terbentuk dalam awan melepaskan energi listrik statis yang terbentuk sebab pergesekan. Energi listrik ini mengandung unsur positif (+) di lapisan atas awan dan unsur negatif (-) di lapisan bawah. Ketika awan cukup terisi untuk mengionisasi udara, petir pun meledak.

Energi yang dilepas oleh 1 petir lebih besar dari seluruh pusat pembangkit tenaga listrik. Suhu dijalur yg dilalui petir bisa mencapai 10.000 derajat Celsius. Suhu dalam pelebur besi saja antara 1.050-1.100 derajat Celsius. Panas sambaran petir terkecil bisa mencapai 10 kali lipatnya.

"Panas yang luar biasa ini berarti bahwa petir bisa dengan mudah membakar dan menghancurkan seluruh unsur yang ada di muka bumi. Laa hawla walaa quwwata illa billaah (tak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)," demikian penjelasan Habib Nabiel melalui akun IG @habib_nabiel_almusawa. ( )

Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2717 seconds (0.1#10.140)