Ideologi Sesat Zionisme: Rabbi Mampu Kalahkan Yahweh saat Berdebat
loading...
A
A
A
Pemikiran-pemikiran Zionisme yang terdapat dalam Protocols of Zion maupun Talmud banyak menyimpang. Dalam Talmud, misalnya, tertulis bahwa seorang rabbi ( pendeta ) telah mengalahkan tuhan mereka (Yahweh) dalam berdebat sehingga Yahweh mengakui keunggulan ilmu dan kecerdasan si rabbi.
"Frasa ini menunjukkan kerusakan konsep Tuhan dalam Talmud. Seharusnya, Tuhan itu bersifat al-Alim (Maha Mengetahui), ilmu-Nya tidak terbatas yang meliputi seluruh langit dan bumi," ujar M Kholid Muslih dkk dalam karya tulisnya berjudul "Ideologi Zionisme dalam Timbangan Teologi Islam".
Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 115:
Artinya: Dan milik Allah timur dan barat. Kemanapun kamu menghadap di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.
Muḥammad Al-Fudlālī dalam Kifāyah Al-Awwām menjelaskan bahwa ilmu adalah sifat qadim (terdahulu) yang ada dalam Dzat Allah, dengannya akan tersingkap dan diketahui segala sesuatu tanpa ada yang bisa disembunyikan. Sifat al-ilm Allah sudah ada sejak zaman azali secara sempurna. Ilmu Allah bukan berdasarkan dugaan maupun keraguan, karena dugaan dan keraguan tidak mungkin bagi-Nya.
Ibn ̳Athā‘illāh Al-Sakandārī dalam "Miftāḥ Al-Falāḥ Wa Miṣbāḥ Al-Arwāḥ Fī Żikrillāh Al-Karīm Al-Fattāḥ" berujar ilmu adalah salah satu sifat kesempurnaan Tuhan. Maka yang tidak memilikinya tidak memiliki sifat kesempurnaan dan akan dinisbatkan sifat kekurangan dan kelemahan baginya, dan yang tidak sempurna tidak dapat dikatakan Tuhan.
Tuhan dalam Islam tidak dapat disamakan dengan segala sesuatu apapun, Dia bersifat Esa dan sempurna dalam segala hal, dan kesempurnaan-Nya tidak dapat digambarkan dengan suatu uraian yang bisa dinalar oleh akal manusia.
"Dari sini, konsep tuhan (Yahweh) dalam Talmud sudah menunjukkan kerusakannya karena mereka mengisahkan Yahweh telah dikalahkan keilmuannya oleh seorang manusia," ujar Kholid Muslih.
"Frasa ini menunjukkan kerusakan konsep Tuhan dalam Talmud. Seharusnya, Tuhan itu bersifat al-Alim (Maha Mengetahui), ilmu-Nya tidak terbatas yang meliputi seluruh langit dan bumi," ujar M Kholid Muslih dkk dalam karya tulisnya berjudul "Ideologi Zionisme dalam Timbangan Teologi Islam".
Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 115:
وَلِلّٰهِ الۡمَشۡرِقُ وَالۡمَغۡرِبُ ۚ فَاَيۡنَمَا تُوَلُّوۡا فَثَمَّ وَجۡهُ اللّٰهِؕ اِنَّ اللّٰهَ وَاسِعٌ عَلِيۡمٌ
Artinya: Dan milik Allah timur dan barat. Kemanapun kamu menghadap di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.
Muḥammad Al-Fudlālī dalam Kifāyah Al-Awwām menjelaskan bahwa ilmu adalah sifat qadim (terdahulu) yang ada dalam Dzat Allah, dengannya akan tersingkap dan diketahui segala sesuatu tanpa ada yang bisa disembunyikan. Sifat al-ilm Allah sudah ada sejak zaman azali secara sempurna. Ilmu Allah bukan berdasarkan dugaan maupun keraguan, karena dugaan dan keraguan tidak mungkin bagi-Nya.
Ibn ̳Athā‘illāh Al-Sakandārī dalam "Miftāḥ Al-Falāḥ Wa Miṣbāḥ Al-Arwāḥ Fī Żikrillāh Al-Karīm Al-Fattāḥ" berujar ilmu adalah salah satu sifat kesempurnaan Tuhan. Maka yang tidak memilikinya tidak memiliki sifat kesempurnaan dan akan dinisbatkan sifat kekurangan dan kelemahan baginya, dan yang tidak sempurna tidak dapat dikatakan Tuhan.
Tuhan dalam Islam tidak dapat disamakan dengan segala sesuatu apapun, Dia bersifat Esa dan sempurna dalam segala hal, dan kesempurnaan-Nya tidak dapat digambarkan dengan suatu uraian yang bisa dinalar oleh akal manusia.
"Dari sini, konsep tuhan (Yahweh) dalam Talmud sudah menunjukkan kerusakannya karena mereka mengisahkan Yahweh telah dikalahkan keilmuannya oleh seorang manusia," ujar Kholid Muslih.
(mhy)