Negara Israel Zaman Klasik yang Digagas Thalut, Banyak Terjadi Peperangan
loading...
A
A
A
Jauh sebelum negara Israel modern, di Palestina sudah pernah berdiri negara Israel pada zaman klasik, yaitu ketika negara Israel digagas dan dikembangkan oleh Syaul atau al-Qur’an menyebutnya dengan Thalut pada tahun 1025 SM. Ia menjadi pemimpin untuk seluruh Bani Israel yang bersuku-suku.
Pada masanya, banyak terjadi peperangan, seperti perang menakluk bangsa Amun di wilayah Timur Yordania ; peperangan melawan bangsa Palestina yang ketika itu dipimpin oleh Goliath (al-Quran menyebutnya dengan raja Jalut).
Fuad Muhammad Shibel dalam bukunya yang diterjemahkan Bustami A. Gani dan Chatibul Umam berjudul "Masalah Jahudi International" (Bulan Bintang, 1970) menyebut konon rupanya dalam pasukan Syaul atau Thalut ikut serta Daud as yang ketika itu masih sangat muda dan ia pula yang berhasil membunuh Jalut dalam peperangan tersebut. Kala itu, sebagian kecil Palestina dapat dikuasi pasukan Syaul/Thalut.
Pasca Thalut, Daud as yang menjadi pemimpin Bani Israel. Palestina dengan demikian sudah berada di bawah kepemimpinan Daud as.. Ia pula yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Bani Israil di Palestina yang sesungguhnya.
Pada masa pemerintahannya dakwah Tauhid menyebar ke seluruh Palestina yang dijuluki dengan “Tanah yang Diberkati”. Keadilan, kedamaian dan kejujuran dijunjung tinggi, dan sebagai Nabiyullah, Daud as dengan kitab Zabur, dikarunia pula oleh Allah ilmu dan kebijaksanaan. Gunung dan burung-burung ikut bertasbih ketika ia membaca kitab Zabur dengan suaranya yang merdu dan khusyuk ( QS Shad : 18-20).
Mahir Ahmad Agha dalam bukunya yang diterjemahkan Yadi Indrayadi berjudul "Yahudi: Catatan Hitam Sejarah" (Qisthi Press, Juni 2005) menambahkan Daud as juga dikarunia mukjizat yang mencengangkan, yaitu di samping burung-hewan bertasbih bersamanya dan dapat pula melunakkan besi dengannya ( QS Sabâ’/34 : 10). Daud meninggal dunia pada tahun 963 SM, dan menurut satu riwayat kuburannya terletak di gunung Zion, di tempat yang sekarang disebut dengan “al-Nabi Daud”.
Masa Nabi Sulaiman
Pasca Daud as wafat, kepemimpinan Bani Israel diteruskan oleh anak/ putranya, Sulaiman as yang berhasil menikahi puteri Fir‘aun.
Pada masa Sulaiman, Bani Israel mencapai puncak masa kedamaian dan kemakmurannya. Hal itu karena kerajaan tersebut sudah dibina sebelumnya oleh Daud dengan maksimal, sehingga tidak ada lagi rintangan politis apapun lagi. Hal ini dikisahkan dala QS al-Nahl/16 : 112 dan QS al-Anbiyâ’/21 : 78-82.
Sulaiman membangun Kuil, yang memperkerjakan banyak ahli bangunan dan pemahat. Ia mengirim kapal mengharungi Samudera hingga ke selatan Spanyol. Pemerintahan Sulaiman berlangsung 40 tahun, dan selama itu pula Bani Israel mengalami kemakmuran dan kebahagiaan.
Menurut Fuad Muhammad Shibel, masa kepemimpinan Sulaiman yang berpusat di seluruh tanah Palestina, dianggap masa kejayaan industri dan teknologi canggih ukuran zamannya, di mana berhasil membangun bangunan yang indah, istana yang megah, kota-kota yang banyak dan megah serta benteng-benteng yang kokoh serta tentara yang terdiri dari pasukan jin, manusia dan burung-burung.
Berkaitan dengan kesuksesan dan kejayaan Bani Israel di Palestina di bawah kepemimpinan Sulaiman as, Allah abadikan dalam QS al-Naml/27 : 17 dan 37; serta QS al-A‘râf/7 : 27.
Pada masanya, banyak terjadi peperangan, seperti perang menakluk bangsa Amun di wilayah Timur Yordania ; peperangan melawan bangsa Palestina yang ketika itu dipimpin oleh Goliath (al-Quran menyebutnya dengan raja Jalut).
Fuad Muhammad Shibel dalam bukunya yang diterjemahkan Bustami A. Gani dan Chatibul Umam berjudul "Masalah Jahudi International" (Bulan Bintang, 1970) menyebut konon rupanya dalam pasukan Syaul atau Thalut ikut serta Daud as yang ketika itu masih sangat muda dan ia pula yang berhasil membunuh Jalut dalam peperangan tersebut. Kala itu, sebagian kecil Palestina dapat dikuasi pasukan Syaul/Thalut.
Pasca Thalut, Daud as yang menjadi pemimpin Bani Israel. Palestina dengan demikian sudah berada di bawah kepemimpinan Daud as.. Ia pula yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Bani Israil di Palestina yang sesungguhnya.
Pada masa pemerintahannya dakwah Tauhid menyebar ke seluruh Palestina yang dijuluki dengan “Tanah yang Diberkati”. Keadilan, kedamaian dan kejujuran dijunjung tinggi, dan sebagai Nabiyullah, Daud as dengan kitab Zabur, dikarunia pula oleh Allah ilmu dan kebijaksanaan. Gunung dan burung-burung ikut bertasbih ketika ia membaca kitab Zabur dengan suaranya yang merdu dan khusyuk ( QS Shad : 18-20).
Mahir Ahmad Agha dalam bukunya yang diterjemahkan Yadi Indrayadi berjudul "Yahudi: Catatan Hitam Sejarah" (Qisthi Press, Juni 2005) menambahkan Daud as juga dikarunia mukjizat yang mencengangkan, yaitu di samping burung-hewan bertasbih bersamanya dan dapat pula melunakkan besi dengannya ( QS Sabâ’/34 : 10). Daud meninggal dunia pada tahun 963 SM, dan menurut satu riwayat kuburannya terletak di gunung Zion, di tempat yang sekarang disebut dengan “al-Nabi Daud”.
Masa Nabi Sulaiman
Pasca Daud as wafat, kepemimpinan Bani Israel diteruskan oleh anak/ putranya, Sulaiman as yang berhasil menikahi puteri Fir‘aun.
Pada masa Sulaiman, Bani Israel mencapai puncak masa kedamaian dan kemakmurannya. Hal itu karena kerajaan tersebut sudah dibina sebelumnya oleh Daud dengan maksimal, sehingga tidak ada lagi rintangan politis apapun lagi. Hal ini dikisahkan dala QS al-Nahl/16 : 112 dan QS al-Anbiyâ’/21 : 78-82.
Sulaiman membangun Kuil, yang memperkerjakan banyak ahli bangunan dan pemahat. Ia mengirim kapal mengharungi Samudera hingga ke selatan Spanyol. Pemerintahan Sulaiman berlangsung 40 tahun, dan selama itu pula Bani Israel mengalami kemakmuran dan kebahagiaan.
Menurut Fuad Muhammad Shibel, masa kepemimpinan Sulaiman yang berpusat di seluruh tanah Palestina, dianggap masa kejayaan industri dan teknologi canggih ukuran zamannya, di mana berhasil membangun bangunan yang indah, istana yang megah, kota-kota yang banyak dan megah serta benteng-benteng yang kokoh serta tentara yang terdiri dari pasukan jin, manusia dan burung-burung.
Berkaitan dengan kesuksesan dan kejayaan Bani Israel di Palestina di bawah kepemimpinan Sulaiman as, Allah abadikan dalam QS al-Naml/27 : 17 dan 37; serta QS al-A‘râf/7 : 27.
(mhy)