Hukum Tajwid Surat Al-Kahfi Ayat 1-10 dan Penjelasannya
loading...
A
A
A
Hukum tajwid Surat Al-Kahfi penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah pengetahuan, namun juga agar nantinya tidak keliru ketika membacanya.
Sebagai informasi, tajwid dalam ilmu Qiraah berarti mengeluarkan huruf sesuai sifat-sifat yang dimilikinya. Surat Al-Kahfi sendiri termasuk salah satu surat Al-Qur'an yang memiliki keutamaan agung.
Salah satunya pernah diriwayatkan Imam Al-Hakim dan Al-Baihaqi: "Barangsiapa membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat, niscaya akan memancar cahaya terang yang menyinari dirinya di antara dua Jumat."
Pada ulasan ini, akan dibahas hukum tajwid Surat Al-Kahfi ayat 1-10 beserta penjelasannya.
“Alhamdulillaahil ladziii anzala 'alaa 'abdihil kitaaba wa lam yaj'al lahuu 'iwajaa.”
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok."
(Alhamdulillaahi)
Pada kalimat di atas, ada dua hukum tajwid yang bisa diketahui. Masing-masing adalah Alif Lam Qamariyyah (Alhamdu dibaca jelas) dan Lam Tarqiq (Lillaahi dibaca tipis).
(Alladzii)
Terdapat dua hukum tajwid lagi. Pertama ada Alif Lam Syamsiyah karena alif lam bertemu huruf lam. Kemudian, ada juga Mad Jaiz Munfassil (Mad Thabi'i bertemu alif pada lain kata). Alladzii dibaca 2-5 harokat (ketukan).
(Anzala)
Ada hukum tajwid ikhfa haqiqi. Alasannya karena nun sukun bertemu huruf za. Cara bacanya terang disertai dengung.
('Abdihi)
Terdapat dua hukum tajwid, yaitu qalqalah sughra dan mad shilah qashirah. 'Abdihi dibaca qalqalah sugra atau lebih tipis (kecil).
(wa lam yaj'al)
Ada dua hukum tajwid. Pertama, izhar Syafawi karena huruf mim sukun bertemu huruf Ya. Kemudian, ada juga qalqalah sughra pada huruf Jim. Wa lam Yaj'al dibaca dengan jelas.
“Qayyimal liyundzira ba-san syadiidam milladunhu wa yubasysyiral mu'miniinal ladziina ya'maluunash shaalihaati anna lahum ajron hasanaa.“
Artinya: "Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik."
(Qayyimal liyundzira)
Ada 3 hukum tajwid pada kalimat di atas. Pertama, idgham bilaghunnah karena ada tanwin bertemu huruf Lam. Lalu, Ikhfa haqiqi karena nun sukun bertemu huruf dzal.
Kemudian, ada juga Ra tafkhim (Ra tebal karena berharakat fathah). Cara bacanya Qayyimal-liyundzira
(Ba-san Syadiidam MilladunHu)
Terdapat tiga hukum tajwid. Pertama, ikhfa haqiqi karena fathah tanwin bertemu huruf sya. Kemudian, Idgham bighunnah karena ada fathah tanwin bertemu huruf mim.
Terakhir, ada idgham bilaghunnah. Alasannya karena ada nun sukun bertemu huruf la.
(al Mu'mininna)
Ada Alif lam qomariyah. Alasannya karena Alif Lam bertemu Mim. Cara bacanya lam mati dibaca jelas.
Kemudian, ada juga mad thabi'i (huruf ya dikasroh). Cara bacanya 2 ketukan.
(Ya'maluuna)
Ada tajwid mad thabi'i (Wau di-dhommah). Cara bacanya dua ketukan.
(Annaa)
Hukum tajwidnya ghunnah, karena ada huruf nun bertasydid pada "Anna". Cara bacanya didengungkan)
(Lahum Ajron hasanaa)
Ada hukum tajwid idzhar syafawi. Alasannya karena ada mim sukun bertemu huruf alif. Cara bacanya jelas.
Kemudian, ada qalqalah sughra (أَجْرًا, huruf Jim dipantulkan tipis). Lalu, ada juga Idzhar halqi karena tanwin bertemu huruf ha.
“Maakitsiina fiihi abadaa”
Artinya: "Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya."
(Maa kitsiina Fiihi)
Ada hukum hukum tajwid mad thabi'i, karena ada huruf berharakat fathah sebelum alif mati. Cara bacanya dua ketukan.
(Abadaa)
Hukum tajwidnya adalah mad iwadh. Alasannya karena karena Alif ditanwin fatah dengan tanda waqaf. Panjangnya dua kali ketukan.
“Wa yunziral laziina qoolut takhazal laahu waladaa”.
Artinya: Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, "Allah mengambil seorang anak."
(yunnzi)
Ada tajwid Ikhfa ausat, karena huruf nun mati bertemu dengan huruf dzal. Cara membacanya ditahan serta dengung condong ke huruf "M".
(allahu)
Ada bacaan Tafkhim. Lafadz Allah dibaca tafkhim karena sebelum lam ada huruf yang berbaris fathah. Cara membacanya dibaca tebal panjangnya 2 harakat.
(waladaa)
Terdapat tajwid mad iwad. Alasannya karena ada kalimat yang berharakat tanwin fathah diwakafkan. Cara membacanya dengan suara tanwin dihilangkan, panjangnya 2 harakat.
“Maa lahum bihii min 'ilminw wa laa li aabaaa'ihim; kaburat kalimatan takhruju min afwaahihim; iny yaquuluuna illaa kazibaa”
Artinya: “Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka.
(maa lahum)
Ada tajwid Mad thabi'i (mad asli). Alasannya karena sebelum huruf alif mati ada huruf yang berharakat fathah. Cara bacanya dibaca panjangnya 2 harakat.
(maa lahum bihii)
Terdapat bacaan Ikhfa syafawi, karena mim mati bertemu dengan huruf ba. Cara membacanya suara mim mati ditahan serta dengung ke hidung.
(Min ‘ilmi walaa)
Pertama, ada bacaan izhar halqi. Alasannya karena nun sukun bertemu huruf ‘ain. Kemudian, ada juga idgham bighunnah karena tanwin bertemu huruf wawu.
“Fala'allaka baakhi'un nafsaka 'alaaa aasaarihim illam yu;minuu bihaazal hadiisi asafaa”
Artinya: Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).
(baakhi’un)
Ada Mad thabi'i (mad asli), karena sebelum alif mati ada huruf berbaris fathah. Cara bacanya dibaca panjang 2 harakat.
('alaaa aasaari)
Ada bacaan Mad jaiz munfasil. Alasannya karena mad thabi'i berada dalam satu kalimah menghadapi hamzah yang ada di kalimat lain. Cara bacanya panjang 2 harakat sampai 5 harakat.
“Innaa ja'alnaa ma 'alal ardi ziinatal lahaa linabluwahum ayyuhum ahsanu 'amalaa”
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.
(innaa)
Ada bacaan ghunnah. Alasannya karena ada nun bertasydid. Cara bacanya ditahan serta dengung.
(ja’alnamaa)
Ada bacaan Mad thabi'i (mad asli), karena sebelum alif mati ada huruf yang berharakat fathah. Cara bacanya dibaca panjang 2 harakat.
(‘amalaa)
Kalimat di atas memiliki bacaan Mad iwad. Alasannya karena ada kalimat yang berharakat tanwin fathah diwakafkan. Cara membacanya suara tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat.
“Wa innaa lajaa 'iluuna maa 'alaihaa sa'aiidan juruzaa”
Artinya: Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering.
(wainna)
Ada bacaan ghunnah. Alasannya ada nun bertasydid. Cara bacanya ditahan serta dengung.
(‘alaihi)
Terdapat Mad thabi'i (mad asli), karena sebelum alif mati ada huruf yang berharakat fathah. Cara bacanya dibaca panjang 2 harakat.
(sa'aiidan juruzaa)
Kalimat di atas memiliki Ikhfa ausat, karena ada huruf tanwin bertemu dengan huruf jim. Cara membacanya ditahan serta dengung condong ke huruf "M".
“Am hasibta anna Ashaabal Kahfi war Raqiimi kaanuu min Aayaatinaa 'ajabaa”
Artinya: Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?
(hasibta)
Ada Qalqalah sugra, yaitu huruf ba yang berharakat mati (sukun). Cara bacanya memantul.
(war Raqiimi)
Pertama, ada Alif lam syamsiyyah, karena alif lam bertemu dengan huruf ro (huruf syamsiyyah). Cara bacanya huruf lam di masukan ke huruf ro .
Kemudian, ada Mad thabi'i (mad asli). Alasannya karena sebelum ya mati ada huruf yang berbaris kasrah. Cara membacanya dibaca panjang 2 harakat.
“Iz awal fityatu ilal Kahfi faqooluu Rabbanaaa aatinaa mil ladunka rahmatanw wa haiyi' lanaa min amrinaa rashadaa”
Artinya: (Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami."
(al fityatu)
Kalimat di atas terdapat Alif lam qamariyah, karena alif lam bertemu dengan huruf fa (huruf Qamariyah). Cara membacanya lam mati dibaca jelas.
(mil ladunka)
Ada tajwid Idgham bilaghunah. Alasannya karena ada nun mati bertemu dengan huruf lam. Cara membacanya suara nun mati dimasukan ke huruf lam serta tidak memakai dengung.
(min amri)
Terdapat bacaan Izhar halqi. Alasannya karena nun mati bertemu dengan huruf hamzah. Cara membacanya suara nun mati dibaca jelas.
Demikian ulasan mengenai hukum tajwid Surat Al Kahfi ayat 1-10. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam
Sebagai informasi, tajwid dalam ilmu Qiraah berarti mengeluarkan huruf sesuai sifat-sifat yang dimilikinya. Surat Al-Kahfi sendiri termasuk salah satu surat Al-Qur'an yang memiliki keutamaan agung.
Salah satunya pernah diriwayatkan Imam Al-Hakim dan Al-Baihaqi: "Barangsiapa membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat, niscaya akan memancar cahaya terang yang menyinari dirinya di antara dua Jumat."
Pada ulasan ini, akan dibahas hukum tajwid Surat Al-Kahfi ayat 1-10 beserta penjelasannya.
Hukum Tajwid Surat Al-Kahfi Ayat 1-10
1. Ayat 1
اَ لۡحَمۡدُ لِلّٰهِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ عَلٰى عَبۡدِهِ الۡكِتٰبَ وَلَمۡ يَجۡعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ؕ
“Alhamdulillaahil ladziii anzala 'alaa 'abdihil kitaaba wa lam yaj'al lahuu 'iwajaa.”
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok."
Hukum tajwid:
الْحَمْدُ لِلَّهِ
(Alhamdulillaahi)
Pada kalimat di atas, ada dua hukum tajwid yang bisa diketahui. Masing-masing adalah Alif Lam Qamariyyah (Alhamdu dibaca jelas) dan Lam Tarqiq (Lillaahi dibaca tipis).
الَّذِىۡۤ
(Alladzii)
Terdapat dua hukum tajwid lagi. Pertama ada Alif Lam Syamsiyah karena alif lam bertemu huruf lam. Kemudian, ada juga Mad Jaiz Munfassil (Mad Thabi'i bertemu alif pada lain kata). Alladzii dibaca 2-5 harokat (ketukan).
أَنْزَلَ
(Anzala)
Ada hukum tajwid ikhfa haqiqi. Alasannya karena nun sukun bertemu huruf za. Cara bacanya terang disertai dengung.
عَبْدِهِ
('Abdihi)
Terdapat dua hukum tajwid, yaitu qalqalah sughra dan mad shilah qashirah. 'Abdihi dibaca qalqalah sugra atau lebih tipis (kecil).
وَلَمْ يَجْعَلْ
(wa lam yaj'al)
Ada dua hukum tajwid. Pertama, izhar Syafawi karena huruf mim sukun bertemu huruf Ya. Kemudian, ada juga qalqalah sughra pada huruf Jim. Wa lam Yaj'al dibaca dengan jelas.
2. Ayat 2
قَيِّمًا لِّيُنۡذِرَ بَاۡسًا شَدِيۡدًا مِّنۡ لَّدُنۡهُ وَيُبَشِّرَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ الَّذِيۡنَ يَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمۡ اَجۡرًا حَسَنًا
“Qayyimal liyundzira ba-san syadiidam milladunhu wa yubasysyiral mu'miniinal ladziina ya'maluunash shaalihaati anna lahum ajron hasanaa.“
Artinya: "Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik."
Hukum tajwid:
قَيِّمًا لِيُنْذِرَ
(Qayyimal liyundzira)
Ada 3 hukum tajwid pada kalimat di atas. Pertama, idgham bilaghunnah karena ada tanwin bertemu huruf Lam. Lalu, Ikhfa haqiqi karena nun sukun bertemu huruf dzal.
Kemudian, ada juga Ra tafkhim (Ra tebal karena berharakat fathah). Cara bacanya Qayyimal-liyundzira
بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ
(Ba-san Syadiidam MilladunHu)
Terdapat tiga hukum tajwid. Pertama, ikhfa haqiqi karena fathah tanwin bertemu huruf sya. Kemudian, Idgham bighunnah karena ada fathah tanwin bertemu huruf mim.
Terakhir, ada idgham bilaghunnah. Alasannya karena ada nun sukun bertemu huruf la.
الۡمُؤۡمِنِيۡنَ
(al Mu'mininna)
Ada Alif lam qomariyah. Alasannya karena Alif Lam bertemu Mim. Cara bacanya lam mati dibaca jelas.
Kemudian, ada juga mad thabi'i (huruf ya dikasroh). Cara bacanya 2 ketukan.
يَعْمَلُونَ
(Ya'maluuna)
Ada tajwid mad thabi'i (Wau di-dhommah). Cara bacanya dua ketukan.
أَنَّ
(Annaa)
Hukum tajwidnya ghunnah, karena ada huruf nun bertasydid pada "Anna". Cara bacanya didengungkan)
لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا
(Lahum Ajron hasanaa)
Ada hukum tajwid idzhar syafawi. Alasannya karena ada mim sukun bertemu huruf alif. Cara bacanya jelas.
Kemudian, ada qalqalah sughra (أَجْرًا, huruf Jim dipantulkan tipis). Lalu, ada juga Idzhar halqi karena tanwin bertemu huruf ha.
3. Ayat 3
مّٰكِثِيۡنَ فِيۡهِ اَبَدًا ۙ
“Maakitsiina fiihi abadaa”
Artinya: "Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya."
Hukum tajwid:
مّٰكِثِيۡنَ فِيۡهِ
(Maa kitsiina Fiihi)
Ada hukum hukum tajwid mad thabi'i, karena ada huruf berharakat fathah sebelum alif mati. Cara bacanya dua ketukan.
أَبَدًا
(Abadaa)
Hukum tajwidnya adalah mad iwadh. Alasannya karena karena Alif ditanwin fatah dengan tanda waqaf. Panjangnya dua kali ketukan.
4. Ayat 4
وَّيُنۡذِرَ الَّذِيۡنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰهُ وَلَدًا
“Wa yunziral laziina qoolut takhazal laahu waladaa”.
Artinya: Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, "Allah mengambil seorang anak."
Hukum tajwid:
يُنۡذ
(yunnzi)
Ada tajwid Ikhfa ausat, karena huruf nun mati bertemu dengan huruf dzal. Cara membacanya ditahan serta dengung condong ke huruf "M".
اللّٰهُ
(allahu)
Ada bacaan Tafkhim. Lafadz Allah dibaca tafkhim karena sebelum lam ada huruf yang berbaris fathah. Cara membacanya dibaca tebal panjangnya 2 harakat.
وَلَدًا
(waladaa)
Terdapat tajwid mad iwad. Alasannya karena ada kalimat yang berharakat tanwin fathah diwakafkan. Cara membacanya dengan suara tanwin dihilangkan, panjangnya 2 harakat.
5. Ayat 5
مَا لَهُمۡ بِهٖ مِنۡ عِلۡمٍ وَّلَا لِاٰبَآٮِٕهِمۡؕ كَبُرَتۡ كَلِمَةً تَخۡرُجُ مِنۡ اَفۡوَاهِهِمۡؕ اِنۡ يَّقُوۡلُوۡنَ اِلَّا كَذِبًا
“Maa lahum bihii min 'ilminw wa laa li aabaaa'ihim; kaburat kalimatan takhruju min afwaahihim; iny yaquuluuna illaa kazibaa”
Artinya: “Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka.
Hukum tajwid:
مَا لَهُمۡ
(maa lahum)
Ada tajwid Mad thabi'i (mad asli). Alasannya karena sebelum huruf alif mati ada huruf yang berharakat fathah. Cara bacanya dibaca panjangnya 2 harakat.
مَا لَهُمۡ بِهٖ مِنۡ
(maa lahum bihii)
Terdapat bacaan Ikhfa syafawi, karena mim mati bertemu dengan huruf ba. Cara membacanya suara mim mati ditahan serta dengung ke hidung.
مِنۡ عِلۡمٍ وَّلَا
(Min ‘ilmi walaa)
Pertama, ada bacaan izhar halqi. Alasannya karena nun sukun bertemu huruf ‘ain. Kemudian, ada juga idgham bighunnah karena tanwin bertemu huruf wawu.
6. Ayat 6
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّـفۡسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمۡ اِنۡ لَّمۡ يُؤۡمِنُوۡا بِهٰذَا الۡحَـدِيۡثِ اَسَفًا
“Fala'allaka baakhi'un nafsaka 'alaaa aasaarihim illam yu;minuu bihaazal hadiisi asafaa”
Artinya: Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).
Hukum tajwid:
بَاخِعٌ
(baakhi’un)
Ada Mad thabi'i (mad asli), karena sebelum alif mati ada huruf berbaris fathah. Cara bacanya dibaca panjang 2 harakat.
عَلٰٓى اٰثَار
('alaaa aasaari)
Ada bacaan Mad jaiz munfasil. Alasannya karena mad thabi'i berada dalam satu kalimah menghadapi hamzah yang ada di kalimat lain. Cara bacanya panjang 2 harakat sampai 5 harakat.
7. Ayat 7
اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَى الۡاَرۡضِ زِيۡنَةً لَّهَا لِنَبۡلُوَهُمۡ اَ يُّهُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا
“Innaa ja'alnaa ma 'alal ardi ziinatal lahaa linabluwahum ayyuhum ahsanu 'amalaa”
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.
Hukum tajwid:
اِنَّا
(innaa)
Ada bacaan ghunnah. Alasannya karena ada nun bertasydid. Cara bacanya ditahan serta dengung.
جَعَلۡنَا مَا
(ja’alnamaa)
Ada bacaan Mad thabi'i (mad asli), karena sebelum alif mati ada huruf yang berharakat fathah. Cara bacanya dibaca panjang 2 harakat.
عَمَلًا
(‘amalaa)
Kalimat di atas memiliki bacaan Mad iwad. Alasannya karena ada kalimat yang berharakat tanwin fathah diwakafkan. Cara membacanya suara tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat.
8. Ayat 8
وَاِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا عَلَيۡهَا صَعِيۡدًا جُرُزًا
“Wa innaa lajaa 'iluuna maa 'alaihaa sa'aiidan juruzaa”
Artinya: Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering.
Hukum tajwid:
وَاِنَّا
(wainna)
Ada bacaan ghunnah. Alasannya ada nun bertasydid. Cara bacanya ditahan serta dengung.
عَلَيۡهَا
(‘alaihi)
Terdapat Mad thabi'i (mad asli), karena sebelum alif mati ada huruf yang berharakat fathah. Cara bacanya dibaca panjang 2 harakat.
صَعِيۡدًا جُرُزًا
(sa'aiidan juruzaa)
Kalimat di atas memiliki Ikhfa ausat, karena ada huruf tanwin bertemu dengan huruf jim. Cara membacanya ditahan serta dengung condong ke huruf "M".
9. Ayat 9
اَمۡ حَسِبۡتَ اَنَّ اَصۡحٰبَ الۡـكَهۡفِ وَالرَّقِيۡمِۙ كَانُوۡا مِنۡ اٰيٰتِنَا عَجَبًا
“Am hasibta anna Ashaabal Kahfi war Raqiimi kaanuu min Aayaatinaa 'ajabaa”
Artinya: Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?
Hukum tajwid:
حَسِبۡتَ
(hasibta)
Ada Qalqalah sugra, yaitu huruf ba yang berharakat mati (sukun). Cara bacanya memantul.
وَالرَّقِيۡمِۙ
(war Raqiimi)
Pertama, ada Alif lam syamsiyyah, karena alif lam bertemu dengan huruf ro (huruf syamsiyyah). Cara bacanya huruf lam di masukan ke huruf ro .
Kemudian, ada Mad thabi'i (mad asli). Alasannya karena sebelum ya mati ada huruf yang berbaris kasrah. Cara membacanya dibaca panjang 2 harakat.
10. Ayat 10
اِذۡ اَوَى الۡفِتۡيَةُ اِلَى الۡـكَهۡفِ فَقَالُوۡا رَبَّنَاۤ اٰتِنَا مِنۡ لَّدُنۡكَ رَحۡمَةً وَّهَيِّئۡ لَـنَا مِنۡ اَمۡرِنَا رَشَدًا
“Iz awal fityatu ilal Kahfi faqooluu Rabbanaaa aatinaa mil ladunka rahmatanw wa haiyi' lanaa min amrinaa rashadaa”
Artinya: (Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami."
Hukum tajwid:
الۡفِتۡيَةُ
(al fityatu)
Kalimat di atas terdapat Alif lam qamariyah, karena alif lam bertemu dengan huruf fa (huruf Qamariyah). Cara membacanya lam mati dibaca jelas.
مِنۡ لَّدُنۡكَ
(mil ladunka)
Ada tajwid Idgham bilaghunah. Alasannya karena ada nun mati bertemu dengan huruf lam. Cara membacanya suara nun mati dimasukan ke huruf lam serta tidak memakai dengung.
مِنۡ اَمۡر
(min amri)
Terdapat bacaan Izhar halqi. Alasannya karena nun mati bertemu dengan huruf hamzah. Cara membacanya suara nun mati dibaca jelas.
Demikian ulasan mengenai hukum tajwid Surat Al Kahfi ayat 1-10. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam
(wid)