Jaga Lidah: Ucapan Buruk Bisa Menjadi Doa dan Terkabul

Kamis, 20 Agustus 2020 - 09:46 WIB
loading...
Jaga Lidah: Ucapan Buruk...
Ilustrasi/ist
A A A
MENJAGA lisan dari perkataan buruk merupakan keharusan. Mulutmu adalah harimaumu. ''Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah ia mengucapkan perkataan yang benar atau (lebih baik) diam.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Imam Nawawi menjabarkan bahwa hadis di atas adalah hadis sahih , yang menjelaskan bahwa kita tidak pantas berbicara kecuali berbicara yang baik dan jelas-jelas mengandung maslahat. Bila diragukan kemaslahatannya, maka diam adalah langkah yang utama untuk dilakukan.

Baca juga: Lagi, Soal Jilbab dan Batasan Aurat Perempuan Menurut Quraish Shihab

Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

“Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan yang menyebabkan dia tergelincir ke dalam neraka yang jaraknyaa lebih jauh antara timur dan barat.” (HR. Bukhari Muslim).

Allah berfirman:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS Qaf: 18)

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Dan jangalah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,penglihatan dan hatim semuanya itu akan diminta pertanggungjawabnya.” (QS Al-Isra: 36)

Ucapan Jadi Doa
Ucapan buruk bisa adalah doa, sehingga bisa menjadi kenyataan. Sebuah kisah yang diceritakan oleh Ibnu Abbas:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى أَعْرَابِيٍّ يَعُودُهُ، قَالَ: وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ عَلَى مَرِيضٍ يَعُودُهُ قَالَ: «لاَ بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ» فَقَالَ لَهُ: «لاَ بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ» قَالَ: قُلْتُ: طَهُورٌ؟ كَلَّا، بَلْ هِيَ حُمَّى تَفُورُ، أَوْ تَثُورُ، عَلَى شَيْخٍ كَبِيرٍ، تُزِيرُهُ القُبُورَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَنَعَمْ إِذًا

“Nabi Muhammad mendatangi seorang Badui yang sedang sakit. Setiap mengunjungi orang sakit, Nabi bersabda: ‘Tidak apa-apa, menjadi penghapus dosa. insyaallah.’ Begitu juga perkataan Nabi tersebut, beliau sampaikan kepada orang Badui yang sedang sakit. Reaksi Badui ketika mendapatkan doa, malah berkata: ‘Penghapus dosa? Sekali-kali tidak (tidak mungkin), sakit panas saya yang bergejolak ini memang menimpa orang tua yang sudah lanjut usia yang mengantarkannya ke alam kubur.’

Maka Nabi Muhammad SAW bersabda: “Iya sudah kalau begitu” (HR Al-Bukhari: 3616).

Setelah orang Badui mengatakan bahwa panas yang ia derita adalah panas yang menghantarkannya kepada kematian, menurut At-Thabarani, besok paginya si Badui meninggal dunia.

Baca juga: Begini Penjelasan Quraish Shihab Soal Kerudung dan Aurat Perempuan

Cerita lain tentang ucapan yang menjadi kenyataan adalah kisah Nabi Yusuf saat digoda oleh seorang wanita dan wanita-wanita lain, Nabi Yusuf sampai berdoa:

رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ

Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh" (QS Yusuf: 33).

Doa pilihan Nabi Yusuf yang lebih memilih penjara daripada terjerumus bersama para wanita, akhirnya diijabahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala yang akhirnya memang Nabi Yusuf dipenjara namun ia juga bebas dari tipu daya wanita:

فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Maka Tuhan memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui” (QS Yusuf: 34)

Baca juga: Siti Khadijah: Hanya Setan yang Senang Melihat Aurat

Dalam syair Majnunu Laila ­–yang artinya orang yang tergila-gila dengan Laila, bukan Laila Majnun yang berarti Laila yang gila–Qais melantunkan:

فلو كنتُ أعمى أخبِط الأرضَ بالعصا ۞ أصمَّ فنادتني أجبتُ المناديا!

“Jika saja aku ini menjadi buta, akan aku hentakkan tongkatku di atas muka bumi. Dan apabila aku tuli pun, andai saja Laila mengundangku, aku akan datangi pengundang tersebut.”

Sebagian perawi mengisahkan bahwa Qais di kemudian hari menjadi buta dan tuli setelah melantunkan syairnya tentang buta dan tuli.

Baca juga: Pakaian Sebagai Pelindung: Iman Itu Telanjang, Pakaiannya Adalah Takwa

Bahaya Lidah
Dalam kitabnya Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali , mengemukakan ada 14 macam bahaya lidah yang harus diperhatikan manusia. Pertama, perkataan yang tidak bermanfaat yang bisa membuat hati kasar.

Kedua, mereka yang banyak omong, maka ia banyak bohong. Ketiga, omong kosong. Padahal ciri-ciri orang beriman (QS 23:3) adalah mereka yang senantiasa menghindarkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat.

Baca juga: Hindarilah Telanjang, Ada Malaikat yang Selalu Bersama Kita

Keempat, menyebabkan pertengkaran dan dendam kesumat. Kelima, banyak bicara akan menimbulkan permusuhan antarkelompok dan golongan. Keenam, mereka yang berbohong dengan mengaku sebagai pakar suatu bidang. Ketujuh, ucapan yang mengandung hujatan dan cacian.

Kedelapan, ucapan yang mengutuk seseorang atau satu golongan. Kesembilan, ungkapan syair atau nyanyian porno yang membangkitkan nafsu kebinatangan seseorang.

Kesepuluh, senda gurau dengan memperolok-olok orang lain. Rasulullah bersabda: ''Sesungguhnya mereka yang menertawakan teman-temannya, mereka akan jatuh ke dalam neraka, lebih jatuh dari bintang surya.''

Baca juga: Makanan Olahan: Setiap yang Memabukkan Adalah Haram

Kesebelas, mengejek orang lain. Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS 49: 11).

Kedua belas, membuka rahasia orang lain. Ketiga belas, berjanji palsu. Keempat belas, bersumpah palsu. Semua itu akan merusak nilai-nilai amanah. Rasulullah bersabda: ''Waspadalah terhadap pembohong! Sebab pembohong dan orang-orang yang dzalim sama-sama dalam neraka.'' (HR Ibnu Majah)

Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah: ''Apa penyebab terbesar orang masuk neraka?'' Nabi menjawab: ''Karena lidah dan kemaluannya.'' (HR Turmudzi). Mudah-mudahan kita semua dapat mengendalikan diri. (Baca juga: Wawasan Al-Qur'an: Ini Ayat-Ayat yang Jadi Dalil Larangan Seni Suara)
(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5341 seconds (0.1#10.24)