Dialog Prof Wilson dan Imam Chirri: Yahudi Tidak Menekankan Hidup setelah Mati

Kamis, 07 Desember 2023 - 09:49 WIB
loading...
Dialog Prof Wilson dan Imam Chirri: Yahudi Tidak Menekankan Hidup setelah Mati
Prof Dr Wilson H. Guertin dan Imam Muhammad Jawad Chirri. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Berikut ini adalah dialog Prof Dr Wilson H. Guertin dan Imam Muhammad Jawad Chirri yang dikutip dari buku yang diterjemahkan HM Ridho Umar Baridwan, SH berjudul "Dialog tentang Islam dan Kristen" (Alma'arif, 1981).

Imam Mohammad Jawad Chirri adalah seorang ulama dan dosen , kelahiran Lebanon . Beliau direktur dan Ketua Kerohanian di pusat Islam di Detroit, Amerika. Sedangkan Dr Wilson H. Guertin adalah Ilmuwan terkemuka dalam ilmu jiwa (psychology).



Berikut petikan dialog tersebut:

Prof Wilson H. Guertin: Perjanjian Lama tidak jelas dalam hal Alam Baka . Yahudi tidak menekankan hidup setelah mati. Perjanjian Baru telah berhubungan dengan masalah itu, dan membicarakan dengan jelas dari Alam Baka. Oleh karena itu, Kristen , pada umumnya, mempercayai Alam Baka.

Saya mengetahui bahwa Kitab Suci Al Qur'an mengakui Alam Baka ini, tetapi saya ingin mengetahui bahwa hal ini dianggap salah satu dari pokok kepercayaan Islam.

Imam Mohammad Jawad Chirri: Azas dari kebangkitan kembali adalah suatu bab penting dalam kepercayaan Islam . Islam menyatakan bahwa bangsa manusia akan berhenti berada di planet ini dan pada suatu hari tertentu, ditentukan oleh Tuhan dan diketahui hanya oleh Dia. Setiap manusia akan dibangkitkan lagi, karena dia akan dituntut untuk memberikan laporan apa yang telah ia lakukan selama hidupnya.



Setiap orang akan menerima pada hari itu hadiah (ganjaran) atau hukuman sesuai dengan perbuatannya baik atau jelek:

"Segenap apa yang dibumi akan musnah, dan wajah Tuhan engkau akan tetap tinggal (selamanya), Yang Besar dan Mulia." ( QS 55 : 26-27)

"Dan mereka telah pernah mengatakan: Apakah ketika kami telah mati, dan telan menjadi tanah dan tulang belulang, akan dibangkitkankah kami kembali? Katakan: Sesungguhnya orang-orang yang dahulu dan orang-orang kemudian, semuanya sudah tentu akan dikumpulkan bersama-sama di waktu yang ditentukan, di hari yang terkenal." ( QS 56 : 47)

Prof Wilson H. Guertin: Konsep (pengertian) tentang Alam Baka adalah sangat jauh dari lingkungan pengalaman manusia. Tidaklah mudah untuk memikirkan bahwa seseorang yang meninggal secara fisik akan melanjutkan hidup secara rohani atau bahwa dia akan hidup kemudian, jauh setelah dia meninggal. Ilmu pengetahuan, tidak dapat membuktikan kemungkinan hidup setelah mati, tidak dapat memberikan bantuan terhadap konsep yang demikian.



Imam Mohammad Jawad Chirri: Meskipun konsep Alam Baka di luar lingkungan pengalaman kita, hal itu tampak logis. Untuk mengukuhkan, kita harus menyetujui azas ini.

Kita percaya pada Tuhan dan keadilanNya. Tuhan yang Adil, Yang Perkasa, tidak diharapkan membiarkan orang yang melakukan kebaikan tanpa suatu hadiah (ganjaran), juga tidak kita harapkan Dia membiarkan orang-orang yang menindas untuk tidak dihukum .

Berjuta orang yang berbuat baik, menindas dan menggoda, hidup dan meninggal tanpa dibalas.

Berjuta-juta orang yang berbuat kesalahan, pembunuhan, dan kekejaman hidup dan meninggal tanpa dihukum di dunia ini. Tuhan Yang Adil yang Perkasa, tidak akan membiarkan orang-orang yang melakukan kesalahan lepas dari hukumanNya, juga Dia tidak membiarkan orang-orang yang berbuat baik untuk tidak diberi balasan.

Harus ada dunia lain di mana akan ada waktu untuk mempergunakan keadilan Tuhan. Kitab Suci Qur'an mendasarkan keperluan Alam Baka pada konsep keadilan Tuhan:

"Di hari itu manusia berangkat dalam beberapa rombongan, supaya kepada mereka diperlihatkan perbuatannya. Dan siapa yang mengerjakan perbuatan baik seberat atom, akan dilihatnya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat atom, akan dilihatnya." ( QS 99 : 6-8).

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1708 seconds (0.1#10.140)