Peringatan Wafatnya Jalaluddin Rumi: 750 Tahun Tetap Menjadi Misteri
loading...
A
A
A
“Aku adalah hamba Al-Quran, selama aku masih mempunyai ruh.
Akulah debu di jalan Muhammad, Yang Terpilih.
Jika seseorang menafsirkan kata-kata saya dengan cara lain,
Orang itu saya sesali, dan saya sesalkan kata-katanya.”– Rumi
Rumi adalah seorang cendekiawan Islam, mengikuti garis keturunan yang panjang, dan mengajarkan Syariah atau hukum Islam. Ia juga mempraktikkan Tasawwuf. Ini adalah cara untuk memahami dan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui penyucian batin, merefleksikan dan mengingat Tuhan melalui nyanyian meditatif, lagu dan kadang-kadang bahkan tarian.
Pemikir dan penyair lain pada masanya termasuk Ibn Arabi, filsuf Andalusia dan Fariddudin Attar, penulis Mantiq-ut-Tayr (Konferensi Burung) dari Persia.
Keterbukaan Islam terhadap diskusi dan perdebatan pada saat ini memungkinkan puisi dan seni berkembang, mempengaruhi karya penyair Persia lainnya seperti Hafez dan Omar Khayyam.
Akulah debu di jalan Muhammad, Yang Terpilih.
Jika seseorang menafsirkan kata-kata saya dengan cara lain,
Orang itu saya sesali, dan saya sesalkan kata-katanya.”– Rumi
Rumi adalah seorang cendekiawan Islam, mengikuti garis keturunan yang panjang, dan mengajarkan Syariah atau hukum Islam. Ia juga mempraktikkan Tasawwuf. Ini adalah cara untuk memahami dan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui penyucian batin, merefleksikan dan mengingat Tuhan melalui nyanyian meditatif, lagu dan kadang-kadang bahkan tarian.
Pemikir dan penyair lain pada masanya termasuk Ibn Arabi, filsuf Andalusia dan Fariddudin Attar, penulis Mantiq-ut-Tayr (Konferensi Burung) dari Persia.
Keterbukaan Islam terhadap diskusi dan perdebatan pada saat ini memungkinkan puisi dan seni berkembang, mempengaruhi karya penyair Persia lainnya seperti Hafez dan Omar Khayyam.
(mhy)