Batasan Bercanda dalam Islam, Simak Baik-baik!

Jum'at, 02 Februari 2024 - 17:29 WIB
loading...
Batasan Bercanda dalam...
Batasan bercanda dalam Islam sangat diperhatikan dengan seksama. Ada adab dan etikanya sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Foto ilustrasi/google
A A A
Batasan bercanda dalam Islam sangat diperhatikan dengan seksama. Ada adab dan etika -nya sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.

Dalam sebuah riwayat Imam Abu Daud dan Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah adu cepat lari sebanyak dua kali bersama istrinya, 'Aisyah radhiyallahu 'anha, yang pertama ‘Aisyah pemenang dan yang kedua 'Aisyah kalah."

Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan bahwa Rasulullah shallalallahu alaihi wa sallam bercanda dengan sahabatnya bernama Zahir, beliau mengagetkannya dengan cara memeluknya dari belakang dan menutup mata Zahir ketika berjualan di pasar, dan seterusnya.

Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Sungguh, ada seorang lelaki meminta kepada Nabi صلى الله عليه وسلم sebuah kendaraan untuk dinaiki. Nabi mengatakan, 'Aku akan memberimu kendaraan berupa anak unta.' Orang itu (heran) lalu berkata, 'Apa yang bisa saya perbuat dengan anak unta itu?' Nabi bersabda: "Bukankah unta betina itu tidak melahirkan selain unta (juga)?". (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Orang-orang saleh juga bergurau. Bakr bin Abdullah mengisahkan, "Dahulu para sahabat Nabi (bergurau dengan) saling melempar semangka. Tetapi, ketika mereka dituntut melakukan sesuatu yang sungguh-sungguh, maka mereka adalah para kesatria." (Lihat Shahih Al-Adabul Al Mufrad No. 201)

Pada suatu hari, Imam Asy-Sya’bi rahimahullah bergurau, maka ada orang yang menegurnya dengan mengatakan, "Wahai Abu ‘Amr (Imam Asy Sya’bi), apakah kamu bercanda?" Beliau menjawab, "Seandainya tidak begini kita akan mati karena bersedih." (Al-Adab Asy Syar’iyyah, 2/214)

Batasan atau Adab Bercanda dalam Islam

1. Hindari Berbohong

Tidak sedikit manusia berbohong-berkata dusta hanya untuk mencari perhatian dan tawa manusia. Kadang mereka mencampurkan antara yang fakta dan kebohongan atau ada yang bohong sama sekali. Islam membimbing umatnya agar jujur dalam serius maupun candanya.

Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah bersabda: "Seorang hamba tidak dikatakan beriman dengan sepenuhnya kecuali jika dia meninggalkan berbohong ketika bergurau, dan meninggalkan berdebat meski ia benar." (HR Ahmad)

Dr. Muhammad Rabi’ Muhammad Jauhari mengatakan: "Beliau (Nabi) memberikan arahan kepada para sahabatnya agar memiliki komitmen yang kuat untuk jujur dalam bergurau dan memperingatkan dari dusta saat bergurau. Dari Bahz bin Hakim, katanya: berkata ayahku, dari ayahnya, katanya: bahwa Rasulullah bersabda: "Celakalah bagi yang bicara lalu dia berdusta hanya untuk membuat orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia." (HR Abu Daud, At Tirmidzi).

2. Hindari Kata-kata Kotor, Kasar, dan Keji

Kadang ada orang yang bergurau dengan menggunakan kata-kata kotor dan tidak pantas, baik mengandung porno, mengejek secara kasar, bisa jadi semua berawal dari sindiran kecil, dan semisalnya. Boleh jadi itu mengundang tawa. Tapi itu adalah gurauan berkualitas rendah yang tidak pantas dilakukan seorang muslim.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ


"Wahai orang-orang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum lainnya..." (QS. Al Hujurat: 11)

Dari Alqamah bin Abdillah, dia berkata: Bersabda Rasulullah: "Bukan orang beriman yang suka menyerang, melaknat, berkata keji, dan kotor." (HR Tirmidzi No. 1977, Hasan gharib)

3. Hindari Berlebihan

Aktivitas apapun jika berlebihan tidak akan baik. Jika hal-hal yang pasti sunnahnya saja mesti menghindari sikap berlebihan karena khawatir dianggap wajib. Apalagi aktivitas yang boleh-boleh saja seperti bergurau yang berpotensi melalaikan hati manusia.

Allah berfirman:

وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ


"Dan janganlah kalian melampaui batas sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al An’am: 141)

Nabi bersabda:

لاَ تُكْثِرِ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ


"Janganlah engkau sering tertawa, karena sering tertawa akan mematikan hati." (HR Ibnu Majah No 3400)

Syeikh Hasan Al-Banna rahimahullah berkata: "Jangan banyak tertawa, sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (berdzikir) adalah tenang dan tenteram. Jangan suka bergurau, karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh- sungguh terus menerus." (Washaya Al ‘Asyr Lil Imam Hasan Al Banna)

4. Hindari Main Fisik

Main fisik di sini maksudnya adalah mengejek kondisi fisik seseorang (kurus, gemuk, hitam, pendek, pincang, pesek, dan lainnya) untuk mengundang tawa, atau memang menyakiti fisiknya dengan tangan kita. Ini terlarang dalam agama.

Rasululah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda:
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1929 seconds (0.1#10.140)