Waspada dengan Pemimpin Bodoh dan Kekanak-kanakkan, Inilah Peringatan Rasulullah SAW dalam Hadisnya

Jum'at, 09 Februari 2024 - 09:38 WIB
loading...
Waspada dengan Pemimpin Bodoh dan Kekanak-kanakkan, Inilah Peringatan Rasulullah SAW dalam Hadisnya
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya agar berdoa dan memohon perlindungan Allah SWT dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh. Inilah dua pemimpin yang amat buruk apabila ia menggenggam kekuasaan. Foto ilustrasi/ist
A A A
Waspada dengan pemimpin yang bodoh dan kekanan-kanakkan . Jika pemimpin seperti itu ada dan ia enggan memerintah dengan petunjuk dari Rasulullah Salallahu’alihi wassalam, maka ini merupakan salah satu tanda kiamat telah dekat.

Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan umatnya agar berdoa dan memohon perlindungan Allah SWT dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh . Inilah dua pemimpin yang amat buruk apabila ia menggenggam kekuasaan. Ia dapat menjadi sebab kemadharatan dan kerusakan.

Rasulullah SAW pun berdoa kepada Allah SWT:

اللهم إني أعوذبك من إمارةِ الصبيان والسفهاء


“Ya Allah, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad).

Doa baginda Nabi SAW ini, tercantum dalam Adabul Mufrad, yakni salah kumpulan hadis riwayat Imam Bukhari di luar kumpulan hadis shahihnya yang masyhur: Al-Jami’ Ash-Shahih atau populer dengan sebutan Shahih Bukhari.
Di satu sisi sabda Nabi SAW adalah doa, di sisi lain ada pelajaran besar yang patut direnungkan umat Islam, yakni bahwa yang menjadi pemimpin bagi suatu kelompok, wilayah atau bangsa tidaklah pasti orang yang mumpuni dan memiliki kedewasaan berpikir yang sangat matang.

Dalam hadis lain, dijelaskan:

عن عوف بن مالك رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا : إِمَارَةَ السُّفَهَاءِ وَ سَفْكَ الدَّمِ وَ بَيْعَ الْحُكْمِ وَ قَطِيْعَةَ الرَّحْمِ وَ نَشْوًا يَتَّخِذُوْنَ الْقُرْآنَ مَزَامِيْرَ وَ كَثْرَةَ الشُّرَطِ


Dari Auf bin Malik radhyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:

"Aku khawatir atas kalian enam perkara: imarah sufaha (orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin), menumpahkan darah, jual beli hukum, memutuskan silaturahim, anak-anak muda yang menjadikan Al Quran sebagai seruling-seruling, dan banyaknya algojo (yang zalim)" (HR. ath Thabrani dalam Al Mu’jamul Kabiir 18/57 no 105)

Hikmah Hadis :

1. Sangat mungkin seseorang menjadi pemimpin bagi suatu kaum atau wilayah, padahal ia kekanak-kanakan sifatnya, tidak pula matang pikiran maupun pribadinya, meskipun usianya sudah cukup tua. Sebagaimana sangat mungkin pula seseorang yang tidak memiliki kapasitas sebagai pemimpin, bodoh pula, menjadi pemimpin suatu masyarakat. Ia tidak mampu mengambil kebijakan sendiri secara matang dan membawa maslahat, ceroboh dalam bertindak, tetapi mengelak dari tanggung-jawab atas berbagai keputusannya yang salah. Ini terjadi ketika sifat kekanak-kanakan dan kebodohan berkumpul menjadi satu pada diri seorang pemimpin. Karena itu kita memohon dijauhkan dari yang pemimpin yang seperti itu.

2. Sungguh sangat besar keburukan pemimpin yang bodoh ini, karena ia akan zalim dan berakhlak buruk, terlebih jika ia pandai memoles dirinya sehingga tampak baik. Banyak fitnah yang dapat terjadi, banyak kerusakan yang dapat ditimbulkan dari berkuasanya pemimpin zalim. Karena itulah, kita perlu senantiasa memohon dalam berbagai kesempatan hidup kita ini, bukan hanya ketika sedang dibayang-bayangi kemungkinan hadirnya pemimpin yang zalim.

Azab Bagi Kaumnya

Jika mencermati Al-Qur’an dan hadis, maka kita dapati betapa pemimpin yang zalim itu hadir sebagai azab bagi kaum yang banyak berbuat zalim.

Allah Ta’ala berfirman:

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ


“Demikianlah Kami jadikan sebagian orang zalim menjadi penguasa bagi sebagian orang zalim lainnya disebabkan dosa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 129).

Imam Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Anshari Al-Qurthubi, seorang mufassir sekaligus ahli hadis asal Cordoba, Spanyol menerangkan bahwa ayat tersebut merupakan ancaman bagi orang-orang zalim. Apa ancamannya? Selama mereka tidak menghentikan kezalimannya, maka Allah akan tunjuk orang zalim lainnya yang akan menindas mereka.

Ada kaum yang berbuat zalim, membiarkan kezaliman, menganggap perbuatan zalim sebagai hak atau hal yang biasa, lalu Allah Ta’ala biarkan musibah menimpa mereka berupa berkuasanya orang yang lebih zalim. Begitu banyak yang berbuat zalim, tetapi akibatnya turut menimpa yang tidak melakukan kezaliman. Bagi mereka yang terkena kezaliman inilah, Allah Ta’ala bukakan pintu-pintu doa yang lebih mustajabah.

Apa saja kezaliman yang merata itu? Banyak bentuknya. Curang dalam menakar, mengurangi timbangan, menipu dalam jual beli, mengambil hak fakir miskin serta mustahik lain dari harta zakat, serta beragam-ragam kezaliman lain yang kadang memperoleh pembenaran dengan istilah yang bagus.

Dan kezaliman terbesar ialah ketika seorang pemimpin menyesatkan orang-orang yang dipimpinnya demi melanggengkan kekuasaan. Diciptakanlah kesesatan oleh dirinya sendiri atau dengan bantuan orang lain.

Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1434 seconds (0.1#10.140)