Muslim AS Takkan Pilih Biden Lagi pada Pemilu Mendatang

Selasa, 13 Februari 2024 - 05:15 WIB
loading...
A A A
Mengakhiri Siklus Kebencian

Hammoud menghabiskan sebagian besar minggu ini untuk melakukan panggilan telepon dan menerima pejabat pemerintahan Biden yang ingin memenangkan kembali pemilih yang tidak puas.

Dia juga menghadapi dampak buruk dan ketakutan akan serangan setelah Wall Street Journal memuat kolom opini yang menyebut kotanya sebagai "ibukota jihad" atas demonstrasi massal pro-Palestina.

Segera setelah publikasinya, Hammoud meningkatkan kehadiran polisi di kota tersebut di tengah kekhawatiran akan adanya serangan terhadap anggota komunitas Arab.

Sejak 7 Oktober, telah terjadi serangkaian serangan mematikan terhadap warga Amerika keturunan Palestina dan individu yang menyatakan dukungan terhadap perjuangan Palestina.

Hammoud mengatakan opini tersebut merupakan upaya yang disengaja untuk memfitnah gerakan akar rumput yang diorganisir oleh Muslim dan non-Muslim.

“Tuduhan-tuduhan yang dilontarkan terhadap kota Dearborn adalah sebuah kebodohan yang disengaja, dan juga dimaksudkan untuk menimbulkan lebih banyak perpecahan, lebih banyak kebencian, lebih banyak kefanatikan terhadap masyarakat kota Dearborn,” katanya.



Hammoud mencatat bahwa Dearborn bukanlah orang yang asing dengan kebencian, dan selama beberapa dekade terakhir kota ini telah menghadapi serangan dan ancaman terhadap komunitas Muslim, termasuk rencana aksi unjuk rasa pendeta Terry Jones yang membakar Al-Quran di luar Islamic Center of Dearborn pada tahun 2011.

Fakta bahwa, bertahun-tahun kemudian, kebencian terus ditunjukkan terhadap kota tersebut adalah “bagian yang paling mengecewakan dari semua ini”, menurut Hammoud.

"Dan sebagai ayah dari dua anak, sebagai seseorang yang dibesarkan di era pasca-911, saya pikir Amerika lebih baik dari ini. Namun tampaknya jalan kita masih panjang untuk mengakhiri siklus kebencian."

Gaza Sangat Pribadi

Di luar kantornya di Pusat Administratif Dearborn, sebuah gedung sederhana di sebelah perusahaan kereta api dan di seberang Ford World Headquarters, Hammoud mondar-mandir di tempat parkir sambil berbicara di telepon.

Pada hari-hari biasa, jadwal Hammoud akan diisi dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari Dearborn, mulai dari meningkatkan infrastruktur lalu lintas di Warren Avenue yang terkenal, hingga berupaya agar gedung-gedung kota mendapatkan 100 persen listriknya dari sumber daya energi terbarukan.

Namun, dalam beberapa minggu terakhir ini, ia harus menghadapi banyaknya serangan media selain kampanye Biden dan para pejabat pemerintahan yang berusaha bertemu dengan masyarakat mengenai perang di Gaza, setelah jajak pendapat menunjukkan penurunan dukungan terhadap presiden pada tahun 2017.



Meski sang wali kota sudah bersiap-siap, ia tampak kelelahan pagi itu, akibat perang selama empat bulan di Gaza yang kini meluas hingga ke Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman. Ia juga berpuasa hari itu sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadan, yang dimulai pada bulan Maret.

Rekaman perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 28.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, telah menyebabkan tekanan mental dan emosional pada banyak orang Amerika yang menyaksikan konflik tersebut terus berkecamuk.

Bagi Dearborn, perang ini sangat berdampak karena banyak komunitas Arab dan Muslim yang berasal dari negara-negara tersebut terkena bom dan beberapa di antaranya memiliki keluarga yang terbunuh atau berada dalam bahaya.

Seperti kebanyakan warga Dearborn, Hammoud adalah putra imigran kelas pekerja dari Timur Tengah. Dalam kasusnya, orang tuanya berasal dari Lebanon.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3400 seconds (0.1#10.140)