Khotbah Jumat: Menghindari Jahiliyah Gaya Baru
loading...
A
A
A
Berikut ini naskah khotbah Jumat bejudul "Menghindari Jahiliyah Gaya Baru" yang dinukil dari laman Pimpinan Pusat Muhammadiyah .
Jama’ah salat Jum’at yang semoga dirahmati Allah,
Pujian kita panjatkan kepada Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW , utusan Allah yang membawa petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Saudara-saudara yang dirahmati Allah,
Hari ini, kita bersama-sama merenungi fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia modern. Meskipun mereka tidak lagi menyembah batu dan benda-benda mati secara harfiah, namun kehidupan mereka seringkali terjerumus dalam arah yang dapat dianggap sebagai jahiliyah baru atau neo-jahilism. Al-Quran telah mencerminkan konsep jahiliyah dalam beberapa konteks, salah satunya adalah dalam surat Ali Imran ayat 154.
“Kemudian setelah kamu ditimpa kesedihan, Dia menurunkan rasa aman kepadamu (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari kamu, sedangkan segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah.”
Ayat tersebut menggambarkan kondisi di mana sebagian manusia, ketika dihadapkan pada kesedihan, malah merasa cemas dan ragu-ragu terhadap janji dan keberadaan Allah. Mereka menunjukkan sikap yang mencerminkan keraguan dalam keyakinan, sebagaimana dinyatakan dalam kata-kata “mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah”.
Dalam tafsir ayat ini, kita menyadari bahwa kaum munafik yang dirujuk dalam ayat tersebut adalah mereka yang tidak mantap dalam keyakinan terhadap Allah, meskipun dalam tampilan luar mereka menyatakan ke-Islam-an mereka. Mereka terjebak dalam keraguan dan tidak memiliki keyakinan yang kuat terhadap janji-janji Allah.
Hal ini menggambarkan bahwa jahiliyah tidak hanya terbatas pada penyembahan berhala, tetapi juga mencakup kerusakan epistemologi, yaitu kerusakan pada pemahaman dan keyakinan terhadap ajaran Allah. Kita sebagai umat Islam modern harus mewaspadai fenomena ini dalam kehidupan sehari-hari.
Jamaah salat jumat yang dimuliakan Allah,
Konteks kedua jahiliyah yang diuraikan dalam Al-Quran mencakup perilaku dan tingkah laku yang mencerminkan ketidakpahaman terhadap Allah. Al-Quran menyebutnya sebagai ‘tabaruj al-jahiliyah’ dalam Surat Al-Azhab ayat 33. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak mengadopsi perilaku seperti orang-orang jahiliah dahulu.
إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَ وَلَا رَسُولَ بَعْدَهُ.
قَالَ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَرِيمِ :﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ١٠٢ ﴾ ( اٰل عمران/3: 102)
﴿ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا ١ ﴾ ( النساۤء/4: 1)
﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ٧٠ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا ٧١ ﴾ ( الاحزاب/33: 70-71)
وَقَالَ أَيْضاً : ﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا ٢٩ ﴾ ( النساۤء/4: 29)
اللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينْ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسِانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ :
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَ وَلَا رَسُولَ بَعْدَهُ.
قَالَ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَرِيمِ :﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ١٠٢ ﴾ ( اٰل عمران/3: 102)
﴿ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا ١ ﴾ ( النساۤء/4: 1)
﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ٧٠ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا ٧١ ﴾ ( الاحزاب/33: 70-71)
وَقَالَ أَيْضاً : ﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا ٢٩ ﴾ ( النساۤء/4: 29)
اللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينْ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسِانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ :
Jama’ah salat Jum’at yang semoga dirahmati Allah,
Pujian kita panjatkan kepada Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW , utusan Allah yang membawa petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Saudara-saudara yang dirahmati Allah,
Hari ini, kita bersama-sama merenungi fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia modern. Meskipun mereka tidak lagi menyembah batu dan benda-benda mati secara harfiah, namun kehidupan mereka seringkali terjerumus dalam arah yang dapat dianggap sebagai jahiliyah baru atau neo-jahilism. Al-Quran telah mencerminkan konsep jahiliyah dalam beberapa konteks, salah satunya adalah dalam surat Ali Imran ayat 154.
ثُمَّ اَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ الْغَمِّ اَمَنَةً نُّعَاسًا يَّغْشٰى طَۤاىِٕفَةً مِّنْكُمْ ۙ وَطَۤاىِٕفَةٌ قَدْ اَهَمَّتْهُمْ اَنْفُسُهُمْ يَظُنُّوْنَ بِاللّٰهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ
“Kemudian setelah kamu ditimpa kesedihan, Dia menurunkan rasa aman kepadamu (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari kamu, sedangkan segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah.”
Ayat tersebut menggambarkan kondisi di mana sebagian manusia, ketika dihadapkan pada kesedihan, malah merasa cemas dan ragu-ragu terhadap janji dan keberadaan Allah. Mereka menunjukkan sikap yang mencerminkan keraguan dalam keyakinan, sebagaimana dinyatakan dalam kata-kata “mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah”.
Dalam tafsir ayat ini, kita menyadari bahwa kaum munafik yang dirujuk dalam ayat tersebut adalah mereka yang tidak mantap dalam keyakinan terhadap Allah, meskipun dalam tampilan luar mereka menyatakan ke-Islam-an mereka. Mereka terjebak dalam keraguan dan tidak memiliki keyakinan yang kuat terhadap janji-janji Allah.
Hal ini menggambarkan bahwa jahiliyah tidak hanya terbatas pada penyembahan berhala, tetapi juga mencakup kerusakan epistemologi, yaitu kerusakan pada pemahaman dan keyakinan terhadap ajaran Allah. Kita sebagai umat Islam modern harus mewaspadai fenomena ini dalam kehidupan sehari-hari.
Jamaah salat jumat yang dimuliakan Allah,
Konteks kedua jahiliyah yang diuraikan dalam Al-Quran mencakup perilaku dan tingkah laku yang mencerminkan ketidakpahaman terhadap Allah. Al-Quran menyebutnya sebagai ‘tabaruj al-jahiliyah’ dalam Surat Al-Azhab ayat 33. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak mengadopsi perilaku seperti orang-orang jahiliah dahulu.