Khotbah Jumat: 3 Amalan Persiapan Jelang Ramadan
loading...
A
A
A
Berikut ini adalah naskah khutbah Jumat yang dinukil dari laman Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang 3 amalan persiapan menjelang Ramadan . Berikut khutbah selengkapnya:
Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji kita kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan. Cara untuk mensyukuri nikmat ini ialah dengan mempertebal keimanan kita kepada Allah. Karena itu, khatib pada kesempatan ini mengajak jamaah sekalian untuk meningkatkan takwa dengan mengerjakan segala amal shalih dan meninggalkan segala amal batil.
Shalawat dan salam marilah kita limpahkan kepada Nabi kita yakni Muhammad Saw. Semoga kita termasuk dalam pengikut jejak langkahnya, sehingga dapat merasakan kenikmatan abadi di akhiat kelak.
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita bersama-sama mempersiapkan diri menghadapi bulan Ramadan yang penuh berkah. Sebuah fase waktu yang Allah Swt berikan kepada umat-Nya sebagai peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Jamaah salat jumat yang dimuliakan Allah!
Bulan Ramadan bukan sekadar bulan puasa, namun juga merupakan waktu di mana amalan kebaikan dilipatgandakan, pintu ampunan terbuka lebar, dan kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Oleh karena itu, persiapan yang matang dan sungguh-sungguh sangat diperlukan agar kita dapat maksimal dalam meraih manfaat spiritual Ramadan.
Salah satu langkah penting yang dapat kita lakukan adalah memperbanyak amal shalih, terutama puasa sunah. Puasa sunah tidak hanya menambah pahala, tetapi juga menjadi perisai dari api neraka, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.
“Dari Abi Said al-Khudri r.a. [diriwayatkan bahwa] ia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa berpuasa pada suatu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari api neraka selama 70 tahun”. [HR. al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ahmad, ad-Darimiy, dan Ibnu Majah].
Selain itu, melaksanakan puasa sunah juga dapat menghapus dosa-dosa kita. Sebagaimana termaktub dalam hadis Rasulullah Saw.
“Dari Abi Qatadah, dari Nabi saw [diriwayatkan bahwa] ia berkata: Ada seseorang bertanya kepada Nabi saw. bagaimana pendapat anda tentang puasa Arafah? Nabi menjawab: Puasa Arafah itu dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan yang tersisa. Kemudian orang tadi bertanya lagi: Bagaimana tentang puasa Asyura? Nabi saw. menjawab: Puasa Asyura dapat menghapus dosa yang telah lalu.” [HR. Ahmad].
Di antara puasa sunah yang dianjurkan adalah Puasa Dawud, Puasa Hari Senin dan Kamis, serta puasa ayyam al-bidh atau puasa tiga hari setiap bulan. Menghidupkan sunnah-sunnah ini adalah bentuk tanggung jawab kita sebagai umat yang mencintai Rasulullah SAW dan menginginkan keberkahan dalam hidup kita.
اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا
أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji kita kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan. Cara untuk mensyukuri nikmat ini ialah dengan mempertebal keimanan kita kepada Allah. Karena itu, khatib pada kesempatan ini mengajak jamaah sekalian untuk meningkatkan takwa dengan mengerjakan segala amal shalih dan meninggalkan segala amal batil.
Shalawat dan salam marilah kita limpahkan kepada Nabi kita yakni Muhammad Saw. Semoga kita termasuk dalam pengikut jejak langkahnya, sehingga dapat merasakan kenikmatan abadi di akhiat kelak.
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita bersama-sama mempersiapkan diri menghadapi bulan Ramadan yang penuh berkah. Sebuah fase waktu yang Allah Swt berikan kepada umat-Nya sebagai peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Jamaah salat jumat yang dimuliakan Allah!
Bulan Ramadan bukan sekadar bulan puasa, namun juga merupakan waktu di mana amalan kebaikan dilipatgandakan, pintu ampunan terbuka lebar, dan kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Oleh karena itu, persiapan yang matang dan sungguh-sungguh sangat diperlukan agar kita dapat maksimal dalam meraih manfaat spiritual Ramadan.
Salah satu langkah penting yang dapat kita lakukan adalah memperbanyak amal shalih, terutama puasa sunah. Puasa sunah tidak hanya menambah pahala, tetapi juga menjadi perisai dari api neraka, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُولُ مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللهِ بَعَّدَ اللهُ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا [رواه البخاري ومسلم والترمذي والنسائي وأحمد والدارمي وابن ماجه]
“Dari Abi Said al-Khudri r.a. [diriwayatkan bahwa] ia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa berpuasa pada suatu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari api neraka selama 70 tahun”. [HR. al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ahmad, ad-Darimiy, dan Ibnu Majah].
Selain itu, melaksanakan puasa sunah juga dapat menghapus dosa-dosa kita. Sebagaimana termaktub dalam hadis Rasulullah Saw.
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ لَهُ رَجُلٌ أَرَأَيْتَ صِيَامَ عَرَفَةَ قَالَ أَحْتَسِبُ عِنْدَ اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ: أَرَأَيْتَ صَوْمَ عَاشُورَاءَ قَالَ أَحْتَسِبُ عِنْدَ اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ [رواه احمد]
“Dari Abi Qatadah, dari Nabi saw [diriwayatkan bahwa] ia berkata: Ada seseorang bertanya kepada Nabi saw. bagaimana pendapat anda tentang puasa Arafah? Nabi menjawab: Puasa Arafah itu dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan yang tersisa. Kemudian orang tadi bertanya lagi: Bagaimana tentang puasa Asyura? Nabi saw. menjawab: Puasa Asyura dapat menghapus dosa yang telah lalu.” [HR. Ahmad].
Baca Juga
Di antara puasa sunah yang dianjurkan adalah Puasa Dawud, Puasa Hari Senin dan Kamis, serta puasa ayyam al-bidh atau puasa tiga hari setiap bulan. Menghidupkan sunnah-sunnah ini adalah bentuk tanggung jawab kita sebagai umat yang mencintai Rasulullah SAW dan menginginkan keberkahan dalam hidup kita.